(tulisan Bpk. Trisno Sanyoto
di Majalah Gema Wacana GKJ Bekasi)
REGENERASI SETIA
Generasi gereja secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu masa di mana umat mempunyai
keunikan identitas dan memberi ciri dirinya pada perubahan sejarah atau zaman. GKJ dalam
perjalanan hidupnya, memiliki dua generasi; yaitu generasi “Piwulang Agami Kristen” dan
generasi “PPA GKJ”. Suatu generasi selalu harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan pada
zamannya dalam menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan cita-cita luhur para pendahulunya.
Masingmasing generasi harus berani menghadapi tantangan yang khas pada masanya sesuai
dengan konteksyang berkembang. Penangannya harus secara holistik untuk mendapatkan
tatanan yang pas sehingga tidak menimbulkan gejolak. Hanya dengan modal visi dan misi saja
tidaklah cukup, karena gereja dituntut untuk melaksanakan visi dan misinya secara kontekstual.
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan dan sumber
insani bagi pembangunan gereja. Selain itu pemuda mempunyai peran sebagai pendekar intelektual
dan social. Pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang cemerlang, juga berperan sebagai
pembawa perubahan dalam kehidupan bergereja.
REGENERASI.
Berbicara mengenai organisasi; dimanapun, regenerasi adalah proses yang sungguh-sungguh direncanakan dan dipersiapkan. Dalam kehidupan bergereja, proses regenerasi lebih tepat
disebut regenerasi kaderisasi. Pada hakikatnya system regenerasi-kaderisasi adalah tempat para “tunas-tunas baru” berproses, digembleng serta dipersiapkan sebagai
pemimpin pada generasi berikutnya. Regenerasi-kaderisasi gereja diperlukan untuk menjamin kelangsungan eksistensi serta kesinambungan nilai-nilai
budaya yang menjadi coraknya. Armada (Anak ReMAja pemuDA) GKJ Bekasi telah melakukan
suatu terobosan yang berani dengan mengadakan acara “Regenerasi setia” pada tanggal 11 &
12 September 2014 di Wisma Kinasih Cimanggis, Depok. Penatua Trisno Sanyoto mengawali
penggemblengan dalam kemasan renungan Jumat pagi jam 5.00 dengan mengambil tema
“Spriritualitas untuk menumbuhkan kebersamaan”. ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia
mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh 12:24). Semangat inilah yang hendaknya
dibangun, supaya pemuda berani mematikan egoisme diri. Manusia mati bila hidup untuk diri
sendiri, manusia hidup bila mati terhadap diri sendiri. Dalam kematian ada kehidupan!. Sekian
ribu tahun yang lalu, Allah menciptakan manusia sesuai talenta spesifik dan unik kepada masing-
masing manusia hingga hari ini. Sebetulnya, secara sederhana dapat dimengerti bahwa sejak
awal, Allah sudah menetapkan: bahwa manusia dalam menjalani kehidupan harus bekerja dalam
kelompok atau berdemokrasi. Bila orang per orang tidak mau mematikan egoismenya, maka
yang terjadi hanyalah penonjolon diri atau kelompok seperti yang saat ini sedang terjadi di
Republik Indonesia. Padahal, Allah sudah dan akan terus menciptakan manusia dengan talenta
yang berbeda-beda.
Didalam kehidupan bergereja, tentunya hal ini harus diresponi sebagai dasar menjalani
kehidupan sehari-hari. Jangan egois, karena manusia memerlukan orang lain untuk hidup. Dalam
perbedaan talenta yang spesifik dan unik ada kesatuan yang tumbuh untuk kepentingan
lingkungan dan kemuliaan Tuhan. Opa Tris menekankan tiga hal principal dalam menjalani
kebersamaan sebagai persyaratan agar dapat berjalan dengan smooth. Pertama “Trust”. Harus
ada kepercayaan antar sesama anggota untuk menuju cita-cita bersama. Tidak boleh ada
perasaan saling curiga atau under-
estimate. Harus ada kepercayaan kepada Allah sang pencipta bahwa “talenta” yang ditanamkan
kepada masingmasing manusia harus di eksplore untuk menciptakan sinergy. Harus ada
kepercayaan bahwa eksplorasi
kepercayaan bahwa eksplorasi
talenta akan membawa berkat yang berlipat-lipat sesuai janjiTUHAN. Sinergy yang tumbuh
akan membawa gereja semakin menjadi berkat bagi umatNya dan diri sendiri. Kedua “Alignment”
atau keselarasan. Gerak langkah masing-
masing anggota tim harus selaras dan focus menuju sasaran yang ditetapkan bersama. Contoh
unalignment yang sangat konkrit dikisahkan oleh Alkitab dalam kehidupan “Yunus”. Tuhan
menghendaki bahwa tujuannya adalah Niniwe tetapi karena egoismenya sendiri Yunus justru
menuju ke Tarsis. Maka yang terjadi, Yunus menjadi masalah bagi lingkungan dan dirinya sendiri.
Walaupun pada akhirnya ditolong juga oleh TUHAN ketika Yunus mengakui dosanya. Yunus
sempat ditelan ikan besar sebagai drama ketidak selarasannya. Bayangkan kalau sekarang
berjalan tidak selaras lalu ditelan ikan besar, maka outputnya pasti jadi “pupuk”. Keselarasan
kerja dalam tim adalah sangat penting untuk menghasilkan output yang maksimal. Ketiga
“Capability”. Kemampuan yang paling diperlukan agar kebersamaan dapat berjalan mulus adalah
“mematikan egoisme diri”. Setiap manusia memiliki kemampuan tersebut! Masalahnya,… adakah
niat dan ketulusan hati atau tidak untuk melakukannya. Kalau soal kemampuan akademik, manusia
memiliki ratio untuk berpikir realistis “tidak perlu” diragukan lagi. Perkembangan peradaban
manusia sangat memungkinkan seseorang menjadi pandai karena berbagai fasilitas tersedia
melimpah didalam database public dan tinggal di downdload. Kemampuan lain yang sangat
diperlukan dalam menjalankan hidup kebersamaan adalah timbulnya unsur-
unsur: Sehati & Sepikir (Satu Visi), Kerendahan Hati, dan Rela Berkorban. Demikian uraian
singkatrenungan yang dibawakan Opa Tris dalam memacu emosi Armada untuk bangkit menuju
“mematikan egoisme diri”. Setiap manusia memiliki kemampuan tersebut! Masalahnya,… adakah
niat dan ketulusan hati atau tidak untuk melakukannya. Kalau soal kemampuan akademik, manusia
memiliki ratio untuk berpikir realistis “tidak perlu” diragukan lagi. Perkembangan peradaban
manusia sangat memungkinkan seseorang menjadi pandai karena berbagai fasilitas tersedia
melimpah didalam database public dan tinggal di downdload. Kemampuan lain yang sangat
diperlukan dalam menjalankan hidup kebersamaan adalah timbulnya unsur-
unsur: Sehati & Sepikir (Satu Visi), Kerendahan Hati, dan Rela Berkorban. Demikian uraian
singkatrenungan yang dibawakan Opa Tris dalam memacu emosi Armada untuk bangkit menuju
kebersamaan yang dikehendaki Tuhan Yesus Kristus. Sebagai “generasi tua” sejujurnya, saya
akui bahwa jalannya pembinaan patut mendapat acungan jempol. Mas Niko sebagai PIC sangat
piawai dalam membuat suasana pembinaan sangat dinamis dan cair. Inilah bukti bila seseorang
mau mengeksplore talenta maka tidak saja diri sendiri yang semakin diberkati, tetapi juga
lingkungan dimana kita mengambil peran juga diberkati. Disisi lain, bang Dodo(Pendeta Lusindo
Tobing) menekankan pengertian “setia” yang digambarkan dalam Triangle of spiritual balance
Tobing) menekankan pengertian “setia” yang digambarkan dalam Triangle of spiritual balance
and health (Segitiga keseimbangan spiritual dan kesehatan rohani). Dari sisi manusiawinya bang
Dodo menekankan pentingnya rela berkorban (berani bayar harga) seperti diaktualisasikan
oleh Maria ketika meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang sangat mahal. Mungkin
Maria berpikir apalah artinya sebotol minyak narwastu, bila dibandingkan berkat Tuhan yang
selalu melimpah dalam hidupnya. Inilah arti dari “persembahan” yang tulus karena Tuhan Yesus
Kristus telah terlebih dahulu memberkati manusia dengan talenta yang spesifik dan unik, menjadi
berkat bagi kehidupan menusia dimanapun dan berkelimpahan. Walau, selalu saja ada watak
manusiasepertiYudasyangmewakili manusiamanusia bebal dalam kehidupan masa kini yang
berpikiran negatif. Maria tidak saja berani bayar harga,tetapi mau merendahkan diri membasuh
kaki Yesus dengan rambutnya. Rambut bagi wanitamerupakan symbol kehormatan. Bagi Maria
figure yang palingterhormat di alam semesta ini adalah sang Juru Selamat. Melalui firman ini ada
pesan moral yangingin disampaikan bahwa keseimbangan spiritual dan kesehatan rohani dalam
menjalani
berpikiran negatif. Maria tidak saja berani bayar harga,tetapi mau merendahkan diri membasuh
kaki Yesus dengan rambutnya. Rambut bagi wanitamerupakan symbol kehormatan. Bagi Maria
figure yang palingterhormat di alam semesta ini adalah sang Juru Selamat. Melalui firman ini ada
pesan moral yangingin disampaikan bahwa keseimbangan spiritual dan kesehatan rohani dalam
menjalani
kehidupan, dinyatakan dalam bentuk “berani bayar harga dan merendahkan diri” yang
merupakan kunci “setia” harus dimiliki oleh setiap insane Armada GKJ Bekasi.
Tema besar ARMADA GKJ Bekasi yaitu “Regenerasi Setia” yang diangkat dalam pengkaderan
kali ini menjadi perhatian serius bagi bang Dodo. Beliau mengingatkan akan arti kesetiaan dan
unsure kesetiaan itu sendiri, mengapa kita harus setia? Satu kalimat sederhana yang
menginspirasi dari kata setia adalah: “Karena Tuhan kita setia, aku dan kamu berjuang setia”.
Setia, satu kata sederhana yang tiap hurufnya memiliki arti yang dalam,
Syukur, mengingatkan kita semua untuk tetap bersyukur dan tidak bersungut-sungut dalam melayani. Erat, mengajak kita untuk saling bergandengan tangan atau memeluk setiap
anggota komisi bahkan komisi lainnya. Saat ini komisi anak, komisi remaja dan komisi pemuda tidak
lagi terkotak-kotak dalam tiga kelompok yang berbeda, tetapi sudah menjadi satu keluarga yaitu
keluarga besar ARMADA GKJ Bekasi. Terbaik, menjadi satu kata yang sangat penting ditengah2
kesetiaan, semut yang disebutkan dalam alkitab menjadi teladan bagi setiap orang untuk tidak malas
dan selalu mempersembahkan yang terbaik dimanapun dan kapanpun. Inspirasi, adalah tindakan
nyata terselenggaranya acara ini. Kita bersyukur bahwa salah satu unsure kesetiaan sudah dapat kita
wujudkan dalam acara ini. Bang Dodo menegaskan saat kita menjadi inspirasi bukan lagi 4L (Lu Lagi
Lu Lagi) tetapi kita menjadi L4in (Lain Lagi Lain Lagi). Hal ini terbukti; melalui foto2 kegiatan
ARMADA
ARMADA
GKJ Bekasi di face book menjadi inspirasi dan berkat bagi GKJ Tlogosari Semarang untuk melakukan
hal yang sama. Huruf terakhir dari kata setia adalah Alfa-omega, seperti Tuhan Yesus yang melayani
sampai titik akhir dengan mengorbankan diriNya di kayu salib. Demikian pula para pengurus ARMADA
harus berani berjuang sampai akhir dengan terus bersyukur, bergenggam erat, selalu memberikan
yang terbaik dan menjadi inspirasi.
Untuk lebih mempersatukan kebersamaan diantara tiga komisi, Bang Dodo mengemasnya dalam
bentuk game dengan judul “Tiap langkahku... ‘ku tahu yang Tuhan pimpin”. Ternyata game
yang dilakukan tidak saja dapat menumbuhkan kebersaman dan keeratan diantara keluarga
ARMADA GKJ Bekasi, tetapi secara nyata menunjukkan nilai-nilai yang terdapat dalam kata
“SETIA”. Melalui game ini pula, cairlah kebekuan komunikasi sehingga dapat saling bercanda
tawa, saling melengkapi, dan saling membaur. Kegiatan ini menjadi bukti nyata, bahwa tidak
ada lagi anak, remaja, atau pemuda, tapi yang sungguh-sungguh ada benar-benar satu keluarga, ARMADA GKJ Bekasi.
Ketika tiba saatnya bang Dodo sambil tersenyum simpul mempersilahkan masing-masing komisi memperagakan hasil karya kolaborasi “Tiap langkahku... ‘ku tahu yang Tuhan
pimpin”. Giliran pertama tampil Komisi Anak menunjukkan kebolehannya dipimpin langsung oleh
majelis pendampingnya Pnt. Yuyun. Sungguh sangat mengagumkan bagaimana mereka
mengexpresikan anak-anak merasakan pimpinan Tuhan saat mendengar panggilanNya "Biarkan anak-
anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah”. Bravo Komisi
Anak.
Selanjutnya Komisi Remaja didampingi majelis pendampingnya Pnt. Ariadi Wibowo dipersilahkan
unjukgigi. Dengan senyum menempel dipipi seorang peserta “tertinggi” dari Komisi Remaja dijadikan
unjukgigi. Dengan senyum menempel dipipi seorang peserta “tertinggi” dari Komisi Remaja dijadikan
“korban” menjadi yang Maha Tinggi. Sungguh luar biasa mereka menggambarkan bagaimana
seharusnya mempersembahkan “dupa yang harum” bagi sang Khalik melalui gerakan nyata sebagai
simbol pernyataan “inilah aku Tuhan, pakailah aku untuk menjadi alatMu.” Lagi-lagi para pengamat:
pendeta Heri, Pnt. Taufanti Suryandari Ganif, Pnt. Trisno Sanyoto bapak Abimanyu sangat terharu
karena menyadari sedemikian ekpresifnya para generasi penerus memiliki semangat melayani. Bagian
terakhir giliran Komisi Pemuda unjuk kebolehan. Sambil, mégal mégol bak penari teater mereka tidak
mau kalah mengexpresikan “Tiap langkahku... ‘ku tahu yang Tuhan pimpin” dengan gaya anak
mudanya yang energik. Sepanjang pementasannya dalam waktu yang sangat sempit mereka tampil beda. Mereka asyik bergaya tanpa beban seolah sedang mengiringi Tabut Perjanjian sambil mégal-mégol
menari dengan santainya. Emang gué pikirin lu mau omong apé. Nih.. liat.. gué lagi menyenangkan
hati Tuhan. Luaar biasa! Semangatnya heboh berat.
pendeta Heri, Pnt. Taufanti Suryandari Ganif, Pnt. Trisno Sanyoto bapak Abimanyu sangat terharu
karena menyadari sedemikian ekpresifnya para generasi penerus memiliki semangat melayani. Bagian
terakhir giliran Komisi Pemuda unjuk kebolehan. Sambil, mégal mégol bak penari teater mereka tidak
mau kalah mengexpresikan “Tiap langkahku... ‘ku tahu yang Tuhan pimpin” dengan gaya anak
mudanya yang energik. Sepanjang pementasannya dalam waktu yang sangat sempit mereka tampil beda. Mereka asyik bergaya tanpa beban seolah sedang mengiringi Tabut Perjanjian sambil mégal-mégol
menari dengan santainya. Emang gué pikirin lu mau omong apé. Nih.. liat.. gué lagi menyenangkan
hati Tuhan. Luaar biasa! Semangatnya heboh berat.
Dalam perbincangan kecil sambil makan siang kami bertiga Pdt. Lusindo Tobing dan Pdt. Heri
saling berkomentar, andai kegiatan semacam ini dilakukan oleh banyak Komisi Gereja pasti
dampaknya akan sangat baik bagi perkembangan kepemimpinan gereja. Bayangkan satu contoh
kecil suatu game yang belum di jelaskan secara utuh langkah-langkah yang harus dilakukan tetapi ada satu step lebih maju dimana peserta sudah dapat
melaksanakan langkah-langkah lanjutannya. Demikian Pdt. Lusindo memberikan penekanan. Hal ini membuktikan suatu
premise, bahwa talenta yang ditanamkan Tuhan Yesus kepada masing-masing insane bila diekplore dengan tepat akan menghasilkan synergy yang sangat membanggakan.
Jalannya proses kaderisasi diacungi jempol oleh bang Dodo yang mewakili hamba Tuhan, beliau
mengapresiasi bahwa untuk pertama kali terjadi di GKJ sebuah pengkaderan diikuti oleh sekaligus
tiga Komisi dalam satu waktu secara bersamaan (Komisi Pemuda, Remaja dan Anak).
Giliran pendeta Oktavianus Heri P membawakan topik makna suatu perubahan kepemimpinan.
Dengan gayanya yang khas, beliau mengajak semua peserta mengambil inisiatif demi tercapainya
mendapatkan pengertian tentang makna regenerasi. Dengan metode dialogis beliau mengajak
peserta terlibat dalam menentukan, memandang atau mengartikan, suatu makna regenarasi.
Melalui persepsi yang dibangun, peserta secara aktif mengadakan hubungan dengan
lingkungannya dan hasilnya lagi-lagi mengagumkan. Sebagai penutup acara pengkaderan,
Menjelang pulang kembali ke Bekasi, Pnt. Yayuk (Ketua Majelis GKJ Bekasi), Pnt. Titiek,
Pnt.SihNugroho, Bpk. Subardi dan Mas Elly membekali Armada GKJ Bekasi pengetahuan tentang
Pnt.SihNugroho, Bpk. Subardi dan Mas Elly membekali Armada GKJ Bekasi pengetahuan tentang
manajemen, struktur organisasi, birokrasi, dan pengawasan/pengendalian gereja. Lengkaplah
sudah acara demi acara yang sangat padat tetapi menyenangkan. Akhirnya pada ibadah variatif
jam 17.00 ARMADA GKJ Bekasi memberikan kesaksian pujian dengan menyanyikan theme song
“ARMADA GKJ Bekasi” dan lagu “Hei kami yang muda”. Theme song ARMADA diharapkan
akanmenguatkan seluruh insane Armada untuk tetap setia melayani Tuhan. Puji Tuhan, program
akanmenguatkan seluruh insane Armada untuk tetap setia melayani Tuhan. Puji Tuhan, program
perdana pengkaderan di GKJ Bekasi berjalan dengan baik oleh karena adanya kebersamaan dan
semangat yang dianugerahkan Tuhan Yesus Kristus.
Disusun oleh Tim steering committee ARMADA GKJ Bekasi