Yohanes 15: 9-17
MENJADI
SAHABAT KRISTUS
Mari menjadi sahabat-sahabat
Kristus. Di konteks kali
ini, Tuhan Yesus Kristus bahkan membandingkan
perbudakan/hamba dengan persahabatan. Yang memastikan kebaikan Allah, mengangkat
kita dari “hamba” dosa, kepada status sahabat.
“Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh
tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada
kamu segala sesuatu yang
telah Kudengar dari Bapa-Ku” (ayat 15).
Jauh sebelumnya, di konteks Perjanjian Lama, Abraham juga disebut sebagai sahabat (“yang sangat dikasihi” atau
"kekasih") Allah. Para murid, dan juga kita jemaat Gereja-Nya, kini memperoleh
kesempatan untuk itu jika kita mau taat. Seorang sahabat Kristus adalah seorang yang taat. Hidup tinggal
di dalam Dia, dan firman-Nya tinggal di dalam orang itu. Dalam perikop kita kali
ini, Dia memakai sebuah istilah yang baru: Sahabat-Ku,
untuk menegaskan status iman percaya tiap
kita dan siap berbuat apa yang diperintahkanNya kepadanya.
Dan yang
akhirnya diringkaskan menjadi satu perintah saja: Kasihilah seorang akan yang lain (ayat 17).
Menjadi sahabat Kristus dengan wujud menjadi sahabat bagi sesama manusia. Bersedia
bersahabat, berbuah nyata menjadi
saluran berkat Kasih kepada semua orang.
Kita dapati itu di ayat 16, tiga
tujuan dijadikan sahabat-sahabat Kristus: 1. Supaya para murid juga kita pergi mewartakan
kuasa dan keselamatanNya; 2. Kita
berusaha menghasilkan buah (buah-buah Kasih) tetap –setia
dan taat-, bahkan menjadi lebih lebat tiap waktu; Dan 3. Sehingga doa para sahabat-sahabat
Kristus pasti didengar dan pasti dijawab-diberikan. DiberkatiNya. Amin.
Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar