KELUARGA
Ayah,
ibu dan anak(-anak) atau Keluarga disebut juga sebagai representasi persekutuan
kasih, bagaimana hidup saling mengisi dan melengkapi. Keluarga harus mampu
melukiskan dan menggambarkan bagaimana Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus hidup
dalam kesatuan dan kasih yang indah. Sehingga suami istri dan anak-anak mampu
mengisi satu nuansa persekutuan yang bisa menimbulkan satu kekuatan bahtera yang mampu mengatasi masalah apa pun, karena cinta kasih Allah saja.
Apakah
keluarga kita sudah menjadi saksi? Sudahkah kita saling mengasihi dan mendidik
dalam melayani satu dengan lainnya. Kalau keluarga tidak menyadari tanggung
jawab ini,, lalai dalam pembinaan anak-anak, maka keluarga sesungguhnya sedang
menyiapkan “bom waktu”. Yang akan merusak ayah, ibu dan khususnya anak-anak
juga orang lain (sesama). Misalnya suami gelisah pada istri, istri mencurigai
suami, atau orang tua kehabisan akal menghadapi tingkah anak-anak, begitu pula
anak-anak merasa tidak mendapat perhatian dan perlindungan dari orang tua.
Seribu satu kasus bisa ada dalam keluarga, tetapi satu kalimat yang perlu kita
pegang: Apa pun masalah, mari jadilah pemenang dengan KasihNya. Untuk membawa
keluarga sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan bagi
Allah khususnya. Juga bagi kehidupan masyarakat. Jangan pernah meremehkan
pernikahan dan keluarga. Sebaliknya, jangan memandangkeluarga sebagai beban
yang sangat terlalu amat berat dan bahkan menjadi momok.
Ingat Tuhan Yesus Kristus berjanji bahwa bebanNya ringan dan kukNya enak
(lihat Matius 11:30).
Ia tidak memanggil kita untuk menunjukkan pengabdiannya
bagi dunia atau gereja dengan mengorbankan cinta kasih sayang kepada keluarga.
Ternyata, hubungan dan pelayanan kasih dalam dan dengan keluarga adalah sebuah
seni. Sekaligus ujian bagi kelayakan kita ada dalam Kasih itu sendiri. Sehingga
menuju Keluarga Kristen yang harmonis, berhasil melewati berbagai tantangan dan
perjuangan pergumulan zaman. Sebuah
komunitas keselamatan. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk
keluarga lain dan untuk keselamatan dunia.
Komunitas keselamatan berarti
Kristus hadir di dalam kehidupan keluarga di tiap waktu berjalan. Dan tekun
melanjutkan memberlakukan misi penyelamatanNya.
Keluarga juga menjadi gereja rumah tangga, gereja rumah tangga setiap
hari. Semua anggota keluarga, baik ayah, ibu dan anak-anak menjadi pewarta
iman, pengharapan dan kasih. Melalui perkataan dan perbuatan/keteladanan bagi
keluarga lain dan sesame khususnya mereka yang letih lesu dan berbeban berat.
Keluarga sebagai evangelisasi, pemberita karya dan kabar baik bagi sekitarnya
melalui praktek nyata, sikap dan tingkah laku kehidupan keluarga.
Keluarga yang
setia dan taat menjadi garam dan terang dunia. Amin.
tulisan & foto: Lusindo
Tobing.