1 Raja-raja 3: 5-15
Pendidik Hikmat
“..sesungguhnya
Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian,. “
(1
Raja-raja 3: 12)
Ada kebiasaan yang
cenderung memajukan waktu pada jam tangan dan jam dinding di rumah, lebih dari
yang semestinya. Kita mengenalnya dengan istilah “waktu-jam sekolah atau
kerja.” Tetapi renungkan, mengapa tidak ada yang mengatur jam miliknya mundur?
Mungkin jawaban kita beragam, tetapi manusia memang cenderung ingin lebih maju
(sampai di sini masih baik), namun bahayanya ego tidak mau ketinggalan, dan semakin
berhasrat lebih berada “di depan” daripada yang lain.
Bicara hikmat tidaklah
melulu soal lebih cepat di depan. Tetapi pertama kali adalah berani belajar
mundur: Mengingat, mensyukuri dan meneruskan apa yang baik-benar dari Allah,
dan kemudian menjadi saluran berkat bagi orang lain. Hal ini terjadi dalam diri
Salomo, ia sadar betul bahwa hanya karunia Allah yang membuat dirinya di usia
sangat muda dapat menjadi raja. Selain itu, warisan Daud yang diteruskan Salomo
adalah teladan kerohanian: taat beribadah (membangun bait suci dan mempersembahkan
korban bakaran) dan setia mengasihi Allah (baca ayat 3).
Karena itulah di ayat
6-9, Tuhan Allah mengaruniakan Salomo satu permintaan. Salomo memanfaatkannya
dengan memohon hikmat, supaya ia bisa memerintah untuk kebaikan rakyatnya.
Salomo tidak meminta kekayaan, kekuasaan dan umur panjang. Salomo tidak
mementingkan diri sendiri, tetapi peduli kepada rakyat dan benar-benar mensejahterakan
kehidupan mereka.
Mari memohon hikmat
Tuhan, dengan dasar hidup mengasihi Allah, menaati firman dan setia beribadah
kepada-Nya. Mari “mundur” atas ego diri pribadi, untuk mempersilakan Tuhan
Allah berkuasa atas hidup kita. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat (Amsal
2:6), itu dianugerahkan kepada mereka yang mengasihi Tuhan. Hikmat memampukan
kita memiliki pengetahuan, kepandaian, jawaban pergumulan kehidupan dan hal-hal
yang terbaik dari Allah (baca lagi ayat 12).
Pdt. Lusindo Tobing