2 Raja-raja 2: 1-12
SAHABAT PERJALANAN IMAN
Banjir
dan Begal (penyamun; membegal = merampas di jalan). Dua hal itu kini sedang
ramai dibicarakan. Membuat kita harus lebih berhati-hati dalam perjalanan. Dan
yang pasti di kedua hal tersebut kita juga membutuhkan orang lain atau teman.
Teman dan sahabat saat menjalani melewati banjir (pejalan kaki lain, pengendara
motor atau mobil lain, angkutan umum, jasa gerobak atau perahu penyeberang
hingga para pihak berwajib satpam, polisi, TNI, SAR, dan sebagainya).
Begitu
pula dengan ancaman pembegalan, selalu disarankan jangan memasuki atau melewati
tempat yang sepi. Carilah untuk dilintasi, tempat yang ramai dan ada orang lain
(“teman-sahabat”) di sekitar perjalanan kita.
Mungkin demikian juga refleksi perjalan antara Elia dan
Elisa. Dua Nabi Tuhan Allah. Rencana Allah memanggil
Elia pulang kepada-Nya tanpa melalui kematian fisik diketahui (ayat 3,5,7). Itu sebabnya Elisa tidak ingin
ditinggalkan menjelang detik-detik terakhir hidup Elia, meskipun Elia mencoba
membujuknya agar mereka berpisah di Gilgal
(baca lagi ayat 2).
Perjalanan dari Gilgal ke Sungai Yordan membawa dampak besar
bagi keduanya. Bagi Elisa, perjalanan itu membuka matanya untuk bergantung
kepada kedahsyatan kuasa Tuhan, “teman perjalanan” sesungguhnya, Allah yang
dilayaninya (ayat 11).
Mari, persilakan
Tuhan Allah menjadi sahabat perjalanan iman kita yang terutama. Lalu mau dan
benar-benar bersedia menjadi teman dan sahabat perjalanan bagi anggota keluarga
kita, rekan jemaat atau orang lain di manapun kita ada.
Khususnya perjalanan
Iman, Pengharapan & Kasih, berbuah melakukan lebih banyak hal-hal baik,
benar dan berguna. Karena Kasih berarti siap menjadi sahabat dalam perjalanan
kehidupan bersama. Amin.
Tulisan & foto: Lusindo Tobing.