Teramat bersyukur hanya kepada Tuhan…
Bersukacita masih diberi kesempatan dari Tuhan untuk: menikmati bersama umat jemaat, menyajikan khotbah, ditambah kehadiran Bung Once Mekel menyanyikan 3 lagu di Ibadah Kenaikan Tuhan Yesus Kristus di GKJ Nehemia. “Kenaikan Yesus Menumbuhkan Pengharapan Dalam Pemulihan”
☁️📖💒🎶❤️👍👍👍🙏🙏🙏😷😇😄
=========
Kisah Para Rasul 1: 6-11
Kenaikan Yesus Menumbuhkan Pengharapan Dalam Pemulihan
Bagian Kisah Para Rasul ini adalah penjelasan dari Lukas, melanjutkan penjelasannya terdahulu kepada Teofilus. Lukas ingin memberitahukan kepada Teofilus bahwa hidup tidak hanya terbatas pada berita Injil. Ada hakekat lebih dari itu semua, yakni “Kenaikan” bahwa Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit dikembalikan ke tempat kemuliaanNya yang telah ada sebelumnya.
1. Kenaikan yang Memulihkan
Pengharapan mereka -para murid- hanyalah tentang perkara mereka sendiri. Mereka menyangka bahwa Kristus akan memulihkan kerajaan bagi Israel, yakni, bahwa Ia akan menjadikan bangsa Yahudi sebagai bangsa besar dan penting di antara bangsa-bangsa lain seperti pada masa Daud dan Salomo, Asa dan Yosafat. Bahwa, sebagai Silo, Ia akan memulihkan tongkat kerajaan, dan lambang pemerintahan, kepada Yehuda. Padahal pemulihan yang sesungguhnya adalah: Kristus datang untuk mendirikan kerajaan-Nya sendiri, dan itu adalah Kerajaan Sorga, bukan untuk memulihkan kerajaan bagi Israel, kerajaan dunia.
“Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.” (Kisah Para Rasul 1:9). Nats kita di Ibadah Kenaikan-Nya ini menujukan pandangan mereka kepada Dia, sambil menerima berkat-Nya, terangkatlah Ia, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Di sini kita mendapati Kristus naik ke tempat tinggi. Ia tidak dijemput, seperti Elia, dengan kereta berapi dan kuda berapi, tetapi naik ke sorga, seperti Ia bangkit dari antara orang mati, murni dengan kuasa-Nya sendiri, dan tubuh-Nya sekarang, seperti pemulihan saat kebangkitan nanti, telah menjadi tubuh rohani, yang dibangkitkan dalam kekuatan dan ketidakbinasaan.
Para murid tidak melihat-Nya muncul dari kubur, karena mereka bisa melihat Dia setelah Dia bangkit, yang sudah cukup memuaskan rasa percaya mereka. Sebenar-benarnya mereka melihat-Nya naik ke sorga, dan dengan mata kepala sendiri melihat Dia dengan penuh perhatian dan kesungguhan pikiran sehingga mereka tidak bisa tertipu. Ada kemungkinan bahwa Ia tidak terbang dengan cepat, tetapi terangkat ke atas secara perlahan, untuk lebih memuaskan murid-murid-Nya.
Tentang awan, ada kemungkinan, awan itu menutupi-Nya ketika Ia sudah pergi jauh dari bumi sejauh awan biasanya ada. Namun, awan itu bukanlah awan yang menyebar seperti yang biasanya kita lihat, melainkan awan yang memang hanya ada untuk melayani Dia dengan cara menaungi-Nya. Sekarang Ia menjadikan awan-awan sebagai kendaraan-Nya (baca dan bandingkan (Mazmur 104:3). Allah sering kali turun di dalam awan. Melalui awan-awan ada semacam hubungan yang terjaga antara dunia atas dan dunia bawah. Di dalam awan-awan, uap dikirimkan ke atas dari bumi, dan embun dikirimkan ke bawah dari langit. Oleh sebab itu, tepatlah Dia naik di dalam awan, sebab Dia adalah Pengantara antara Allah dan manusia, yang melalui-Nya rahmat-rahmat Allah turun ke atas kita dan doa-doa kita naik ke hadapan-Nya. Inilah kali terakhir Dia terlihat. Mata para saksi yang sangat banyak mengikuti Dia masuk ke dalam awan. Karena itu, jika kini kita masih bisa melihat awan, maka refleksi pemulihan dan keyakinan iman kita semakin kuat bahwa: penyertaan Tuhan selalu ada kepada kita semua dan janji-Nya selalu ada, kedatangan Tuhan Yesus Kristus adalah pengharapan yang pasti alam digenapi.
2. Kenaikan yang Menumbuhkan Pengharapan
Justru kemenangan dari maut dalam kebangkitan-Nya membuat Ia bebas menampakkan diri kepada para murid-Nya sebelum Ia kembali ke surga. Dalam penampakan itulah kini kita tahu bahwa Ia bukan saja pernah datang ke dalam dunia, tetapi Ia hidup dan mati untuk menyelamatkan kita. Ia juga hidup terus untuk kita, gereja-Nya, agar kita dapat hidup untuk Dia di tengah dunia ini.
Menjadi saksi. Para murid yang telah dibimbing-Nya sekian lama, yang telah mengalami dengan mata kepala sendiri segala keajaiban Yesus, masih saja belum menangkap makna Kerajaan Allah yang diwujudkan dalam diri Tuhan Yesus. Mereka lupa bahwa Kerajaan Allah bukan berbentuk wilayah dan kuasa politik, tetapi manusia yang kehidupan-Nya diperintah Tuhan secara utuh. Tugas mereka, juga tugas kita adalah berjuang demi Kerajaan itu, dengan metode dan daya dari Sang Raja, yaitu dengan dipenuhi oleh Roh Kudus
“dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” (Kisah Para Rasul 1:11)
Di saat kebangkitan Yesus memberi pengharapan baru bagi mereka yang sempat kehilangan asa, ternyata konsep berpikir mereka masih keliru. Mereka masih berpikir bahwa Yesus akan menegakkan kerajaan Israel seperti pada masa lampau (PL). Bila demikian, tentu Yesus akan menjadi Raja dan mereka sendiri akan menduduki jabatan-jabatan penting di sekitar Dia.
Sebenarnya Yesus mengajarkan mereka (juga konfirmasi iman kepada kita di “zaman now”) mengenai Kerajaan Allah yang bersifat rohani. Yaitu Kerajaan Allah yang ditegakkan melalui kematian-Nya di kayu salib yang menga-lahkan kuasa dosa dan melalui kebangkitan-Nya yang mengalahkan kuasa maut. Kerajaan Allah yang bersifat rohani ditegakkan ketika manusia tunduk dan mengakui kedaulatan Allah atas hidupnya.
Untuk menegakkan kerajaan Allah seperti itu tentu bukan dengan kekuatan manusia, melainkan kekuatan Allah sendiri. Itulah sebabnya Tuhan Yesus Kristus meminta mereka menanti di Yerusalem sampai Roh Kudus turun atas mereka. Refleksi ini berarti panggilan kepada kita untuk semakin hidup dalam iman, pengharapan dan kasih, terarah kepada Sorga, dan ada Kota Yang Indah Cerah telah disediakan-Nya untuk kita semua yang percaya.
Dengan kuasa yang dari Atas tersebutlah para murid dan sekali lagi, kini, termasuk kita di tengah pandemi yang masih melandai dan berbagai tantangan kehidupan, kita pasti dimampukan menjadi saksi-saksi Kristus, untuk semakin mengasihi Tuhan dengan semakin mengasihi sesama manusia dan segala ciptaan-Nya, untuk semakin mewujud nyatakan pengharapan ilahi: menghadirkan Kerajaan Allah di atas muka bumi ini.
Selamat Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Amin
Pdt. Lusindo Tobing