Mazmur 1: 1-6.
JALAN ORANG
BENAR
Kenikmatan
bertolak belakang dengan kebahagiaan. Mari jangan sekadar hidup nikmat. Asal hidup puas. Akhirnya lari ke narkoba, seks bebas,
korupsi dan hasrat kekuasaan.Tetapi mari hiduplah bahagia. Bahkan penuh dengan kebahagiaan. Dan kebahagiaan
hanya bisa kita dapatkan jika hidup di jalan orang benar.
Bagian refleksi perikop kali ini diawali
dengan sebuah seruan kuat. Betapa
bahagianya orang yang mengikuti Rancangannya Allah. Rancangan
Kebenaran itu. Kata kerja “berjalan”, “berdiri” dan “duduk” melukiskan
langkah-langkah khas orang fasik yang harus dihindari orang benar. Tidak menerima
prinsip-prinsip orang fasik, tidak ikut terlibat praktik-praktik orang berdosa,
dan akhirnya tidak bergabung dengan orang-orang yang suka mencemooh secara
terbuka.
Sebab tidak seorang pun dapat
menikmati berkat Allah tanpa berbalik dari hal-hal yang merusak atau
membahayakan. “.. sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang
fasik menuju kebinasaan.” (ayat 6). Tetapi “Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut
nasihat orang fasik,..” (ayat 1).
Bahkan tegas difirmankan Allah
melalui pemazmur, “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, …”
(ayat 3). Air sering kali
melambangkan Roh Allah (mis. Yoh
7:38-39), marilah kita bersedia diberdayakan untuk
hidup dalam jalan orang benar. Mau diajar Allah dan tinggal di jalan Kebenaran
Firman-Nya.
Sehingga kita menerima sumber hidup kehidupan yang tidak
habis-habisnya. Tiada henti berbahagia karena berjuang melakukan kebenaran dan
membagikan kebaikan kepada lebih banyak orang lain. Amin.
Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar