Efesus 4: 25 – 5:
2
RAMAH
Semua kita kemungkinan besar bergumul dan berjuang di tema
renungan kali ini: Ramah. Berjuang bisa ramah, tetap ramah, apalagi semakin
ramah kepada semua orang. Di konteks carut-marut kehidupan sosial masyarakat, bangsa
negara dan bahkan dunia. Yang semakin
tegang dan panas, kita difirmankan untuk ramah. Sebagai umatNya, sekali lagi, untuk
lebih ramah kepada orang lain.
Marilah mulai dari keluarga, berlanjut ke persekutan
kebersamaan jemaat dan gereja. ” Tetapi
hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling
mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4: 32). Firman Tuhan melalui Rasul Paulus menginginkan jemaat Efesus berani tampil
beda dalam kehidupannya. Juga
kepada kita yang berusaha memberlakukan hidup ramah dengan tetangga di rumah,
maupun “tetangga” / orang-orang di dekat kita, di mana pun kita berada, seperti
diri kita sendiri (ingat dan maknai lagi Hukum Kasih-Nya, Matius 22:
37-40).
Bahkan kita dimampukan Kristus Sang Sumber Kasih, untuk bisa
ramah sebagai warga negara Indonesia. Berjuang
melakukan kasihNya dalam kehidupan, bukan saja sebagai suatu keharusan tetapi juga sebagai tanda
atau bentuk keunikan kehidupan kita, orang Kristen. Terlebih di tengah bangsa dan negara kita memasuki usia ke-70
tahun di bulan ini.
Hingga keramahan dan benar-benar bisa berlaku ramah kepada
seluruh dunia. Kepada sesama manusia, suku atau bangsa dan agama apapun. Bahkan mampu
dengan nyata ramah kepada air, udara, tanah, binatang, tumbuhan dan pelestarian
segala ciptaanNya. Amin.
Tulisan & Foto: Lusindo
Tobing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar