30 November 2010

refleksi minggu keempat November 2010


DUNIA YG BERDAMAI

Yesaya 11: 1-10

Pemberian judul “Raja Damai yg akan datang”
oleh Lembaga Alkitab Indonesia utk perikop kita kali ini, sangatlah tepat!
Tepat karena konteks Firman ini memang ditujukan utk sebuah pemulihan
Utk sebuh pengharapan
Dan utk sebuah motivasi semangat terus menjalani kehidupan dalamNya

Tetapi akan jauh lebih tepat lagi..
Jika kita mengaktualisasikannya di kehidupan sekarang, kini!
Dgn apa?
Dengan mau berdamai tentunya.

Jadi, kedatangan Raja Damai kita sambut dgn perjuangan mau mampu berdamai
Berdamai lebih.. lagi!
Kita sambut dgn sebaik2nya dan sesungguh2nya Kasih kehadiranNya
Dengan berdamai berdamai berdamai..

Berdamai dalam urapan Roh Allah
Berdamai dengan diri sendiri
Dan
Berdamai dengan sesama juga lingkungan kehidupan


Tentang kedatangan Raja Damai itu
Nabi Yesaya dipakai Tuhan mengingatkan kita ulang secara spiritual, “Roh Tuhan aka nada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan..” (ayat 2-3)
Upaya dan proses berkelanjutan utk dicuci, ditahirkan dan menjaga waspada dengan tulus hidup dalam urapan Roh. Roh Raja Damai.. Roh Allah!

Sehingga kelanjutan jadi jelas ketika dihubungkan dengan hal “ikat pinggang” di ayat 5
Ikat pinggang di sini refleksinya adalah tiap kita punya bagiannya sendiri-sendiri
Tiap kita ada ukurannya sendiri ditentukan Tuhan
Namun yg jauh lebih penting ad pemaknaan bahwa tiap kita ditantang setia, taat!
“ia tidak akan menyimpang dari kebenaran!..” , yg bisa mengecap damai adalah mereka
Yang mau bersedia terus menerus berdamai..
Dengan siapapun dan di manapun, dimulai sekali lagi berdamai dgn diri sendiri
Sehingga muncullah damai sejati Allah.., damai yang mengatasi akal pikiran kita
Damai di hati, bersyukur di hati dan bersukacita menikmati hari2 dari hati penuh damai..

Sehingga akan banyak orang mencari kita, menanti-nantikan kita
Jangan gr (baca: ge er / gede rasa) dulu.. tepatnya akan lebih banyak orang yang langsung
Tidak langsung menerima damai itu dari Allah, melalui saya dan anda.
Semakin banyak orang yg ingin mengetahui Dia
Belajar akan KasihNya
Rindu lebih dalam mengenal Sang Raja Damai
Dengan pengharapan utk hidup dalam damai di tengah2 ketidakdamaian yg menggila
“.. sebab seluruh bumi penuh pengenalan akan Tuhan.. dia akan dicari oleh suku-suku bangsa..” (ayat 9-10)
Merindukan damai dgn hati datang ke arahNya, menyongsong menyambut Sang Raja Damai itu.


Ini semua akan menghasilkan sebuah tujuan luhur bersama tadi
Tuhan memberitakannya melalui Yesaya, ”Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama.”
Hampir ketidakniscayaan
Namun ini adalah sebuah pengharapan, pengharapan yg kuat.
Untuk kita perjuangkan lakukan wujudkan di dunia kita sekarang, hidup saya dan anda kini!
Membuktikan kewibawaan Damai
Bahwa apapun akan takluk di bawah kaki Sang Raja Damai
Kedamaian menang
Kedamaian yg bertakhta
Kedamaian mengalahkan, menyingkirkan bahkan menghabiskan segala sesuatu yg rebut, ribet, buruk dan mengacau menggangu gugat
Kedamaian yg menghalau kuasa kegelapan
Kedamaian kini terus menerus.. menuju kedamaian abadi kekal: Damai Sempurna Sorgawi
Yg sudah bisa kita kecap sedari sekarang, di sini, di kehidupan dunia kita kini

Dalam Dia berdamai
Hati kita sendiri yg mau sungguh berdamai
Juga khususnya nda lelah2 berjuang berdamai dgn sesama juga seantero kehidupan kita

Dunia yg berdamai.. :)



tulisan & foto: lusindo tobing

24 November 2010

refleksi minggu ketiga November 2010


AMPUNILAH

Lukas 23: 33-43


Ampunilah..
Ampunilah dirimu sendiri
Ampunilah orang lain.. sesama kita..

“Ya Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (ayat 34)
Itu kalimat Tuhan Yesus sendiri, di moment dan
Tempat yg sangat khusus: Di Kayu Salib dan
Karenanya tentu di saat Dia menjelang kematianNya
Saat penderitaan kesakitan, sangat!
Masih mampu memberi pengajaranNya: Ampunilah..
Luarbiasa!!!

Yups, di keadaan yg bagaimanapun juga, mari teman2..
Bersama kita belajar lebih lagi untuk berani dan ahli mengampuni
Karena…
Ini dasar kesadaran dan modal kita melakukannya: Karena saya dan anda,
Kita ini adalah orang-orang yang telah diampuni.
Diampuni dari segala kesalahan dosa
Diampuni dari berbagai nisata dan kenajisan spiritual
Diampuni dari bermacam2 pemberontakan kita kpdNya.

Sekarang jelas khan siapa sesungguhnya kita
Karenanya berhentilah dengan kesombongan kita
Bahkan kesombongan rohani kita
Yang kerap kali hanya membawa kpd debat tiada guna!
Menganggap diri sendiri baik bahkan lebih baik dari orang lain
Lupa diri dan melihat rendah keberadaan orang lain
Hingga hati jadi keras dan akan semakin sulit lagi utk memaklumi
Apalagi utk mengampuni.

Itu terjadi di dialog cenderung perdebatan di antara dua penjahat
Yang tersalib juga bersama Tuhan Yesus (ayat 39-42)

Udah deh, kita juga harus berhenti berdebat siapa dan yang mana di sebelah kiri
Dan yang mana atau siapa di sebelah kanan Dia.
Refleksi berikutnya tentu udah deh.. berhenti berdebat memaksakan diri
Tampil diri bahwa saya/aku/gua lah yang pualing kudus, suci, baik.
Atau sampai-sampai meremehkan orang lain
Bahkan ujungnya bersungut-sungut kepada Tuhan

Ya, orang yang ngga sadar dia diampuni
Akan sulit mengampuni
Dan orang yang sulit mengampuni sudah bisa dipastikan..
Hidupnya ketakutan, membenarkan diri sendiri dan cenderung jadi jahat
Bahkan tambah jahat!
Hidupnya ngga pernah ada damai sejahtera

Mari teman2 terkasih..
Sadari bener2 kita tadinya berdosa, jadi selamat!
Karena diampuni..
Diampuni Allah
Agar..
Kita juga dimampukan utk mengampuni
Dan kemampuan mengampuni ini akan mengangkat kita lebih tinggi
Dimuliakan Allah
DilayakkanNya lebih lagi
Diampuni lebih sungguh
Dan dipastikan sekarang & nanti, langsung oleh Tuhan (baca lagi ayat 43),
“..sesungguhnya hari ini juga (tiap hari/kapanpun juga) engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” :)



tulisan & foto: lusindo tobing

16 November 2010


SEMUA PASTI JADI LEBIH BAIK!

Pengkhotbah 11: 1-6


Murah hatilah..
Ya, ini pelajaran dan refleksi pertama yg kita boleh petik dari perikop Pengkhotbah kali ini, bermurah hatilah..
Murah hati itu tidak murah
Dan
Murah hati itu sama sekali ngga murahan
Murah hati itu mahal!

Bahkan siapa yg murah hati akan menerima balasannya dengan luarbiasa!
Inilah yang dimaksud oleh penulis Pengkhotbah dengan,”Lemparkanlah rotimu, maka engkau akan mendapatkan kembali lama setelah itu.” (ayat 1)

Karena orang yang murah hati telah dan sedang juga akan selalu dipakai oleh Tuhan
Untuk menjadi saluran berkat2 Tuhan yang melimpah
Bukan untuk dirinya sendiri
Tetapi murah hati adalah pasti menjadi saluran berkat2Nya untuk orang lain.

Dan juga karena..
Kita tidak pernah tahu apa yg akan terjadi
Karenanya,”Berikanlah bahagiaan kepada tujuh,bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahumalapetaka apa yang akan terjadi di atas muka bumi.”
Intinya: Kita tidak tahu!

Ketidatahuan kita ini harus diakui dulu
Sebagai awal yg indah untuk mempersilakan Tuhan tampil dengan KemahatahuanNya!
RancanganNya, pemberlakuan ranbanganNya dan berbagai anugerah Tuhan yang telah dan selalu disediakanNya bagi kita, langsung diberikan tetapi khususnya dan ini jumlahnya jauh lebih anyak melalui orang-orang lain bahkan melalui mereka yang sangat dekat kita di keseharian. Kehidupan yang kita jalani seharilepas sehari.

Sebab sekali lagi, kita tidak tahu pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu!
Namun yang pasti, semua akan jadi lebih baik
Dan itu harus kita mulai sekarang. Mulailah dengan iman kita berkata bagi diri sendiri
Juga dengan pengharapan dan khususnya melalui perwujudan iman didalam Kasih.


“.. karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.” (akhir dari ayat 6)
Lihat, dan coba rasakan refleksikan lagi dan lagi hinga khususnya ungkap sabdaNya bagian terakhir tersebut..
Sangat jelas muaranya pemaknaannya: Bahwa dalam Kasih Tuhan, tepatnya lagi dalam Kasih Anugerah dan berkat2 Tuhan, bagian kita adalah percaya dan dengan melakukan tiap fungsional tugas kita masing2 sebaik2nya! Karena semua akan berhasil, semua akan baik adanya..
Karenanya - kapapnpun & bagaimanapun situasi kondisinya- ucapkan doa iman ini, “Semua ini baik, semua akan jadi lebih baik, semua pasti jadi lebih baik!” :)




tulisan & foto: lusindo tobing

10 November 2010

refleksi minggu pertama November 2010


ALLAH ORANG HIDUP

Lukas 20: 27-40

Orang-orang Saduki itu memulai ungkapannya dgn “Jika..”
Ini agak repot,
Bayangkan teman2, Saduki yang adalah kumpulan atau komunitas atau ada juga yg mengkategorikan mereka sebagai partai Saduki adalah kumpulan para bangsawan dan juga para imam yang demikian sombong juga angkuh hingga mereka menolak dan tidak setuju hal kebangkitan
Karena apa?
Karena selain hidup iman juga hidup bergamanya di kehidupan sehari-hari hanya didasarkan kpd 5 (lima) Kitab Musa, tetapi mereka sangat pongah dan mengandalkan kekayaan mereka
Segala sesuatu dihubungkan dengan hanya yang kelihatan kasat mata
Dan sangat matrealisme!

Hingga tidak heran hidupnya kemudian jadi kosong
Begitu pula kehidupan iman juga ibadah mereka sangat rutinitas belaka dan hampa!
Hingga terasa di pertanyaan mereka berikutnya.. ribet njlimet
Sampai2 menanyakan soal perempuan bisa mempunyai 7 suami dalam kebangkitan?
Aneh dan tidak mungkin

Tuhan menjawab dengan tegas,”dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak dikenal kawin demikian pula tidak dikawinkan.” (ayat 35)

Dari pelajaran juga refleksi awal ini, kita dapat hal pertama
Yaitu formula atau rumus hidup yg jitu, yakni: Bukan “jikalau” tetapi “walau”
Teruslah hidup, bersyukur dan mengasihi Tuhan juga sesama..
Bukan sesak dengan syarat2 juga ungkapan2: “kalau/misal saja/umpanya saja/jikalau” dstnya.., tetapi dengan: ”w a l a u”

Yang kedua, kita belajar dan mendapat konfirmasi spiritual iman, bahwa:
“Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham,Allah Ishak dan Allah Yakub.” (ayat 37)
Kebangkitan itu pasti
Karena..
Keselamatan itu pasti
Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus!

Jangan ngeribetin soal: Kehidupan SETELAH kematian
Tapi bagi Tuhan yg lebih penting untuk kita lakukan dan perjuangkan adalah:
Kehidupan SEBELUM kematian. Dan inilah hal yg terakhir, yg ketiga.

Apakah hidup kita sekarang benar2 hidup?
Hidup di dalam Iman, Pengharapan dan Kasih Tuhan?

Karena makin banyak orang2 yg mengaku anak-anak Allah
Mati sebelum mati
Ya, hidupnya mati bahkan sebelum kematian berlaku atas dia
Hidupnya kosong, hampa..
Bahkan tidak bersemangat, tidak optimis dan hilang sukacita bahagia dan ucapan syukur

Ingat, di perikop kita kali ini, Tuhan Yesus telak mengingatkan dan memastikan ulang,
“Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allahorang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” (ayat 38)
Allah ngga berkenan kita mati, maksudnya tidak selamat
Tetapi selamat, hidup!

Karenanya ayo terus bangkit
Tepatnya, dibangkitkan oleh darah dan tubuh Sang Mesias
Meninggalkan iman yang kosong dan hidup yang hampa
Tetapi mari lebih optimis menghadapi menjalani hidup kehidupan
Bersemangat untuk mengasihi Tuhan dan sesama
Dan hidup dipenuhi bersyukur dan berbahagia
Terus-menerus begitu.. hingga semuanya bisa jadi baik
Bahkan semuanya akan bisa jadi lebih baik!

Untuk Anda dan saya,
Untuk semua.. semua umat yg percaya hanya kpd Allah yang hidup! :)




tulisan & foto: Lusindo Tobing.