1 Korintus 1: 18-25
SALIB KRISTUS
Secara manusiawi, salib tampaknya langsung bertentangan
dengan pengharapan. Sebab salib itu kerap dipandang sebagai kegagalan dan bukan
kejayaan, kebodohan dan bukan hikmat.
Tetapi ditinjau dengan iman, salib itu penggenapan
dan bahkan peningkatan pengharapan. Salib sebenarnya kekuatan, kuasa Kasih dan
hikmat Allah.
Paulus memandang salib sebagai sarana yang dipakai Allah
untuk menyelamatkan. Bahkan Kristus yang disalib dan bangkit adalah pusat
pemberitaan Kabar Baik, pusat yang mempersatukan. Jemaat Korintus tidak boleh
terkotak-kotak (ayat 10).
Tugas ini (sampai sekarang dan kapanpun juga) akan
sulit kita jalankan jika tidak mengandalkan campur tangan Tuhan (ayat 17-
25). Karena akan masih ada yang menolak untuk percaya, dengan alasan
seperti, "Mujizat dulu, baru percaya", atau menertawakan Salib (baca lagi
ayat 18-23).
Mari lebih membagikan Injil Tuhan. Yang utama dengan tingkah
laku penuh Kasih. Memberitakan kabar baik, berita keselamatan dariNya untuk
semua manusia dan kehidupan dunia. Berdasar Salib Kristus.
Karena jikalau saja
ada jalan keluar lain bagi masalah hakiki manusia, mengapa sampai Tuhan Yesus
Kristus rela disalibkan? Jikalau saja ada cara yang dapat memberikan jaminan
hidup kekal, mengapa Dia harus mati?
Salib
membentangkan Hati Allah kepada manusia, tetapi juga melingkupi kehidupan
manusia menuju Keselamatan kekal. Salib Kristus sebagai wujud hikmat dan kuasa
Allah. Amin
Tulisan: Lusindo Tobing.
Foto: Krisna Adiet.
(Keterangan foto: Keluargaku -Keluarga inti Pdt. Lusindo Tobing- di makam ayah&ibu saya (bapak&mama-ku) atau "opungnya Caca & Ben").