04 Mei 2011

refleksi minggu kedua Mei 2011


MAKAN BERSAMA

Lukas 24: 13-35

Tiap acara makan bersama selalu menyenangkan! Makan bersama keluarga, atau makan bersama jemaat, makan bersama teman-teman dan juga makan bersama dengan sesama yang lain. Karena selain perut yang diisi lalu kenyang, juga memuaskan selera makan lidah kita, tetapi yang lebih jauh ada kepuasan batin dengan kebersamaan, sadar orang lain juga menikmati apa yang sedang kita nikmati. Aku makan, mereka juga makan, mereka minum dan aku juga minum. Selalu menyenangkan (dan mengenyangkan) tetapi rupanya juga sangat membahagiakan. Ada “syalom” di tiap makan bersama.

Itu juga yang terjadi di bagian-bagian akhir perjalanan 2 (dua) muridNya, yang ditengah perjalanan menjadi 3 (tiga) orang karena ada “teman seperjalanan” yang bergabung, saat menuju kampung Emaus. Siapa orang ketiga itu? Ya, Dia Yesus, Guru mereka, Tuhan dan Juruselamat kita! Kedua murid mendesak Dia menerima undangan menginap malam itu, “Tinggallah bersama-sama dengan kami..” (baca lengkapnya di ayat 29).

Mereka mempersiapkan jamuan malam, tetapi pada saat akan makan bersama itu, Tuhan Yesus membawakan cara dan bahasaNya yang telak sekali mengingatkan mereka pada perbuatanNya di peristiwa mujizat pemberian makan (lebih dari) 5000 orang dan khususnya saat Perjamuan Kudus terakhir mereka (ayat 30). Setelah itu Dia lenyap dari tengah-tengah mereka (kedua murid). Tetapi mata dan mata hati mereka jadi terbuka, mereka pun mengenal Dia dan merasakan suatu kegembiraan aneh, sangat menyenangkan, sangat tenang dan damai namun penuh bahagia, penuh cinta dan Kasih.

Mari lebih sering berbagi makanan bagi mereka yang kelaparan. Berbagi minuman bagi mereka yang kehausan. Selain menyediakan dan atau mengajak keluarga, teman, rekan jemaat untuk makan bareng, makan bersama. Namun di atas semua itu, bagikanlah Syalom: Kebahagiaan, kelegaan, kedamaiaan dan kesejahteraan kepada lebih banyak orang lain.

Lewat sikap tingkah laku kita, juga doa, serta mau memberi, membagikan apa yang kita miliki. Sesederhana hingga sebesar apapun, mari, buatlah sesama kita lebih “kenyang”. Kenyang jasmani, tetapi lebih kenyang juga spiritual iman dengan Kasih. Sesulit bagaimanapun, wartakan dan bagikanlah Syalom. Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing

27 April 2011

refleksi minggu pertama Mei 2011


WARTAKAN SYALOM

1 Petrus 1: 3-9


Maraknya kasus pembobolan dana di beberapa Bank belakangan ini, tentu berimbas pada tingkat kepercayaan masyarakat. Kasus terakhir malah pembobolan dana mencapai Rp. 111 miliar! Masyarakat mulai bertanya-tanya, lalu kebingungan bahkan tidak aman sejahtera dan jadinya tidak percaya. Hingga contohnya ada komentar di twitter ditayangkan salah satu televisi swasta berkata,”.. ah mending balik nabung di “celengan” aja!” Bernada agak kampungan tetapi cukup tajam dan sinis.

Mari wartakan damai sejahtera (shalom/syalom). Dunia sekarang ini kian membutuhkan pewartaan syalom. Mari kuatlah atas berbagai goda, nafsu dan rayuan Kuasa Jahat. Berhentilah terlibat dalam merugikan sesamamu! Jangan lakukan, dan jangan punya niat meliciki pihak lain. Kalau kita ingin hidup bergembira , jangan bergembira atas penderitaan, tangisan bahkan kesengsaraan yang lain. Tetapi mari berjuang untuk bergembira hanya karena melakukan kebaikan dan kebenaran dalam Tuhan bagi sesama.

Seperti isi Surat Rasul Petrus kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia (baca lagi ayat 6-10) yang mengajak memanjatkan syukur ke hadirat Allah hanya karena menjadi berkat bagi sesama dan kehidupan. Walau menempuh masa-masa pencobaan kesukaran.

Inilah syalom yang sesungguhnya, syalom yang berasal dari iman yang tegar kuat menjalani melewati berbagai goda rayu si iblis dan tekanan dunia. Syalom yang penuh kesukaan kendatipun ada kesakitan, syalom yang membawa penyembahan sejati kepadaNya walau banyak penderitaan, dan syalom yang menghasilkan kebahagiaan di tengah berbagai kesukaran.

Semua ini akan menuju kepada satu titik saja, yakni: Keselamatan yang lengkap dan terakhir! Mari perjuangkan, terima nikmati, dan wartakan bagikanlah, Syalom mulai di dunia menuju Syalom Sorgawi! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing.

20 April 2011

refleksi minggu keempat April 2011


MEWARTAKAN KEBANGKITAN

Yohanes 20: 11-18


Selamat Hari Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, Selamat Paskah tahun 2011! Ayo dibangkitkan dengan kebangkitanNya, dan itu adalah cara terbaik kita untuk mewartakan kebangkitan Kristus. Seperti pesan dan perintah kepada Maria Magdalena, sesaat kebangkitanNya. “.. tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka..”

“Katakanlah..” agar kita juga bisa membangkitkan kehidupan orang lain, sesama yang letih lesu dan berbeban berat. Walau kita juga memiliki pergumulan. Setiap orang pikul salibnya, setiap keluarga juga pikul salibnya. Tetapi justru dengan itu kita dimampukan jadi kuat. Kuat dalam apa? Kuat dalam iman untuk bangun dan untuk bangkit berdiri lagi. Bahkan berjalan kembali meniti hidup kehidupan yang lebih baik.

Jika betul-betul ini kita lakonkan –tentu dengan kekuatanNya menang atas maut- maka orang lain akan melihat dan terinspirasi, bahkan berusaha juga bangkit dari keterpurukan roh dan hidup mereka.

Wartakan semangat untuk bangun lagi, lebih beranilah bersaksi untuk bangkit sesulit apapun tantangan pergumulannya. Lalu mari lebih sering lagi mengasihi. Dengan terus mau mengampuni dan melayani dengan Cinta Kasih.

Dan lakukan semua proses bangun dan bangkit tersebut menuju kebahagiaan. Kebahagiaan Ucap Syukur Paskah. Kesukacitaan kebahagiaan sorgawi Allah. Bukan kesombongan dunia atau kekuatan manusia belaka. Tetapi sungguh-sungguh diurapi dengan darah tercurah dan tubuhNya terpecah di kayu salib, terus-menerus kita perjuangkan berlaku tiap-tiap hari menuju kemuliaan dan kemenangan kekuatan Kasih Allah. Kemuliaan kemenangan kebangkitanNya! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing

13 April 2011

refleksi minggu ketiga April 2011


MEMBANGKITKAN PENGHARAPAN

Mazmur 31: 10-16


Dunia semakin sulit berpengharapan. Semakin sesak keputusasaan terjadi. Misalnya saja, di satu kesempatan menonton salah satu stasiun televisi dengan acara Berita Malam, isinya adalah berita-berita seputar: Suami isteri menjual anaknya berusia 8 bulan karena merasa tidak akan sanggup lagi membiayai kebutuhannya, lalu seorang mantan TKW yang disiksa di Malaysia berteriak-teriak histeris trauma ketakutan, ada juga suami tega membunuh isterinya karena menuduh suka melawan dan tidak menghormatinya lagi, juga ada seorang ibu yang nekat naik Sutet (menara intalasi listrik bertegangan tinggi) karena kesal suaminya berselingkuh. Dan berita-berita “kehilangan pengharapan” lainnya!

Di tengah kenyataan hidup dunia seperti ini, Firman Tuhan melalui pemazmur menyapa mengingatkan kita semua untuk kembali dan selalu datang kepadaNya. Memohon sungguh belas kasih Allah (ayat 10-14), lalu mau dan mampu berserah dalam kuat kasihNya (ayat 15) dan terakhir, tetap meneruskan kehidupan dengan percaya beriman (ayat 16). Yang kesemua alur tersebut akan memampukan kita menyalurkan harapan yang benar, baik dan sejati di dalam Tuhan. Mari miliki juga kemudian bagikan terus pengharapan bagi sesama.

Membangkitkan pengharapan dalam diri sendiri, terlebih di hati pikiran orang lain karena urapan Roh Allah. Sehingga nada kehidupan bersama jadi lebih bersemangat, bahkan kasih yang lebih hangat dalam keluarga, studi, pekerjaan juga khusus dalam berjemaat. Terlebih bagi semua umat manusia di atas`muka bumi karena diterangi dan dibangkitkan api pengharapanNya.

Dalam Tuhan ada`pengharapan dan akan selalu ada harapan. Ketika kita boleh dipakai “berhasil” melahirkan pengharapan di hidup orang lain, kita sesungguhnya sedang dipakai Tuhan memberi mereka masa depan. Ya, memberi pengharapan - memberikan masa depan. Bahkan refleksi lebih jauh lagi di perjalanan kita jelang Jumat Agung hinga Paskah terus ke Pentakosta dan seterusnya, adalah, pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus memberikan kita semua: Keselamatan Kekal, pasti! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing

06 April 2011

refleksi minggu kedua April 2011


MEMBANGKITKAN PENGHIBURAN

Yohanes 11: 17-44


Sudah lihat dan dengar lagu “Udin Sedunia”? Atau yang lain lagi, sudah pernah melihat gaya seorang polisi di Gorontalo yang menari lagu India di televisi lokal maupun jejaring internet? Jika belum cobalah melihat dan mendengarkannya, sangat menghibur! Sehingga tidak mengherankan jika banyak dan semakin banyak orang yang mencari untuk menikmatinya.

Perenungan kita kali ini bukan mengajak kita mentah-mentah jadi seperti itu, walau mungkin bisa saja, namun yang menjadi penekanan adalah kata “menghibur”. Ya, sudahkah kita menjadi agen penghiburan Allah bagi dunia? Minimal, menjadi cabang saluran (kecil saja) penghiburan KasihNya bagi sesama manusia? Mari dengan serius namun wajar, mulai dari hal-hal sederhana buatlah orang lain lebih terhibur bahagia atas kehadiran, perkataan bahkan sikap tingkah laku kita. Dan bukan basa-basi!

Karena Tuhan kita tidak pernah berbasa-basi termasuk ketika berkata,”Saudaramu (Lazarus) akan bangkit..” (ayat 23) bisa dimengerti Marta saat itu kemungkinan memandangnya tidak lebih sebagai ucapan basa-basi penghiburan yang berhubungan tentang akhir zaman (ayat 24).

Semakin jelas kini mengapa ada lanjutan kalimatNya, “Percayakah engkau akan hal ini?” Pertanyaan Tuhan Yesus yang kini harus sungguh kita jawab. Mari jadi umat Allah, pribadi anggota Gereja yang benar-benar punya iman kepadaNya, percaya! Yang membuat kita sungguh berserah dan “menyerah” dalam Tangan Yang Kuat. Di ayat 33, keberserahan Maria dan orang-orang Yahudi di sekitar makam Lazarus, membuat hati Tuhan Yesus masygull dan Ia menangis! (baca lagi ayat terpendek: ayat 35).

Dan orang yang telah mati selama 4 hari itupun bangkit, ke luar dari makam dengan tubuh masih terbungkus kain kapan juga kain peluh (ayat 44). Kebangkitan Lazarus oleh Tuhan Yesus, harus menjadi kekuatan spiritual kita menjelang Jumat Agung dan Paskah untuk nyata mau dan mampu membangkitkan penghiburan bagi yang bersedih, bahkan berduka. Amin.




tulisan & foto: Lusindo Tobing

30 Maret 2011

refleksi minggu pertama April 2011


MATI DARI KEGELAPAN

Efesus 5: 8-14


Penipuan uang dengan berbagai modus semakin marak belakangan ini. Yang menarik, sekaligus miris dan sangat perlu diwaspadai, adalah penipuan yang dilakukan oleh para wanita muda dan cantik. Sebut saja seperti yang dilakukan SY di Bogor yang tertangkap di Bali, juga S di Parepare, lalu ada AF di Balikpapan dan juga MD beserta D, keduanya di Jakarta karyawan di sebuah Bank terkenal di Indonesia.

Tidak ada yang salah dengan muda, cantik atau ganteng, semua itu adalah keindahan dan kebaikan yang dari Tuhan. Tetapi bahaya sekali bila dikuasai bahkan dibuahi oleh kuasa kegelapan!

Rupanya kuasa gelap (iblis) memang tidak lagi menggunakan ular untuk menjatuhkan manusia ke dalam dosa. Tetapi langsung masuk menggunakan celah nafsu kerakusan manusia itu sendiri, si laki-laki atau juga si perempuan. Jatuh dan bahkan dipakai menjatuhkan sesama manusia untuk ikut jatuh dalam dosa.

Siapapun anda, perempuan atau laki-laki, mari, jangan lagi mau diperhamba si iblis! Si kuasa kegelapan! Jangan mau hidup kehidupanmu dirusak, bahkan merusak, merugikan dan bisa menghancurkan kehidupan banyak orang. Tinggalkan kegelapan, mari masuki kehidupan baru dalam terang, kehidupan dalam Kasih Karunia Allah. Jangan lagi turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa (ayat 11).

Mari kita semua rindu Terang Kristus dan berjuanglah hidup sebagai anak-anak terang (ayat 8). Maka kita dan kehidupan kita hanya akan berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran (ayat 9). Jadilah kebahagiaan bagi diri sendiri, khususnya jadilah kebahagiaan bagi lebih banyak orang.

Yakni ketika, kita mau mati dari kegelapan dan bangkit menjadi terang! Amin.




tulisan & foto: Lusindo Tobing.

23 Maret 2011

refleksi minggu keempat Maret 2011


JANGAN KERASKAN HATI

Mazmur 95


Teror bom merebak di mana-mana, diawali bermunculannya teror “bom buku” dilanjutkan lebih banyak teror “bom paket kiriman”. Ada yang menyatakan rentetan teror ini untuk mengalihkan perhatian publik masyarakat dari berbagai isu dan kasus korupsi, kejahatan, intelorensi antar umat, perebutan kekuasaan dan pemerintahan. Tetapi harus tetap diakui, walau tidak berdampak sangat tajam dan luas, teror kekerasan demi kekerasan khususnya yang berbentuk teror bom ini cukup meresahkan.

Kekerasan akan memunculkan teror. Dan teror selalu jahat bahkan kejam, teror pastilah membawa korban, entah benda, perasaan, psikologis, iman bahkan nyawa. Kekerasan berasal dari hati yang keras.

Bukan hanya pola pikir dan kemampuan nalar rasional yang keras, tetapi sikap hati yang keras! Tidak peduli, gagap merasa, hilang kendali dan bahkan mungkin sama sekali mati. Dalam ungkapan pemazmur, “.. menjadi sesat hati dan tidak mengenal jalanKu.. bahkan takkan masuk ke tempat perhentianKu.” (ayat 10-11).

Allah tidak berkenan dengan hati yang keras. “Janganlah keraskan hatimu..” (baca lagi ayat 8). Allah sangat berkenan dengan hati yang lembut. Hati yang mau “disentuh” –Nya, tiap waktu mau dibentuk seturut kehendakNya.

Hati yang berkenan mengasihi sesama, bahkan berwujud nyata selalu siap menolong dan membantu, siapapun bagaimanapun mereka yang membutuhkannya. Hati yang bisa dipakai Allah untuk “menyentuh” hati orang lain, yang jika terus-menerus akhirnya bisa menghancurkan benih-benih teror demi teror.

Mari kita awali semua itu dari permohonan perlindunganNya serta kekuatan terang Kasih, untuk tidak mengeraskan hati. Amin




tulisan & foto: Lusindo Tobing