Bahan PA GKJ Nehemia, Agustus 2015.
Doa & Iman
Matius 9: 27-31.
1. Berdoalah Berdasar Iman.
Sesungguhnya iman merupakan syarat utama untuk menerima pertolongan dari
Kristus. Berkat Tuhan memang bisa berlaku untuk semua orang. Tetapi orang yang ingin menerima belas
kasihan pertolongan dari Kristus harus percaya dengan yakin akan kuasa-Nya. Apa
pun yang kita butuhkan Dia lakukan untuk kita, kita harus benar-benar yakin
bahwa Ia dapat melakukannya. Apakah kamu
percaya? Apakah kita sungguh-sungguh beriman? Alam bisa membuat orang
bersungguh-sungguh hati, tetapi hanya anugerah Allah sajalah yang bisa
menghasilkan iman; berkat-berkat rohani hanya diperoleh melalui iman.
Dua orang buta dalam perikop kita kali ini telah menunjukkan iman mereka
melalui pengakuan akan kedudukan Kristus sebagai Anak Daud dan akan belas
kasihan-Nya. Walaupun begitu, Kristus juga mau agar mereka menyatakan iman
mereka akan kuasa-Nya. “SetelahYesus
masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu
kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka:
"Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka
menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya.“ (ayat 28). Percayakah kita? Bahwa Dia dapat melakukannya, dapat
memberikan pertolongan, memberikan penglihatan kepada orang buta, menyembuhkan
orang lumpuh, dan membangkitkan orang mati? Perhatikanlah, dalam menerapkan
iman, sebaiknya kita menyebut doa secara lebih terperinci apa yang kita imani
mengenai keyakinan kita akan kuasa Allah, kehendak baik-Nya, dan janji-janji-Nya
yang umum pada keperluan-keperluan kita yang khusus.
Segala sesuatu bekerja untuk mendatangkan kebaikan, dan jika dikatakan
segala sesuatu, maka ini pun termasuk dalam doa-doa kita. Ini berarti mereka
bukan saja harus percaya bahwa Dia Anak Daud, melainkan juga Anak Allah; karena
Allah sendirilah yang mempunyai hak istimewa untuk membuka mata orang buta
(Mzm. 146: 8); Ia menciptakan mata yang melihat (Kel. 4: 11). Kita harus percaya
bahwa Kristus dapat melakukannya, dengan kuasa doa, doa yang berdasar iman yang kokoh teguh. Dalam Roh, tidak hanya kita merasa pasti akan
kuasa-Nya itu, tetapi juga kita benar-benar menyerahkan dan mengikat kepada
kuasaNya. Mendorong hati, roh, akal, diri
serta hidup kita teguh di dalam janji
sekaligus jawaban doa, penggenapan janji dan rancangan diberlakukanNya
atas kita. Orang yang mengalami penderitaan yang sama haruslah mengucapkan doa
yang sama pula untuk meminta pertolongan. Orang-orang yang sama-sama menderita
haruslah memohon bersama-sama pula. Di dalam Kristus, semuanya bisa mendapat
bagian. Oleh karenanya menutup point 1 (pertama), tetapi mengawali seluruh PA
kali ini, mari bersama-sama kita berkata dari iman (katakan bersama-sama): "Ya Tuhan, kami percaya.“
2. Iman Bekerjasama Dengan Doa.
Memasuki bagian kedua ini, mohon jawab pertanyaan ini, Apakah Tuhan Yesus
berdoa? Jawabannya dan ingatlah misalnya yang tertulis di Injil Lukas 9: 18, “Pada
suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah
murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang
banyak, siapakah Aku ini?" Ya Dia berdoa, benar-benar dan sungguh-sungguh
di tiap doaNya. Sama persis format
pemahaman dan refleksi iman atas jawaban dua orang buta di konteks bahan PA
kita kali ini. Mereka langsung memberikan jawabannya, tanpa ragu-ragu, "Ya
Tuhan."
Ayat 27 menyatakan jelas upaya doa yang tiada henti, terus memohon dengan
sembah kepada Tuhan. Dan semua itu menjadi indikasi paling jelas bahwa ada
kerjasama kuat antara Iman dengan Doa. Perhatikan, “Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari
sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil
berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai
Anak Daud.“ Walaupun Dia membuat
mereka gelisah menanti-nanti untuk beberapa waktu dan tidak segera menolong
mereka, namun mereka dengan tulus melihat bahwa Dia berbuat seperti itu karena
hikmat-Nya, bukan karena kelemahan-Nya, dan mereka terus beriman akan
kemampuan-Nya. Harta kekayaan belas
kasihan yang tersimpan di dalam kuasa doa bekerjasama dengan orang-orang yang
percaya hanya kepada-Nya.
Dan bukankah kita selalu diingatkan salah satu ayat (dari sekian banyak
ayat Alkitab) yang menandaskan hal tersebut, “Ia berkata kepada mereka:
"Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata
kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan
pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.“
(Matius 17:20).
3. Doa Membuat Iman Menjadi Sempurna.
Oleh karenanya, berdoalah dengan hati dan pikiranmu. Tetapi pertama dan
khususnya berdoalah dari hati. Berdoa dari hati, menyentuh Hati & kembali
ke banyak hati. Hati semua orang, khususnya kedalaman serta ketulusan hati
kita. Hati yang berisi penuh iman akan kuasa dan kasih sayang Allah dalam Tuhan
Yesus Kristus. Penyembuhan akhirnya dilakukan Kristus terhadap mereka; Ia
menjamah mata mereka (ayat 29): “Lalu
Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut
imanmu."
Ini dilakukan-Nya untuk menguatkan iman kedua orang buta itu, yang telah
diuji-Nya dengan menunda-nunda waktu. Jadi ingatlah selalu, mungkin jawaban
atas doa kita dari Tuhan seperti lambat (atau mungkin lambat sekali) bagi kita,
tetapi percayalah Tuhan dan jawabanNya tidak pernah terlambat! Akhirnya menunjukkan bahwa Ia memberikan
penglihatan kepada jiwa-jiwa yang buta dengan mengerjakan anugerah-Nya yang
menyertai perkataan-Nya, dengan melumas mata. Ia melakukan kesembuhan itu
berdasarkan iman mereka, jadilah kepadamu menurut imanmu. Ketika mereka memohon
untuk disembuhkan, Ia menanyakan iman mereka, "Percayakah kamu bahwa Aku
dapat melakukannya?" (ingat lagi ayat 28).
Di konteks lain, penulis Yakobus sangat jelas menyatakan, “Kamu lihat,
bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu
iman menjadi sempurna.” (Yakobus 2: 22). Dan lihatlah kembali di konteks pembacaan PA
kali ini, Tuhan Yesus tidak menanyakan kekayaan mereka, apakah mereka mampu
membayar-Nya untuk menyembuhkan mereka, juga tidak bertanya tentang nama baik
mereka, supaya Ia mungkin bisa mendapat pujian dengan menyembuhkan mereka;
sebaliknya, Ia menanyakan iman mereka. Dan sekarang setelah mereka menyatakan
iman mereka, seperti yang dipertanyakan-Nya.
Dialog Tuhan Yesus dengan kedua orang buta akhirnya menampilkan
penyempurnaan iman percaya. Benar-benar semakin percaya beriman, dan lihat,
kuasa yang mereka (dan kita juga percaya-imani) pasti dilaksanakan bagimu. Jadilah
kepadamu menurut imanmu!
4. Doa Yang Dari Iman, Menyelamatkan!
“Maka meleklah mata mereka. ...” (penggalan ayat terakhir, ayat 30). Ia tahu akan ketulusan iman mereka, dan Ia
menerima dan mengabulkan permintaan dari iman mereka itu. Perhatikanlah, orang
yang sungguh-sungguh percaya boleh merasa tenang bahwa Yesus Kristus mengetahui
iman mereka, dan Ia senang dengan iman mereka itu. Sekalipun iman itu lemah,
sekalipun orang lain tidak memahaminya, dan sekalipun mereka sendiri bisa
mempertanyakannya, iman itu diketahui-Nya.
Tuhan Yesus Kristus menekankan bahwa iman kedua orang buta itu penting. Doa
yang berasal dari iman, pasti menerima pertolonganNya. Pasti menyelamatkan! Perhatikanlah,
orang yang datang kepada Yesus Kristus akan diperlakukan menurut iman mereka;
bukan menurut angan-angan mereka atau menurut pekerjaan mereka, melainkan
menurut iman mereka. Ini artinya, orang-orang yang tidak percaya tidak bisa
berharap akan mendapat pertolongan dari Allah, tetapi orang yang
sungguh-sungguh percaya bisa yakin akan mendapat segala Keselamatan yang
ditawarkan di dalam Injil.
Di semua mujizat yang berlaku (khususnya dalam konteks Perjanjian Baru)
pastilah bersumber dari Pribadi Yesus, Tuhan danh Juruselamat yang berkuasa. Perhatikan setiap proses
mujizat yang terjadi. Saat Dia memegang
tangan anak kepala rumah ibadat yang mati, lalu bangkitlah ia. Perempuan yang
sakit pendarahan itu sembuh bukan karena jubah yang dikenakanNya, namun karena
perempuan itu beriman kepada Pribadi Yesus. Orang buta disembuhkan karena
jamahan kuasa Tuhan Yesus. Demikian pula orang bisu dapat berbicara karena kuasa
setan dipatahkan oleh kuasa-Nya. Kuasa-Nya tidak dapat dipisahkan iman yang
datang memohon kepadaNya. Mari jangan hanya
takjub dan mencari mujizatNya. Namun mari tunduk kepada Pribadi Tuhan Yesus Kristus
yang, berdoa dengan iman menyembah kepada
Sumber segala keselamatan kekal. Sebab banyak Kristen yang hanya tergiur
mengalami Kuasa-Nya, tanpa mau datang dan tunduk beriman tiap hari kepadaNya. Dalam tingkah laku nyata. Terlebih mulai dari
doa-doa yang dipanjatkan.
5. Tekunlah Berdoa Dengan Iman.
Dan walaupun jawaban atas doa kita, jawabanNya adalah “tidak”. Itu sudah jawaban, jawaban yang terbaik.
Karena dari Allah atas doa-doa kita yang beriman. Tetap dan semakinlah beriman.
Walau belum dapat, tetaplah taat. Taat dan tekunlah berdoa dengan iman percaya
hanya kepadaNya. Ora et Labora (berdoa dan bekerja/berusaha). Bahkan akhirnya
juga mampu mempengaruhi orang di sekitarnya untuk juga berdoa &
berusaha/bekerja. Dulu ada orang-orang
di Israel (di konteks Perjanjian Lama) yang terkenal bisa mengadakan mujizat,
tetapi Kristus melebihi semuanya. Mujizat-mujizat yang diadakan Musa ditujukan
kepada Israel sebagai suku bangsa, tetapi mujizat-mujizat Kristus ditujukan
kepada orang per orang dan bisa untuk semua orang. Mari dengan tekun berdoa.
Tekun karena iman. Tidak pernah terlepas: Doa&Iman.
Perhatikanlah, pintu Kristus selalu terbuka bagi siapa saja yang memohon dalam
doa dengan yakin dan tidak jemu-jemu. Tekun karena iman akan membawa kita ke
pintu kemenangan. "Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia.
Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.“ (1 Yohanes 5: 4). Lalu bagaimana dengan “GeraDo 3 menit” kita?
Apakah sudah menjadi Gerakan Doa Tiga Menit kita semua? Tidak harus pasti/tepat di jam 12 siang dilakukan.
Tetapi minimal 3 menit marilah berdoa dengan mendoakan. Mendoakan keluarga
kita, pekerjaan dan pelayanan, dan mendoakan gereja di mana kita bersekutu dan
bertumbuh dalam iman, Gereja Kristen Jawa Nehemi. Kalau bisa terus bertambah kwantitas maupun
kwalitasnya. Kwantitas waktu dan pihak-pihak yang kita doakan. Namun juga
kwalitas doa karena berasal dari ketulusan dan kesungguhan kita berkomunikasi,
menyembah, bersyukur dan khususnya berangkat dari iman percaya yang semakin
kuat kepadaNya.
Ditambah dengan kehausan kita bersama untuk membaca Alkitab (Firman Tuhan),
menggumuli dan mendalaminya. -Contohnya Komisi PA juga akan mengajak kita
membaca dan mendalami Kitab Nehemia. Dan kitab-kitab yang lain seterusnya- Sehingga mungkin bisa ada berlaku GeraDo 3+3
menit = 6 menit. Atau Gerado 13 menit, bahkan 30 menit? Dan seterusnya. Namun
yang pasti adalah kesungguhan dan keyakinan kita memanjatkannya, melakukannya
kepada Tuhan dan diperjuangkan untuk kita lakukan nyata. Mengasihi Tuhan Allah
dengan wujud mengasihi keluarga, rekan jemaat dan melayani semua umat manusia
lebih indah lagi.
Diskusi dan
Sharing:
1.
Pilihlah salah satu point (nomor) atau satu hal, dari kelima hal/nomor di
atas. Mohon didiskusikan dan dalami dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil
(minimal 5 orang). Dan mohon, upayakan tidak ada kelompok memilih hal/point
yang sama.
2.
Temukanlah “hal-hal baru yang membangun iman”
untuk doa juga tingkah laku kita, dari diskusi mendalam tiap kelompok kecil.
3.
Kembalilah ke pleno (kelompok besar sebelumnya).
Mohon tiap perwakilan dari tiap kelompok kecil: Menjelaskan dengan
singkat apa yang mereka temukan di tugas no 2. Dan tiap perwakilan menutup
dengan mengajak berdoa singkat, khususnya mendoakan semua jemaat dan orang/pihak
lain sesuai penjelasannya tadi.
Dan jika memungkinkan, akhiri
seluruh rangkaian PA ini dengan bersama berdoa “Doa Bapa Kami.”
Pdt. Lusindo Tobing