30 Desember 2017

Menyajikan Khotbah di Natal PPGT (tahun 2107)










Saat menyajikan khotbah di Natal Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Klasis Pulau Jawa 2017 & Dies Natalis PPGT ke 55, @Gereja Toraja - Bintaro. "Pemuda/i hidup membagikan Damai Natal & berkarakter Kristus." 

28 Desember 2017

Refleksi Minggu kelima Desember 2017


Lukas 2: 25-35


Keselamatan Telah Disediakan!



Sebentar lagi kita bersama akan meninggalkan Tahun 2017, dan 
menyongsong-memasuki berkat-berkat baru dari Tuhan di perjalanan Tahun Baru, 2018. Mari setia bersyukur memuji – dengan ucap kata, namun khususnya melalui tingkah laku perbuatan nyata – bahwa keselamatan telah dan akan terus disediakan Tuhan Allah. Seperti kesaksian Simeon di perikop akhir tahun ini, yang memuji-meninggikan nama Allah dalam Tuhan Yesus, sekaligus membesarkan hati Yusuf dan Maria yang saat itu sedang membawa bayi Yesus untuk dicatat namanya di sinagoge.


Simeon tinggal di Yerusalem dan dikenal karena kesalehannya dan
kedekatannya dengan Allah. Sejumlah pakar yang akrab dengan para penulis Yahudi menemukan bahwa pada masa itu memang ada seseorang yang bernama Simeon, seorang yang terkemuka di Yerusalem, yang adalah anak Hillel dan yang menjadi orang pertama yang memperoleh gelar Rabban, gelar tertinggi yang mereka berikan kepada alim ulama mereka dan hanya diberikan kepada tujuh orang di antara mereka. Ia menggantikan kedudukan ayahnya, Hillel, sebagai pemimpin sekolah tinggi yang didirikan ayahnya, dan juga sebagai pemimpin majelis Sanhedrin. Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa ia dikaruniai roh nubuat, dan ia digeser dari kedudukannya karena ia bersaksi menentang pandangan umum orang-orang Yahudi perihal kerajaan sementara Sang Mesias. Lama Simeon menantikan kedatangan Mesias, penantian dan imannya itu tidak sia-sia. Di bawah pimpinan Roh Kudus, ia bertemu bayi Yesus. Dengan demikian, harapan akan datangnya kelepasan dari Allah dapat terwujud. Maka puji-pujian pun mengalir dari bibirnya karena ia telah melihat terang yang akan mengusir kegelapan dosa dan menyelamatkan bangsa-bangsa.

Bagaimana Simeon bisa mengenali Yesus yang masih bayi itu
sebagai Mesias? Kita menemukan jawaban sekaligus refleksi mengakhiri tahun 2017 ini: Pertama, karena Roh Allah yang Kudus menyatakan kebenaran ilahi itu (ayat 26); Kedua, karena setia memelihara kehidupan saleh dan dekat dengan Tuhan (ayat 25). Kedekatan dengan Allah inilah yang juga akan membuat kita lebih peka mendengar suara-Nya, memuji dan memuliakan Allah, dan untuk menyatakan proses penyelamatan Tuhan bagi keluarga, tetangga, masyarakat, kota, bangsa dan dunia. Selamat menyongsong Tahun Baru 2018, selamat terus menerima keselamatan yang telah disediakan Tuhan Yesus Kristus di perjalanan ke depan, dan selamat setia menjadi saluran berkat bagi semua orang, saluran berkat keselamatan-Nya! Amin.



Pdt. Lusindo Tobing

25 Desember 2017

Salam Damai Natal... :)



Salam Damai Natal... (2017) utk ibu, bapak, umat-jemaat, keluarga dan semua sahabat yang kami kasihi sayangi........ "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia" (ket foto: kami sekeluarga depan Pohon Natal payung-payung @d'Emmerick Hotel, Salatiga). 

23 Desember 2017

Salah satu pilihan terbaik yang bisa dijadikan hadiah Natal & Tahun Baru


Salah satu pilihan terbaik yang ibu, bapak dan sahabat-sahabat bisa jadikan hadiah Natal & Tahun Baru kepada keluarga, jemaat/gereja, persekutuan, pendeta, komisi, rekan pelayan, guru, murid, teman-teman, kekasih dan utk siapa saja.. apalagi yang tertarik mempelajari penyajian khotbah dan minimal bagaimana berbicara di depan umum: Buku aku yang baru diterbitkan BPK Gunung Mulia berjudul, "Bahasa Tubuh yang Terbuka dalam Penyajian Khotbah." Dapat dibeli di semua Toko Buku Gunung Mulia se-Indonesia dan Toko Buku Gramedia se-JaBoDeTaBek. Terima kasih.. Salam Damai Natal... 








21 Desember 2017

Refleksi Minggu keempat 2017

Lukas 1: 26-38


Terang Allah Memampukan Kita 

Melakukan Kehendak-Nya




Di dua Minggu pagi menjelang Hari Natal, sebuah pesan masuk di wa (WhatsApp) saya, “Apakah pak pendeta ada waktu untuk saya berkonsultasi?” Lalu saya berpikir ini pasti sesuatu yang sangat penting, sampai di saat menjelang pelayanan ibadah Minggu meminta waktu. Benar saja, WA itu dari seorang ibu muda yang sekitar 10 tahun lalu berpindah iman karena pernikahan, hidup berkeluarga dengan suami dan kedua anak mereka. Singkatnya, di perjalanan 2 tahun terakhir, terang Allah semakin menyapa sang ibu, yang membawanya tiba di keputusan untuk kembali. “Saya ini domba yang tersesat Pak Pdt. Lusindo, saya rindu kembali.” Kerinduannya ini tentu tidak mudah, banyak risiko khususnya dari suami dan keluarga suami, sudah disadari akan dan harus dijalaninya. “Dengan datang ke gereja, saya sekarang semakin mencintai suami saya dan juga anak-anak walau belum seiman” ungkapnya menegaskan bahwa selama ini hidupnya terasa kosong, dan dalam terang kasih Tuhan, ia menikmati damai. 
    
Refleksi Lukas 1: 26-38 kali ini juga tentang seorang perempuan, perempuan muda, manusia biasa yang dipilih Allah menjadi ibu yang luar biasa, Ibu Juruselamat manusia pada segala abad dan tempat. Anugerah yang besar bagi Maria. Respons Maria jadi teladan bagi kita: ia tidak ragu-ragu menerima janji itu. Hal ini merupakan suatu pernyataan penyerahan yang total, walaupun risiko yang harus dihadapi sebagai seorang perempuan yang belum menikah namun hamil - seperti penolakan dari Yusuf dan cemoohan dari keluarga, tetangga dan masyarakat - mungkin akan dihadapinya.

Mari benar-benar hidup dalam terang Allah, mari hidup dimampukan melakukan kehendak-Nya! Ibu muda di cerita awal berani membulatkan tekadnya berkata, “ya, dengan sepenuh hati” untuk kembali hidup dalam terang Allah. Seperti Maria dalam pembacaan kita jelang hari Natal ini, Maria penuh hormat menerima terang dan kehendak Allah, melalui malaikat Gabriel yang memberi salam, “Salam, engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (ayat 28). Karena imannya, Maria menerima risiko kehancuran hubungannya dengan Yusuf. Lagipula, Elisabet isteri Zakharia yang juga mengalami kuasa Allah yang juga ajaib, memberi kekuatan kepada Maria. Selamat Hari Ibu (22 Desember 2017), juga salam damai terang Natal Tahun 2017 dan Tahun Baru 2018. Tidak ada yang mustahil bagi Allah, orang-orang yang mau hidup dalam terang Allah harus berani mengatakan, “Ya Tuhan aku percaya, jadilah padaku kehendak-Mu!” Amin.


Pdt. Lusindo Tobing

18 Desember 2017

Buku aku yang baru sudah bisa dibeli di Toko Buku Gramedia - Mall Pondok Indah, Jakarta




Lagi dan lagi Terpujilah Tuhan... buku baru aku, "Bahasa Tubuh yang Terbuka dalam Penyajian Khotbah" sudah bisa dibeli di Toko Buku Gramedia - Mal Pondok Indah. Sangat tepat dijadikan salah satu kado Natal dan Tahun Baru untuk keluarga dan teman.. Tuhan memberkati ibu, bapak dan sahabat-sahabat semua. Terima kasih... (foto oleh putriku: Natasya Caca Tobing)
:)








17 Desember 2017

Buku aku yang baru di Toko Buku Gramedia - Teras Kota (TeKo) Serpong


Puji Tuhan... Buku aku yg baru, "Bahasa Tubuh yang Terbuka dalam Penyajian Khotbah", juga sudah bisa dibeli di Toko Buku Gramedia - Teras Kota Mall - Serpong. (terima kasih utk jepretan /foto oleh: mama-kezia). 






16 Desember 2017

Refleksi Minggu ketiga Desember 2017

Yesaya 61: 8-11



Terang Allah yang Menyelamatkan




Keselamatan akan mendatangi kita, jika kita berani berjuang hidup
dalam kebenaran. Sebaliknya, jika kita lestari dengan ketidakbenaran, kebohongan dan bahkan hidup dalam kegelapan, maka bisa dipastikan hidup kita tidak akan selamat. Frame refleksi tersebut tampak di berita yang tidak baik, saat: “jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi menilai terdakwa kasus korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto (SN), sudah berbohong dengan berpura-pura sakit. Hal ini disampaikan jaksa dalam sidang dakwaan Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (13/12/2017). Awalnya, hakim bertanya kepada Novanto mengenai nama lengkapnya. Namun, Novanto tampak lamban merespons berbagai pertanyaan hakim. Beberapa kali dia tidak menjawab. Dengan suara pelan, Novanto mengaku sakit. Hakim lalu bertanya apakah kesehatan Novanto sudah diperiksa dokter sebelum dibawa ke pengadilan. Jaksa Irene Putri memastikan kondisi kesehatan Novanto baik setelah diperiksa dokter. Dokter memeriksa tekanan darah, nadi, dan gula darah Novanto. Jaksa juga menghadirkan empat dokter yang memeriksa Novanto ke hadapan hakim.” (Kompas.com - 13/12/2017).

Dengan tetap menjunjung asas praduga tak bersalah, juga
penghormatan terhadap proses hukum SN yang masih berlangsung, maka kita tiba pada refleksi bahwa semua manusia sesungguhnya diundang Tuhan masuk ke dalam kebenaran dan keselamatan-Nya. Titik persoalannya adalah apakah tiap kita mau dibebaskan, masuk ke dalam kebenaran-keselamatan itu dengan konsekuen bersedia berjuang menegakkan kejujuran pada diri sendiri, menyatakan kebenaran dalam hidup bersama dengan manusia/orang lain dan selalu “takut” akan Tuhan.

Ada kabar baik di ayat 8, bahwa Tuhan akan membebaskan bangsa
Israel dari belenggu pembuangan. Israel menyambut kabar baik itu dengan kegembiraan! Nabi Yesaya yang menyampaikan kabar baik ini pun ikut bergembira. Israel bagaikan pengantin wanita yang disambut pengantin pria: “..sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran..” (ayat 10), dan mereka akan dipulihkan seperti kebun yang kembali dipenuhi oleh tanaman yang subur (ayat 11). Mari layak menerima kabar baik, berjuanglah hidup dalam terang kebenaran dan kejujuran, yang bersumber pada Terang Allah yang memulihkan dan pasti menyelamatkan! Amin.


Pdt. Lusindo Tobing

13 Desember 2017

dengan Pdt. Woro di GKI Kebayoran Baru



Dengan Pdt. Woro usai melayani kebersamaan Ibadah Natal Jaringan Doa Wanita (JDW) Jakarta Selatan di GKI Kebayoran Baru. "Bersoraklah bagi TUHAN hai seluruh bumi,
Bergembiralah!" 

Bersama Komisi PA GKJ Jakarta



Usai memberi pembekalan dan belajar bersama Komisi PA GKJ Jakarta. "Arti Allah Bapa & Allah Anak." :)

09 Desember 2017

7 Tahapan Penyajian Khotbah - Pdt. Lusindo Tobing

Refleksi Minggu kedua Desember 2017

2 Petrus 3: 8-16


Terang Allah yang Menguduskan

                                                                                                 foto: lt

Hari Jumat hingga Minggu lalu (1-3 Desember 2017) kami 

sekeluarga diberi kesempatan Allah untuk berlibur ke Semarang, Solo dan Salatiga. Kami sekeluarga sangat menikmati: Jakarta hingga Semarang bersama, lalu menginap di D’Emmerick Salib Putih (dahulu Pondok Remaja Salib Putih, Salatiga), khususnya saat kami sekeluarga bisa beribadah Minggu jam 06:00 pagi di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salib Putih, teduh sederhana dan nikmat sekali. Namun keindahan serta keindahan diberikan Tuhan ditambah dengan perjalanan kuliner, belanja dan kebersamaan keluarga mencari batik di Solo, berbagai kuliner termasuk Tengkleng Mbak Diah, putar-putar di Salatiga termasuk minum ronde, lalu tidak lupa ke Rawa Pening, dan akhirnya kembali ke Kota Semarang sempat mampir ke Lawang Sewu, saya dan kami pikir sudah selesai ketika persiapan pulang dari Semarang menuju Jakarta. Tetapi rupanya tidak. Inilah yang ingin saya sampaikan: Ketika segala sesuatu kita serahkan dalam terang rancangan dan kasih Tuhan, maka Tuhan bahkan akan terus menambah-nambah dan menyempurnakan kebaikan, keindahan dan kebahagiaan hidup kita. Ketika kami sekeluarga tiba di bandara Soekarno-Hatta, Tuhan Allah menambah dan melengkapi, ketika Ben putra kami dengan polosnya bertanya kepada petugas mobil kecil panjang (sejenis mobil golf panjang) yang memang tersedia, “apakah kami boleh naik ini?” Di sepanjang perjalanan yang cukup jauh jika berjalan kaki, menuju pengambilan barang dan pintu keluar, (hanya) kami sekeluarga menikmati kebersamaan tambah-tambah dapat menaiki mobil pengantar tersebut. Kelihatannya sepele, namun bagi kami, itu luar biasa menambah dan melengkapi kebahagiaan kami.     

  
Ketika kita mau percaya dan mau hidup dalam terang kasih-Nya,

percayalah, Tuhan Allah akan menambah lagi segala sesuatu jadi semakin baik! Ayat 11 perikop kita kali ini menasihatkan kita untuk hidup kudus, juga dalam ayat 14 yang berisi janji bahwa langit dan bumi akan diperbaharui lagi. Mengajak serta menegaskan umat di konteks Petrus dan kini termasuk kita yang dosa-dosanya sudah diampuni dan mau berdamai dengan Allah, akan aman dan pasti berbahagia.


Mari menyempurnakan kekudusan, dengan hidup semakin benar

dan baik bukan hanya di hadapan manusia, melainkan juga di hadapan Allah. Semua itu memerlukan ketekunan yang sebesar-besarnya. Siapa yang hidupnya lalai, tidak akan pernah menikmati pengudusan dan kebaikan Tuhan (bandingkan Yeremia 48:10). Sorga akan menjadi ganti rugi yang memadai atas segala ketekunan  dan kesetiaan kita. Oleh karena itu, marilah kita berusaha dan berjerih payah dalam pekerjaan Tuhan. Berserah dalam pekerjaan dan hidup yang sudah diberikan-Nya. Memberi kesempatan dan waktu yang besar untuk berdoa dan menyerahkan segala perjalanan hidup kita mengakhiri Tahun 2017 ini, semakin bertobat dalam menjalani Minggu-minggu Adven kita, dan benar-benar menyambut keselamatan kita, dalam Natal 2017, juga menyongsong Tahun Baru 2018, bahkan kedatangan-Nya kedua kali, pada akhirnya Allah di dalam Terang Kasih Tuhan Yesus Kristus yang akan selalu menambah-nambah kebaikan dan kebahagiaan hidup kita, menyempurnakan dan menguduskan keselamatan kita. Amin.



Pdt. Lusindo Tobing

06 Desember 2017

Salah satu pilihan terbaik untuk hadiah Natal & Tahun Baru


Salam damai dan kasih untuk semua.. Salah satu pilihan terbaik yang ibu, bapak dan sahabat-sahabat dapat beli utk dijadikan hadiah Natal & Tahun Baru kepada keluarga, jemaat/gereja, persekutuan, pendeta, komisi, rekan pelayan, guru, murid, teman-teman, kekasih, dan atau siapa saja.. apalagi yang tertarik mempelajari penyajian khotbah dan berbicara di depan umum. Buku dapat dibeli di semua Toko Buku Gunung Mulia se-Indonesia dan Toko Buku Gramedia se-JaBoDeTaBek. Terima kasih.. Selamat memasuki minggu-minggu Adven... 




28 November 2017

Refleksi Minggu pertma Desember 2017

Mazmur 80: 1-8


Terang Allah yang Memulihkan

                                                                                                                                                     foto: LT

Ketika doa dan perhatian kita tertuju Gunung Agung di Bali yang sudah memasuki level awas, tiba-tiba kita semua menerima kabar bahwa banjir besar dan longsor melanda Yogyakarta dan beberapa daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Korban Terdampak meliputi 513 kepala keluarga wilayah Gunungkidul, 50 jiwa di Panjatan, Kulon Progo, dan 899 jiwa wilayah Bantul.” Saat dikonfirmasi oleh CNNIndonesia.com, BPBD Provinsi DIY menyebutkan bahwa dari bencana banjir kali ini, untuk wilayah Kabupaten Gunung Kidul terdapat satu korban jiwa dari Gedangsari. “Untuk [seluruh Provinsi] DIY, korban jiwa ada empat orang. Tiga orang akibat longsor di Kota Yogyakarta dan satu orang akibat banjir di Gunung Kidul,” ujar staf BPBD Provinsi DIY. (CNN Indonesia.com, 28/11/2017).

Di dimensi yang berbeda, namun sama-sama membutuhkan
pemulihan yang dari Tuhan, adalah penderitaan yang dialami bangsa Israel saat dijajah bangsa Asyur di konteks perikop Mazmur 80 kali ini. Asaf berdoa agar Israel (Efraim, Benyamin, Manasye mewakili suku-suku Kerajaan Utara) dipulihkan Tuhan kembali, dan pemazmur menegaskan bahwa hanya pengampunan Tuhanlah yang dapat melepaskan mereka dari kesusahan tersebut. Pemazmur mengajak Israel untuk melihat bahwa walaupun Israel memakan roti cucuran air mata dan meminum air mata yang berlimpah-limpah (ayat 6), namun mereka tetaplah memiliki Allah yang sama. Sekalipun mereka telah menjadi bahan olokan dan sasaran kejahatan (ayat 7), namun Allah tetaplah berperan sebagai Gembala Israel. Dialah yang akan menggiring dan memulihkan Israel (ayat 2). Pengharapan akan pemulihan dan penyelamatan ini memiliki intensitas yang semakin memuncak, sebagaimana ditekankan dalam refrein lagunya: "Ya Allah (ayat 4); Ya Allah semesta alam (ayat 8); Ya Tuhan, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah- Mu bersinar, maka kami akan selamat." Rintihan pilu pemazmur adalah juga pengharapan akan pemulihan yang sedang Tuhan kerjakan, janji untuk setia kepada jalan Tuhan, dan tekad untuk bersaksi demi Nama-Nya.

Mari terus dan semakin berharap-berdoa akan terang pemulihan
Allah memberkati Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan semua daerah dan provinsi di Indonesia. Namun yang lebih penting lagi adalah mari dari hal-hal yang paling sederhana membagikan terang pemulihan Allah itu kepada orang-orang di sekitar kita, juga khususnya kepada mereka yang sedang “gelap” karena gunung yang sedang awas, atau banjir longsor, yang membuat mereka terpaksa mengungsi meninggalkan rumah mereka, ketakutan, menangis, kedinginan-kelaparan dan sangat membutuhkan pemulihan dari Allah melalui banyak orang lain, termasuk melalui kita bersama. Amin.


Pdt. Lusindo Tobing

26 November 2017

Ben dan Buku aku



Terima kasih oh Tuhan.. Ini saat Ben Tobing (putraku) menemukan Buku aku yg terbaru berjudul "Bahasa Tubuh yang Terbuka dalam Penyajian Khotbah" di rak penjualan bagian Christianity @Toko Buku Gramedia, Central Park - Jakarta Barat. Buku aku ini bisa dibeli di Toko Buku Gunung Mulia (seluruh Indonesia), juga via online, dan di Toko Buku Gramedia (hanya JaBoDeTaBek). Terima kasih.. Doa dan salam kasihku utk ibu,bapak dan sahabat semua.. 

25 November 2017

Refleksi Minggu keempat November 2017


Matius 25: 31-46


Pengharapan bagi Mereka yang Menderita


                                                                                                                            foto oleh: LT

Isi perikop kita kali ini adalah tentang penghakiman terakhir. Terdapat beberapa bagian yang diungkapkan dalam bentuk perumpamaan, seperti pemisahan antara domba dan kambing serta percakapan antara hakim dan orang-orang yang diadili. Namun perikop ini secara keseluruhan tidak bisa disebut perumpamaan, mungkin lebih tepat disebut penggambaran mengenai penghakiman terakhir.

Perikop Matius 25:31-46 ini khususnya menekankan soal pengharapan. Pengharapan bagi umat Tuhan di konteks Matius yang sedang galau tentang keselamatan mereka, di tengah berbagai wujud keegoisan, pementingan kekayaan dan kerakusan bahkan kejahatan. Lalu bagaimana umat yang hidup baik setia melakukan firman-Nya tetapi miskin? Tidak memiliki apa-apa untuk dibagikan? Penulis Injil Matius menegaskan bahwa Kristus tetap mengakui mereka sebagai saudara-Nya (baca juga Ibr. 2:11).

Tuhan ingin kita dalam keadaan bagaimanapun, saling memberi bantuan dan pertolongan. Ia akan memperhitungkan kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain, sebagai kebaikan yang dilakukan untuk diri-Nya. Perhatikanlah, Kristus  peduli masalah dan penderitaan yang dihadapi semua umat-Nya. Jika Kristus sendiri berada di antara kita, seberapa siapkah kita peduli menolong Dia? Ke dalam penjara misalnya, sesering apakah kita mengunjungi Dia dalam diri mereka yang dipenjara? Dia di dalam diri pasien-pasien di rumah sakit? Dia dalam diri anggota keluarga, jemaat dan para tetangga kita? Bahkan Dia dalam orang-orang yang lapar, haus, muskin dan menderita yang kita jumpai sehari-hari? Mari semakin menempatkan orang lain sebagai saudara, menghadirkan pengharapan bagi mereka yang menderita. Amin.

Pdt. Lusindo Tobing

Buku aku terbaru juga dapat dibeli di Toko Buku Gramedia Central Park, Jakarta Barat.


Terpujilah Tuhan...... Tadi saat bersama keluarga @Central Park Mall, rupanya buku aku yg baru, berjudul, "Bahasa Tubuh yang Terbuka dalam Penyajian Khotbah" sudah tersedia. Bisa didapat-dibeli di Toko Buku Gramedia Central Park Mall, salah satu Toko buku Gramedia yang sangat besar di Jakarta. Sila dibeli dan semoga bisa menjadi salah satu hadiah Natal terbaik (tahun 2017) untuk diberikan kepada pendeta, rekan pelayan, teman umat/jemaat, dosen, guru, teman mahasiswa, murid-murid, atau juga untuk anggota keluarga, saudara, kekasih dan sahabat-sahabat yang dicintai-kasihi.. 






23 November 2017

Besuk-Mendoakan umat



@RSPP Jakarta, besuk & mendoakan umat yg sedang sakit. "cepat pulih-sehat ya bu"