Kisah Para Rasul 2: 36-41
Digerakkan oleh Kuasa Kristus
Khotbah yang
disampaikan Petrus kepada semua orang di Yerusalem (baca kembali ayat 1), membuat
hati mereka sangat terharu. Mereka tersadar sudah berperan dalam kematian
Kristus. Petrus mendakwakan kejahatan itu kepada mereka, menggugah mereka,
menjamah hati mereka. Mereka merenungkan semua peristiwa itu seperti pedang di
tulang-tulang mereka, pedang itu menusuk mereka seperti mereka sudah mencambuk,
memaku dan menusuk Kristus.
Inilah yang
dinamakan hati yang koyak, hati yang patah dan remuk (Mzm. 51:19). Apabila
orang sungguh-sungguh menyesali dosa-dosa mereka, dan malu dengannya, dan takut
akan akibat-akibatnya, hati mereka tertusuk. Tusukan di dalam hati itu
mematikan, dan di dalam kegundahan-kegundahan itu (ujar Paulus) aku mati (Roma
7:9-10). Lalu mereka bertanya, Apakah yang harus kami perbuat? Dalam kebulatan
hati, mereka bertekad untuk tidak menunda agar terhindar dari kesengsaraan yang
akan menimpa mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang insaf akan dosa mereka
dengan gembira ingin mengetahui jalan untuk mendapatkan damai sejahtera dan
pengampunan.
Mari tertusuk
dan malu di hati kita masing-masing. Seperti orang-orang di Yerusalem pada
konteks perikop ini, mereka mau mendengar
suara teguran Allah, melalui khotbah Petrus, menyesali perbuatan mereka dan
sangat terharu. Dengan mengingat semua kesalahan dan dosa dalam sikap, ucapan
mulut dan perbuatan-perbuatan kita, mari insaf, danseperti hati kita
ditusuk-tusuk sehingga koyak, patah dan remuk!
Foto oleh: Natasya "Caca" Tobing |
Mari bertanya kepada Tuhan
Allah, “apa yang harus aku perbuat?” (ayat 37) Atau bahkan bertanya, “apa yang
belum aku lakukan dan persembahkan bagi keluhuran dan kemuliaan-Mu Allah di
dalam Tuhan Yesus Kristus?” Hati kita akan lebih terbuka, tenang-damai karena
diampuni Juruselamat, gembira sebab diberi petunjuk oleh Allah, dan dikuatkan
Roh-Nya untuk melakukan kebaikan kepada sesama manusia, kebaikan kasih yang lebih
baru dan lebih banyak. Amin.
Pdt. Lusindo Tobing