21 Agustus 2013

refleksi minggu keempat Agustus 2013




Lukas 13: 10-17


TAAT DAN KRITIS



 


Menurut Lawrence Kohlberg, perkembangan moral dihubungkan pengambilan sikap tindakan seseorang, terbagi 3 (tiga) bagian besar:  

1. Pra-Konvensional yaitu tingkat penalaran moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan ini. Suatu tindakan berdasarkan konsekuensi langsung. Dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris;  

 2. Konvensional yaitu perkembangan moral seorang remaja atau dewasa. Orang di tingkatan ini menilai tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat.   

3. Pasca-Konvensional yaitu tingkatan akhir yang terkenal sebagai “tingkat berprinsip”, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral.

 


Kohlberg membagi tiap bagian tersebut dengan dua tahap. Jadi menyeluruh ada 6 tahapan. Dan yang paling menarik adalah di tahapan paling terakhir (tahap 6), yang disebut “prinsip etika universal”. Dimana aturan dan hukum hanya valid bila berdasar keadilan. Menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Hal ini dilakukan dengan membayangkan seseorang saat menjadi orang lain. 

 

Dengan cara ini, tindakan tidak pernah menjadi cara tapi selalu menjadi hasil: Seseorang bertindak karena hal itu benar, dan bukan karena ada maksud pribadi, sesuai harapan, legal, atau sudah disetujui sebelumnya.


Sesungguhnya, Tuhan Yesus Kristus jauh sebelumnya sudah sangat meneladankan hal itu. Dan mari kita melakukan seperti yang dilakukanNya. Mari hidup taat dalam Iman, Pengharapan dan Kasih, sekaligus mari kritis terhadap hukum dunia, termasuk hukum negara. 

 

Contoh ketika tindakanNya menolong seorang perempuan (telah 18 tahun dirasuk roh jahat) di hari Sabat. Itu dipertanyakan kepala rumah ibadat dan banyak orang. Dengan kasih sekaligus kritis, Tuhan Yesus menjawab, "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" (ayat 15-16). Amin.


 

 


Tulisan: Lusindo Tobing.

Foto: Linggar.