Lukas 15: 1-10
BERTOBAT SETELAH MENDENGAR
Para Farisi dan ahli Taurat kembali bersungut-sungut tentang
sikap dan perbuatan Tuhan Yesus Kristus, katanya: "Ia menerima orang-orang
berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka" (ayat 2). Bagi mereka, berdekatan dengan orang berdosa
akan menyebabkan ketularan tidak `bersih'. Tuhan Yesus pun merespon dengan trio
perumpamaan: Domba yang hilang; Dirham yang hilang, dan Anak yang hilang.
Perikop kita kali ini berisi perumpamaan yang
pertama tadi. Si gembala menyadari ada satu ekor domba yang hilang. Lalu ia
mencari sampai ia menemukannya (ayat 4). Tidak sedikit pun ia menyalahkan domba
yang hilang itu (berlawanan dengan sikap ahli Taurat dan orang Farisi terhadap
orang berdosa).
Mari mendengar ajaran Sang Gembala kita, Gembala Yang Baik!
Mendengar FirmanNya, bahkan lebih dalam bersedia mendengar “suara hati” Sang
Bapa. Yang selalu mencari kita yang hilang, menemukan dan merayakan penemuan
itu (ayat 6). Bahkan di ayat terakhir, Tuhan Yesus menyuarakan tegas, “Aku
berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang
berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan
orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Ya, mau bertobat setelah mendengarkan Firman Tuhan. Itulah
keinginanNya, suara hati Allah yang harus selalu lebih kita dengar. Baik melalui
telinga kita, juga melalui seluruh panca indera, berdasar hati kita yang juga bersedia
terus mendengar. Di berbagai peristiwa
dan kejadian pada masyarakat luas (contohnya berbagai kejahatan, penembakan,
bahkan ketidakmenentuan harga kedelai di Indonesia bahkan ekonomi dunia), maupun khususnya pergumulan perjuangan di
kehidupan keluarga (misal: kecelakaan di jalan tol yang melibatkan seorang
remaja putra seorang artis terkenal, yang merenggut nyawa 6 orang meninggal
dunia) ataupun pribadi lepas pribadi kita.
Bertobatlah karena mendengar,
mendengarlah untuk bertobat! Amin.
Foto: doc. keluarga.