12 November 2013

refleksi minggu ketiga November 2013




Maleakhi 4: 1-6


KESUKACITAAN







Hari Tuhan itu pasti datang.  Apapun yang Allah katakan, janji anugerah, hukum dan aturan serta dampak dari semua itu, adalah pasti. Allah itu pasti! “Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian,..” (ayat 1). Tetapi orang percaya akan mengalami kesukacitaan. Bahkan dengan kekuatan dari Tuhan, akan mengalahkan segala sesuatu yang tidak benar. Ayat 3 menegaskan: “Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu, pada hari yang Kusiapkan itu, firman TUHAN semesta alam.”



Syaratnya, sebagai orang percaya, kita mengingat dan melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Yang telah diberikan untuk menjadi dasar kehidupan iman percaya kita. Begitu pula ketika Tuhan mengutus Elia (baca lagi ayat 4-5), yang akan menyerukan pertobatan di konteks Perjanjian Lama (PL). Sebuah “gelombang pembaruan” dari Allah. Dalam Perjanjian Baru (PB), Yohanes Pembaptis diakui sebagai Elia yang menegur yang salah, dengan penuh kuasa dan keberanian.



Sekarang kita dipanggil untuk meneruskan tugas kenabian itu. Agar banyak orang berpaling kepada Tuhan dan bertobat. “Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah” (ayat 6). Sehingga di Hari Tuhan itu nanti bukan berisi ratap tangis penyesalan tanpa akhir, tetapi.benar-benar menjadi hari yang penuh sukacita tiada akhir! Amin.






Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.

08 November 2013

refleksi minggu kedua November 2013




2 Tesalonika 2: 1-17



DIPILIH UNTUK DISELAMATKAN







Ini mengenai kedurhakaan yang harus terjadi. Ya, yang harus terjadi sebelum kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali. Di ayat 9-12, Rasul Paulus jelas menjabarkan: ” Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka… supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.”

Tetapi tidaklah demikian dengan kita. Orang-orang dan jemaat Allah yang mau setia percaya hanya kepada Tuhan Yesus Kristus,  “…, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai (ayat 13). Ya, benar-benarlah percaya bahwa kita dipilih untuk diselamatkan!

Dan kita juga ditugaskanNya, mempertanggungjawabkan iman percaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ayat 15 memerintahkan, “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.”   

Mari lebih hidup dalam kasih karuniaNya, terus diberikan penghiburan abadi dan pengharapan yang baik. Sehingga menjelang kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali, minimal mengakhiri Tahun 2013 ini, menjelang masa Natal dan menjemput lebih lagi berkat-berkat Tuhan di Tahun 2014 ke depan, seterusnya. Kita lebih setia memberlakukan sikap, perkataan dan pekerjaan-pelayanan yang lebih baik! Amin.  


 
Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.

02 November 2013

refleksi minggu pertama November 2013






Lukas 19: 1-10


MENCARI & MENYELAMATKAN



 





Hanya beberapa hari sebelum penyaliban-Nya, Tuhan Yesus Kristus masih terus-menerus berusaha menyelamatkan yang hilang. Termasuk kepada Zakheus, seorang pemungut cukai. Yang mencari nafkah dengan mengumpulkan pajak lebih banyak daripada yang seharusnya ia peroleh dari rakyat. Oleh karena hal seperti ini, para pemungut cukai dipandang rendah oleh masyarakat.



Namun perhatian Tuhan Yesus terhadap Zakheus memperingatkan kita untuk membawa Injil sampai kepada orang yang ditolak masyarakat. Karena semua orang sedang terhilang dan memerlukan keselamatan. “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”, itu kalimat langsung Tuhan Yesus Kristus di ayat terakhir (ayat 10) perikop kali ini.



Mari percaya tentang hal tersebut. Bahkan sungguh-sunguh percaya! Percaya bahwa Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Sehingga sebagai orang percaya, dengan melihat sikap Tuhan Yesus terhadap Zakheus, kiranya kita mau belajar untuk lebih mengasihi. Dan terbuka menerima semua orang, khususnya bagi mereka yang ditolak masyarakat. Karena mereka pun perlu merasakan Kabar Baik. Dan juga menikmati bahwa Tuhan Yesus Kristus datang mencari dan menyelamatkan yang hilang, di dalam sikap terbuka kita terhadap mereka. Amin.






Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.

23 Oktober 2013

refleksi minggu keempat Oktober 2013





Mazmur 65.


KELUARGA BERSYUKUR









Mari jadi keluarga yang lebih bersyukur. Yang mengingat dan menghitung berkat-berkat Tuhan Allah, tiada batasnya!  

Mazmur 65 gamblang menampilkan Tuhan selalu bersedia mendengarkan doa-doa umat-Nya (ayat 3). Membuka tangan terhadap mereka yang berdosa, bahkan Ia mau mengampuni kesalahan mereka (ayat 4). Sebab itu orang akan merespon dengan memujiNya serta menepati nazar yang telah mereka ucapkan (ayat 2). 

Sebagai pemazmur, Daud juga memuji-muji Allah yang telah menjawab doa umat-Nya dengan karya luar biasa (ayat 6-9). Namun Tuhan bukan hanya menjawab doa. Kasih dan kebaikan-Nya juga nyata melalui tanah subur dan panen berlimpah (ayat 10-14). 

Bumi diperkaya juga dengan ternak berserak di padang rumput dan keemasan gandum menyelimuti lembah. Allah memberkati bumi dengan begitu banyak hal yang baik sehingga manusia bersukacita. Maka bukankah wajar kalau sorak sorai pujian dan gegap gempita ucapan syukur, kita persembahkan kepada Tuhan Allah? 

Bersyukurlah karena kebaikan Allah. Agungkan dan syukurilah kekuasaan Allah. Dan teruslah naikkan syukur atau kebaikan “panen” berkat-berkat Allah dalam hidup kita. 

Khususnya hidup keluarga kita dan semua keluarga di dunia yang diberkati Allah. Persembahkan selalu doa syukur, teruslah lagukan nyanyian syukur, dan mari lebih menjadi saluran berkat Allah bagi keluarga lain dan untuk semua orang. Wujudkanlah kehidupan keluarga dunia yang semakin hari semakin bersyukur! Amin.







Tulisan: Lusindo Tobing. 
Foto: doc.pribadi.

18 Oktober 2013

refleksi minggu ketiga Oktober 2013






Lukas 18: 1-8


ADAKAH IMAN?









Ini tentang sebuah perumpamaan. Tentang sosok seorang hakim yang akhirnya memenuhi permohonan pembelaan seorang janda. Yang selalu “menyusahkan” datang menggangu minta tolong (baca ulang ayat 2-5). Apalagi dengan Allah terhadap kita. Bahkan dengan segala permohonan dan kebutuhan kita. Tuhan Yesus Kristus menegaskan kembali, “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” (ayat 7).

Syaratnya: Apakah masih ada Iman?  Tentu bukan “Iman” nama seseorang. Tetapi yang dimaksudkan adalah: Percaya kepada Tuhan. Di hati, pikiran dan juga hidup kita. Sebagai pribadi, maupun sebagai keluarga. Adalah sangat indah, jika berdasarkan Lukas 18 ini,  kita bersama sepakat bahwa tanpa keyakinan, tanpa iman, kita bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa!

Lalu kita menjawab pertanyaan di ayat terakhir (ayat 8), “Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Mari kita tegaskan, “Ya, Anak Manusia akan mendapati iman di bumi! 

Mari menjadi pribadi dan khususnya keluarga yang berdoa tidak jemu-jemu. Rendah hati selalu berseru kepada Tuhan. Dan taat percaya mempersilakan Tuhan menggenapkan rancanganNya, bukan rancangan kita. Ada dan akan selalu ada Iman. Amin



Tulisan & foto: Lusindo Tobing.