Kisah Para Rasul 2: 1-13.
MENGALAMI
KARYA ROH KUDUS
Mengawali bahan PA kita kali ini,
mari menyanyikan bersama:
Coba
bayangkan, misalnya di sebuah gereja sederhana di Jawa Tengah, tiba-tiba
jemaatnya bisa berbahasa Jerman, Inggris, Perancis, Mandarin, Vietnam, Jepang,
Korea, Spanyol, dan Italia. Betapa mencengangkan! Begitulah kurang lebih yang
dialami oleh para murid Tuhan Yesus Kristus. Setelah berkumpul di suatu tempat,
sepuluh hari sejak Dia naik ke surga, mereka mengalami kepenuhan Roh Kudus.
Diawali dengan bunyi tiupan angin keras dan lidah-lidah api yang menghinggapi
mereka semua tanpa kecuali. Mereka lalu dapat berbicara dalam bahasa Partia,
Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia,
Mesir, Libia, Kirene, Roma, Kreta, dan Arab. Orang-orang Yahudi perantauan pun
tercengang. Mereka mendengar orang-orang Yahudi nonperantauan berbicara dalam
bahasa mereka. Dan, yang mereka dengar itu adalah karya-karya besar yang
dilakukan Allah (ayat 11).
Dari
sini jelas bahwa karya Roh Kudus bermuara pada pemuliaan Allah. Jadi, adalah
salah bila kita beranggapan bahwa karunia dan karya Roh Kudus terjadi untuk
menunjukkan pencapaian rohani seseorang. Lebih salah lagi, bila dipakai untuk menghakimi
orang lain. Karya Roh Kudus terutama harus berpusat pada tindakan memuliakan
Allah.
Karenanya ciri utama seseorang menerima dan mengalami karya Roh
Kudus adalah: Hidup kehidupannya benar-benar menjadi saksi bagi
sekitarnya. Semakin seseorang dipenuhi karya Roh Kudus, maka semakin
kesaksian hidupnya semakin menjadi saluran berkatNya bagi banyak orang. Roh
Kudus berperan menjadikan dan memampukan kita untuk menjadi saksi-saksi Kristus
yang hidup.
Kitab Para Rasul ditulis oleh Lukas. Kitab ini boleh juga
diberi judul “Kisah Karya Roh Kudus”, karena memang menceritakan peristiwa
Pentakosta dan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul
(murid-murid Tuhan Yesus Kristus). Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru
yang bukan orang Yahudi, ia menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari
tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya (Injil Lukas).
Hampir dapat dipastikan bahwa Lukas menulis Kisah Para
Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama. Atau pada
akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup
masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul
Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun.
Makna Pentakosta. Dalam Perjanjian Lama, Pentakosta adalah
perayaan umat Israel purba yang dirayakan pada hari ke lima puluh sesudah
Paskah (Pesah = 'keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir'). Pada
hari itu umat merayakan dua hal yaitu kebaikan Allah karena panen yang berhasil
dan pemberian hukum Taurat kepada Musa.
Dalam Perjanjian Baru, ketika tiba hari Pentakosta Roh
Kudus turun tercurah kepada para murid Yesus, yang sedang berkumpul di
Yerusalem dan mengaruniakan hidup baru, kekuasaan baru, dan berkat sebagai
penggenapan nubuatan.
Perlu juga kita disegarkan bahwa pemberian Hukum Taurat di
Gunung Sinai, sangat bisa dibandingkan sebagaimana Roh Kudus turun kepada rasul-rasul
sehingga kita semua mau juga berefleksi setia dalam karya kesaksian Kabar
Keselamatan (bandingkan lebih dalam Kel. 19:1, 11; Kis. 2:1-3).
Ya, karya kesaksian itu
dimulai dari peristiwa Pentakosta. Dalam
keseluruhan Kitab Para Rasul, kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali,
mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan
setiap orang percaya yang mengalami karya Roh
Kudus adalah seseorang yang menjadi saksi bagi banyak “penolakan” orang lain
dan dunia.
Namun sesungguhnya, egoisme
diri merupakan penghalang utama Roh Kudus berkuasa dan berkarya dalam diri
kita. Sebaliknya, kuasai hidup kita dengan Firman Tuhan. Semakin
kita membiarkan diri kita dikuasai Firman Tuhan maka semakin hidup kita akan
dikuasai Roh Kudus. Orang yang dikuasai Firman Tuhan itu tidak
menjalankan hidupnya berdasarkan egoismenya. Sebab itu mari kita
terus merenungkan Firman Tuhan dan membiarkan Firman itu menguasai hidup
kita. Semakin kita dikuasai oleh Firman Tuhan, semakin kita dipenuhi oleh
Roh Kudus, dan semakin hidup kita menjadi saksi yang hidup bagi banyak
orang.
Selain itu milikilah
kepekaan hati. Kadang Roh Allah Yang Kudus bisa sewaktu-waktu “berkarya-berbicara”
lewat hati kita untuk menggerakan kita untuk melakukan sesuatu. Pekalah
dan taatlah akan hal itu. Jika
Roh Kudus mendorong kita untuk melakukan kebenaran atau karya pelayanan yang
baik, jangan ditahan-tahan. Tapi pekalah dan taat lakukan apa yang
diminta. Semakin kita peka terhadap karya Roh Kudus, semakin hidup kita
dikuasai oleh Roh Kudus dalam kehidupan kita sehari-hari. Melalui karya kasih
kita, melalui kebaikan hati kita, melalui telinga yang mau mendengar keluh
kesah orang lain, melalui pujian-nyanyian kita dan melalui tindakan, atau juga
melalui teladan hidup kita.
Seorang ayah yang mengalami karya
Roh Kudus akan menjadi teladan bagi anak-anaknya sebagai kesaksian yang hidup,
dimana anak-anaknya respek dan mengagumi dia sebagai seorang kepala
keluarga. Seorang ibu yang dipenuhi dan mengalami karya Roh Kudus, ia
mampu membuat suaminya yang belum percaya menjadi pengikut Kristus melalui
sikap kasihnya yang baik. Seorang pekerja yang dituntun karya Roh Kudus
dapat membuat rekannya tidak korupsi lagi dan lebih meningkatkan karya prestasi
kerja karena kesaksian hidupnya yang jujur dan berintegritas. Seorang
pelajar atau mahasiswa yang dipenuhi Roh Kudus dengan karyaNya akan menjadi
panutan bagi teman-temannya di sekolah, kampus serta pergaulan mereka yang
sangat positif.
Dan seterusnya, sehingga
lebih banyak orang lain yang juga mengalami kasih, kebenaran dan kebaikan karya
Roh Allah Yang Kudus.
Pertanyaan Diskusi &
Sharing:
1.
Mohon jelaskan hubungan antara doktrin Roh Kudus (ingat
Trinitas) dengan mengalami karya Roh Kudus sesuai teks, bahan dan tema PA kita
kali ini. Juga hubungkan dengan lagu bait 2 KJ 233 (Nyanyikan bersama bait 2).
2.
Setelah para murid Kristus penuh dengan Roh Kudus.
Bagaimana respon orang lain? (ulangi baca ayat 13). Dengan juga meneliti
penjelasan serta pengalaman Petrus (Kisah Para Rasul 2: 14-21 dan 32-33). Apa yang
dapat kita pelajari, agar orang lain juga mengalami karya Roh Kudus melalui
diri dan kehidupan kita?
3.
Mohon masuk dalam
kelompok-kelompok kecil (3-5 orang). Apa yang telah dan khususnya bisa
bpk/ibu/sdr/sdri lakukan di kehidupan sehari-hari sebagai wujud nyata bahwa
kita adalah jemaat yang telah dan selalu mengalami karya Roh Kudus. Mohon
sharing, saling menginspirasi dan menguatkan tekad untuk lebih memberlakukannya
sepulang PA ini. Tutup dengan saling mendoakan, doa berantai masih dalam
kelompok kecil.
Lalu mari
kembali ke kelompok besar (pleno) dan akhiri dengan menyanyikan bersama bait 3:
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Bahan PA disusun oleh: Pdt. Lusindo Tobing.
Teks lagu dari: KidungOnline.com