21 Mei 2011

refleksi minggu keempat Mei 2011


MEMBAWA BERKAT

Kisah Para Rasul 2: 41-47


Jemaat mula-mula itu disukai oleh semua orang! Apa penyebabnya? Rupanya, karena mereka memiliki hati yang gembira dan ketulusan hati. Coba baca dan baca ulangi lagi ayat 43-47, hati mereka tulus dan bergembira untuk saling berbagi, membawa dan menjadi saluran berkat Allah bagi sesama.

Mari bersama meneladani cara hidup jemaat mula-mula, jemaat awal pertama ini. Dengan sungguh-sungguh bertekun dalam memberlakukan ajaran-ajaranNya. Baik dalam kebersamaan cinta kasih keluarga, persekutuan jemaat Tuhan, juga khususnya kepeduliaan terhadap dan dengan sesama. Di keseharian, kita bertekun dan sehati menawarkan cinta dan Kasih bagi sesama. Tentu melalui sikap dan tingkah laku kita, juga melalui perkataan dan kehadiran kita kepada orang-orang yang membutuhkan.

Sehingga terus-menerus, juga satu persatu, semakin banyak pribadi yang menerima keselamatan yang ditawarkan dari Allah melalui kita. Untuk masuk ke dalam masyarakat yang diselamatkan, Keluarga Kerajaan Allah. Kumpulan orang-orang yang tidak hanya mau menerima berkat, tetapi setia dan taat untuk saling membagikan berkat.

Mari memuji memuliakan Allah, dengan rendah hati terus membagikan Syalom. Mari membawa berkat dan disukai oleh banyak orang! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing

19 Mei 2011

refleksi minggu ketiga Mei 2011


MELAKUKAN PEKERJAAN KRISTUS

Yohanes 14: 1-14


Dulu ada istilah “korupsi berjamaah”. Belakangan ini kita membaca, melihat dan mendengar di banyak media bahwa ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) mengungkapkan istilah baru yakni adanya “korupsi struktural”. Korupsi yang dilakukan secara tertata dan melibatkan orang-orang yang duduk di jabatan-jabatan tertentu, menyangkut struktur organisasi lembaga, juga pengambil keputusan penting dan kekuasaan. Sungguh memilukan dan memalukan!

Biarlah istilah-istilah tersebut menjadi koreksi tajam untuk diri kita sendiri dulu. Kemudian mari rindu membangun jaringan yang melakukan pekerjaan-pekerjaan baik dan benar, bukannya jejaring korupsi dan pekerjaan gelap jahat lainnya. Seperti Tuhan Yesus Kristus sendiri menghardik para muridNya,”Tidak percayakah engkau? .. percayalah kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku, .. barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan” (ayat 10-12).

Dan hardikan sekaligus Firman ini sekarang tiba pada kita semua, di kehidupan ini dan kini. Tiap langkah kaki bahkan langkah iman kita adalah perbuatan yang melakukan kehendakNya. Sehingga “Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya.” (ayat 14) Indah sekali bukan?! Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus, tentu dengan pertolongan urapan RohNya Yang Kudus akan melakukan, sekali lagi melakukan, untuk saya dan anda.

Ada struktur jaringan pekerjaan kebenaran, keadilan dan Kasih. Sehingga mari tanpa ragu, kita melakukan pekerjaan terlebih pelayanan bagi sesama di keseharian hanyalah untuk kemuliaan Allah di dalam Anak. Kemuliaan melakukan pekerjaan-pekerjaan Kristus! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing

04 Mei 2011

refleksi minggu kedua Mei 2011


MAKAN BERSAMA

Lukas 24: 13-35

Tiap acara makan bersama selalu menyenangkan! Makan bersama keluarga, atau makan bersama jemaat, makan bersama teman-teman dan juga makan bersama dengan sesama yang lain. Karena selain perut yang diisi lalu kenyang, juga memuaskan selera makan lidah kita, tetapi yang lebih jauh ada kepuasan batin dengan kebersamaan, sadar orang lain juga menikmati apa yang sedang kita nikmati. Aku makan, mereka juga makan, mereka minum dan aku juga minum. Selalu menyenangkan (dan mengenyangkan) tetapi rupanya juga sangat membahagiakan. Ada “syalom” di tiap makan bersama.

Itu juga yang terjadi di bagian-bagian akhir perjalanan 2 (dua) muridNya, yang ditengah perjalanan menjadi 3 (tiga) orang karena ada “teman seperjalanan” yang bergabung, saat menuju kampung Emaus. Siapa orang ketiga itu? Ya, Dia Yesus, Guru mereka, Tuhan dan Juruselamat kita! Kedua murid mendesak Dia menerima undangan menginap malam itu, “Tinggallah bersama-sama dengan kami..” (baca lengkapnya di ayat 29).

Mereka mempersiapkan jamuan malam, tetapi pada saat akan makan bersama itu, Tuhan Yesus membawakan cara dan bahasaNya yang telak sekali mengingatkan mereka pada perbuatanNya di peristiwa mujizat pemberian makan (lebih dari) 5000 orang dan khususnya saat Perjamuan Kudus terakhir mereka (ayat 30). Setelah itu Dia lenyap dari tengah-tengah mereka (kedua murid). Tetapi mata dan mata hati mereka jadi terbuka, mereka pun mengenal Dia dan merasakan suatu kegembiraan aneh, sangat menyenangkan, sangat tenang dan damai namun penuh bahagia, penuh cinta dan Kasih.

Mari lebih sering berbagi makanan bagi mereka yang kelaparan. Berbagi minuman bagi mereka yang kehausan. Selain menyediakan dan atau mengajak keluarga, teman, rekan jemaat untuk makan bareng, makan bersama. Namun di atas semua itu, bagikanlah Syalom: Kebahagiaan, kelegaan, kedamaiaan dan kesejahteraan kepada lebih banyak orang lain.

Lewat sikap tingkah laku kita, juga doa, serta mau memberi, membagikan apa yang kita miliki. Sesederhana hingga sebesar apapun, mari, buatlah sesama kita lebih “kenyang”. Kenyang jasmani, tetapi lebih kenyang juga spiritual iman dengan Kasih. Sesulit bagaimanapun, wartakan dan bagikanlah Syalom. Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing

27 April 2011

refleksi minggu pertama Mei 2011


WARTAKAN SYALOM

1 Petrus 1: 3-9


Maraknya kasus pembobolan dana di beberapa Bank belakangan ini, tentu berimbas pada tingkat kepercayaan masyarakat. Kasus terakhir malah pembobolan dana mencapai Rp. 111 miliar! Masyarakat mulai bertanya-tanya, lalu kebingungan bahkan tidak aman sejahtera dan jadinya tidak percaya. Hingga contohnya ada komentar di twitter ditayangkan salah satu televisi swasta berkata,”.. ah mending balik nabung di “celengan” aja!” Bernada agak kampungan tetapi cukup tajam dan sinis.

Mari wartakan damai sejahtera (shalom/syalom). Dunia sekarang ini kian membutuhkan pewartaan syalom. Mari kuatlah atas berbagai goda, nafsu dan rayuan Kuasa Jahat. Berhentilah terlibat dalam merugikan sesamamu! Jangan lakukan, dan jangan punya niat meliciki pihak lain. Kalau kita ingin hidup bergembira , jangan bergembira atas penderitaan, tangisan bahkan kesengsaraan yang lain. Tetapi mari berjuang untuk bergembira hanya karena melakukan kebaikan dan kebenaran dalam Tuhan bagi sesama.

Seperti isi Surat Rasul Petrus kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia (baca lagi ayat 6-10) yang mengajak memanjatkan syukur ke hadirat Allah hanya karena menjadi berkat bagi sesama dan kehidupan. Walau menempuh masa-masa pencobaan kesukaran.

Inilah syalom yang sesungguhnya, syalom yang berasal dari iman yang tegar kuat menjalani melewati berbagai goda rayu si iblis dan tekanan dunia. Syalom yang penuh kesukaan kendatipun ada kesakitan, syalom yang membawa penyembahan sejati kepadaNya walau banyak penderitaan, dan syalom yang menghasilkan kebahagiaan di tengah berbagai kesukaran.

Semua ini akan menuju kepada satu titik saja, yakni: Keselamatan yang lengkap dan terakhir! Mari perjuangkan, terima nikmati, dan wartakan bagikanlah, Syalom mulai di dunia menuju Syalom Sorgawi! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing.

20 April 2011

refleksi minggu keempat April 2011


MEWARTAKAN KEBANGKITAN

Yohanes 20: 11-18


Selamat Hari Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, Selamat Paskah tahun 2011! Ayo dibangkitkan dengan kebangkitanNya, dan itu adalah cara terbaik kita untuk mewartakan kebangkitan Kristus. Seperti pesan dan perintah kepada Maria Magdalena, sesaat kebangkitanNya. “.. tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka..”

“Katakanlah..” agar kita juga bisa membangkitkan kehidupan orang lain, sesama yang letih lesu dan berbeban berat. Walau kita juga memiliki pergumulan. Setiap orang pikul salibnya, setiap keluarga juga pikul salibnya. Tetapi justru dengan itu kita dimampukan jadi kuat. Kuat dalam apa? Kuat dalam iman untuk bangun dan untuk bangkit berdiri lagi. Bahkan berjalan kembali meniti hidup kehidupan yang lebih baik.

Jika betul-betul ini kita lakonkan –tentu dengan kekuatanNya menang atas maut- maka orang lain akan melihat dan terinspirasi, bahkan berusaha juga bangkit dari keterpurukan roh dan hidup mereka.

Wartakan semangat untuk bangun lagi, lebih beranilah bersaksi untuk bangkit sesulit apapun tantangan pergumulannya. Lalu mari lebih sering lagi mengasihi. Dengan terus mau mengampuni dan melayani dengan Cinta Kasih.

Dan lakukan semua proses bangun dan bangkit tersebut menuju kebahagiaan. Kebahagiaan Ucap Syukur Paskah. Kesukacitaan kebahagiaan sorgawi Allah. Bukan kesombongan dunia atau kekuatan manusia belaka. Tetapi sungguh-sungguh diurapi dengan darah tercurah dan tubuhNya terpecah di kayu salib, terus-menerus kita perjuangkan berlaku tiap-tiap hari menuju kemuliaan dan kemenangan kekuatan Kasih Allah. Kemuliaan kemenangan kebangkitanNya! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing

13 April 2011

refleksi minggu ketiga April 2011


MEMBANGKITKAN PENGHARAPAN

Mazmur 31: 10-16


Dunia semakin sulit berpengharapan. Semakin sesak keputusasaan terjadi. Misalnya saja, di satu kesempatan menonton salah satu stasiun televisi dengan acara Berita Malam, isinya adalah berita-berita seputar: Suami isteri menjual anaknya berusia 8 bulan karena merasa tidak akan sanggup lagi membiayai kebutuhannya, lalu seorang mantan TKW yang disiksa di Malaysia berteriak-teriak histeris trauma ketakutan, ada juga suami tega membunuh isterinya karena menuduh suka melawan dan tidak menghormatinya lagi, juga ada seorang ibu yang nekat naik Sutet (menara intalasi listrik bertegangan tinggi) karena kesal suaminya berselingkuh. Dan berita-berita “kehilangan pengharapan” lainnya!

Di tengah kenyataan hidup dunia seperti ini, Firman Tuhan melalui pemazmur menyapa mengingatkan kita semua untuk kembali dan selalu datang kepadaNya. Memohon sungguh belas kasih Allah (ayat 10-14), lalu mau dan mampu berserah dalam kuat kasihNya (ayat 15) dan terakhir, tetap meneruskan kehidupan dengan percaya beriman (ayat 16). Yang kesemua alur tersebut akan memampukan kita menyalurkan harapan yang benar, baik dan sejati di dalam Tuhan. Mari miliki juga kemudian bagikan terus pengharapan bagi sesama.

Membangkitkan pengharapan dalam diri sendiri, terlebih di hati pikiran orang lain karena urapan Roh Allah. Sehingga nada kehidupan bersama jadi lebih bersemangat, bahkan kasih yang lebih hangat dalam keluarga, studi, pekerjaan juga khusus dalam berjemaat. Terlebih bagi semua umat manusia di atas`muka bumi karena diterangi dan dibangkitkan api pengharapanNya.

Dalam Tuhan ada`pengharapan dan akan selalu ada harapan. Ketika kita boleh dipakai “berhasil” melahirkan pengharapan di hidup orang lain, kita sesungguhnya sedang dipakai Tuhan memberi mereka masa depan. Ya, memberi pengharapan - memberikan masa depan. Bahkan refleksi lebih jauh lagi di perjalanan kita jelang Jumat Agung hinga Paskah terus ke Pentakosta dan seterusnya, adalah, pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus memberikan kita semua: Keselamatan Kekal, pasti! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing

06 April 2011

refleksi minggu kedua April 2011


MEMBANGKITKAN PENGHIBURAN

Yohanes 11: 17-44


Sudah lihat dan dengar lagu “Udin Sedunia”? Atau yang lain lagi, sudah pernah melihat gaya seorang polisi di Gorontalo yang menari lagu India di televisi lokal maupun jejaring internet? Jika belum cobalah melihat dan mendengarkannya, sangat menghibur! Sehingga tidak mengherankan jika banyak dan semakin banyak orang yang mencari untuk menikmatinya.

Perenungan kita kali ini bukan mengajak kita mentah-mentah jadi seperti itu, walau mungkin bisa saja, namun yang menjadi penekanan adalah kata “menghibur”. Ya, sudahkah kita menjadi agen penghiburan Allah bagi dunia? Minimal, menjadi cabang saluran (kecil saja) penghiburan KasihNya bagi sesama manusia? Mari dengan serius namun wajar, mulai dari hal-hal sederhana buatlah orang lain lebih terhibur bahagia atas kehadiran, perkataan bahkan sikap tingkah laku kita. Dan bukan basa-basi!

Karena Tuhan kita tidak pernah berbasa-basi termasuk ketika berkata,”Saudaramu (Lazarus) akan bangkit..” (ayat 23) bisa dimengerti Marta saat itu kemungkinan memandangnya tidak lebih sebagai ucapan basa-basi penghiburan yang berhubungan tentang akhir zaman (ayat 24).

Semakin jelas kini mengapa ada lanjutan kalimatNya, “Percayakah engkau akan hal ini?” Pertanyaan Tuhan Yesus yang kini harus sungguh kita jawab. Mari jadi umat Allah, pribadi anggota Gereja yang benar-benar punya iman kepadaNya, percaya! Yang membuat kita sungguh berserah dan “menyerah” dalam Tangan Yang Kuat. Di ayat 33, keberserahan Maria dan orang-orang Yahudi di sekitar makam Lazarus, membuat hati Tuhan Yesus masygull dan Ia menangis! (baca lagi ayat terpendek: ayat 35).

Dan orang yang telah mati selama 4 hari itupun bangkit, ke luar dari makam dengan tubuh masih terbungkus kain kapan juga kain peluh (ayat 44). Kebangkitan Lazarus oleh Tuhan Yesus, harus menjadi kekuatan spiritual kita menjelang Jumat Agung dan Paskah untuk nyata mau dan mampu membangkitkan penghiburan bagi yang bersedih, bahkan berduka. Amin.




tulisan & foto: Lusindo Tobing