Yeremia 28: 5-9
Pendidik Kebenaran
Hoax atau berita palsu rupanya sudah ada di zaman
Perjanjian
Lama, khususnya di konteks nabi Yeremia. Berita-“nubuat” dari
Hananya
dengan mengatasnamakan Tuhan bahwa kuk Babel akan
patah dalam dua tahun (baca juga
ayat 2-4), rupanya adalah nubuat
palsu. Bagaimana respons nabi Yeremia? Sangat
bijaksana, nabi
Yeremia membantah pemberitaan Hananya dengan penuh
kehati-
hatian (5-6).
Ia meminta semua rakyat Yehuda menganalisa pemberitaan
itu
berdasarkan kebenaran yang pernah disampaikan oleh nabi-nabi
sebelumnya (8-9).
Ketika Hananya mulai menggunakan
kekerasaan, ia pilih menyingkir. Nabi Yeremia
kembali menemui
Hananya setelah Allah memerintahkannya memberitakan kepastian
penghukuman Allah atas Yehuda, dan tentang kematian Hananya
karena menyesatkan
bangsa pilihan Allah (12-16). Dua bulan
kemudian Hananya mati (17). Di sinilah
kebenaran Firman Allah
melalui Nabi Yeremia teruji dan terbukti!
Mari jangan mudah terpengaruh dengan berita apalagi “nubuat”
yang tampaknya spektakuler, bahkan dari hamba Tuhan terkenal
sekalipun (seperti
cara spektakuler yang dilakukan Hananya, coba
baca ayat 10-11). Ujilah setiap berita
dan ajaran dalam terang
firman Tuhan. Setialah berpegang pada kebenaran firman
Tuhan,
dengan rasional belajarlah dari ajaran, sejarah gereja dan para
pengajar
Iman Kristen, dan yang terakhir: mari miliki hati yang
selalu mendengar suara
Roh Kudus, Roh Kebenaran. Jangan mudah
terprovokasi, ikut-ikutan menyebarkan
hoax dan atau melakukan
perbuatan kekerasan yang merusak kehidupan bersama. Mari
jadi
penerima kebenaran, dengan menjadi pelaku-pelaku kebenaran,
mari bersiap
sedialah dipakai-Nya menjadi pendidik kebenaran
bagi keluarga dan semua orang,
melalui kata-kata yang benar dan
perbuatan-tingkah laku yang benar setiap hari.
Amin.
Pdt. Lusindo Tobing