26 Januari 2014

Refleksi Minggu Pertama Februari 2014.




Mikha 6: 1-8



POLITIK DALAM 3K









Perhelatan politik di Indonesia sudah sangat dekat. Pemilu Tahun 2014 akan dilaksanakan dua kali yaitu Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014 dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014.  Spanduk-spanduk besar misalnya, yang mengundang seraya mengingatkan bahwa tanggal 9 April 2014 akan digelar Pemilu DPR, DPD dan DPRD, sudah dipasang tidak hanya di kantor KPU (Komisi Pemilihan Umum) Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, tetapi hampir di semua sudut jalan di Indonesia.

Selain sangat menarik ikut "terlibat" dalam perbincangan juga pemikiran tentang apa, bagaimana bahkan siapa yang akan dipilih. Mungkin secara mendasar sebagai pengikut Tuhan, kita bersama kembali mendengar apa yang Tuhan inginkan tentang kehidupan secara meluas. Khususnya kehidupan berpolitik kita. Dan Mikha pasal 6 rupanya bisa menjadi salah satu perikop yang menjabarkan itu. 
  
Bahkan tiap ayat menggambarkan bukan sekadar apa yang Tuhan "inginkan atau berkenan atas apa", tetapi khususnya apa yang Tuhan "tuntut". Penulis Mikha melempar sindirannya, karena bangsa Israel di konteks itu, hanya rajin dan rela sebatas mempersembahkan korban bakaran, ribuan domba jantan. Bahkan seperti orang-orang yang menyembah dewa-dewa, mereka ada yang mempersembahkan anak-anak sulung mereka! (coba baca lagi ayat 6-7)

Bukan persembahan korban seperti itu, yang paling diinginkanNya. Sama seperti: Bukan hanya pertaruhan uang, harta, jabatan, pangkat, ikatan primordial, apalagi hanya kecantikan dan ketampanan belaka yang dibutuhkan dalam kehidupan termasuk khususnya dalam berpolitik  Atau juga bukanlah melakukan agama lahiriah dan ritual agama yang kosong, yang membuat hatiNya berkenan. Tetapi iman percaya yang setia dan taat. Hati, sikap pemikiran dan tingkah laku setiap kita yang berpolitik dalam rangka yang lebih luas menjalani hidup kehidupan, itulah yang sungguh diperhatikan Allah. 

Ada 3 (tiga) kebajikan Illahi yang bisa langsung kita dapatkan di firman Allah kali ini. Bukan suatu spekulasi atau filosofis belaka namun merupakan nilai-nilai iman bahkan moral yang sangat praktis. Secara ringkas sebenarnya, kita semua dituntut berjuang bersama mewujudkan kehidupan politik dalam 3K:  Keadilan, Kesetiaan dan Kerendahan hati.


Keadlian yang dimaksud adalah sikap hati dan tingkah perbuatan pelayanan keadilan untuk dan dalam berhubungan dengan sesama manusia. Siapapun, suku, ras, bangsa bahkan agama apapun. Baik di hadapan hukum. Tetapi khususnya setiap manusia di hadapan Penciptanya -Allah yang sama Alfa hingga Omega-.  

Juga Kesetiaan mencintai kemurahan adalah kebajikan Allah yang memotivasi tiap kita untuk lebih memperhatikan kebutuhan orang lain. Terlebih di suasana banyak bencana dan penderitaan (seperti saat ini). Dan rela dan selalu sedia  menolong sesama. 

Dan Kerendahan hati di hadapan-Nya berarti senantiasa takluk, berserah dan responsif terhadap Allah. Berpolitik bisa dengan keras dan sengit, tetapi ingat untuk selalu waspada. Selalulah mempersilakan kehendakNya berlaku. Tetapi dengan sukacita patuh berada di bawah kehendak Allah yang berlaku. Untuk kebenaran dan kebaikan kehidupan bersama. 

Sehingga di tengah pergumulan juga pergolakan politik yang terjadi dan bisa akan terjadi di dunia. Tidak hanya untuk Tahun 2014 ini, tetapi seterusnya, sepanjang masa kehidupan manusia juga kehidupan politik. Baik luas mendunia, maupun khususnya di konteks Indonesia. Mari, kita hanya berjuang melakukan dan benar-benar memberlakukan seperti perintah Allah di bagian akhir perikop kita kali ini (ayat 8): "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?". Melakukan yang Allah inginkan dan tuntut. Melakukan 3K!  Amin.



Tulisan & Foto: Lusindo Tobing. 


25 Desember 2013

refleksi minggu kelima Desember 2013.




Mazmur 148




SEMUA CIPTAAN MEMUJI-NYA






Pujilah Dia! Pujilah Tuhan! Pujilah Tuhan di sorga dan di bumi! Seluruh isi perikop Minggu terakhir di Tahun 2013 ini adalah ajakan memuji. Mengajak semua ciptaan memuji Tuhan atas pemeliharaan kehidupan yang dilakukanNya. “Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit” (ayat 13).



Bagian besar pertama merupakan ajakan kepada semua makhluk yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan bahkan termasuk segala alam yang ada di bumi untuk memuji Tuhan (ayat 7-10). Sedangkan bagian besar kedua adalah ajakan kepada manusia dalam segala kedudukannya dan pada semua tingkat usia untuk memuji Tuhan (ayat 11-13).



Dan mengakhiri perjalanan kita di Tahun 2013, seraya bersiap menjalani Tahun yang baru 2014. Mari terus melakukan seperti yang diungkap Pemazmur. Mengajak kita semua, bahkan sejak awal perikop: “Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi!” Lagi dan selamanya. Amin.







tulisan & foto: Lusindo Tobing.

refleksi minggu keempat Desember 2013




 Mazmur 80: 1-8



KEHADIRAN TUHAN YANG MEMULIHKAN




Selalu ada pengharapan yang bersinar di balik kegelapan pergumulan. Lebih tepatnya, selalu ada sinar kasih Tuhan yang memulihkan berbagai tekanan, tantangan dan pergumulan hidup kita.

Hal seperti inilah yang terjadi pada bangsa Israel.  Sungguh tertekan bergumul karena jatuhnya kerajaan utara Israel  ke Asyur pada 722 SM. Rupanya pemazmur mempunyai perhatian yang sungguh tulus kepada Kerajaan Israel Utara. Sebab Jatuhnya Israel utara ke tangan Asyur membawa petaka dan penderitaan yang luar biasa. Hingga ayat 4 terasa rintihan permohonan,  “Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat”.  Karena mereka sungguh menyadari bahwa nyala murka Allah sedang berkobar atas mereka (ayat 5). Israel menyadari bahwa Allah telah memungut, membela, menanam, menyediakan tempat dan membuat mereka bertumbuh menjadi besar.  

Namun karena dosa-dosa dan ketidaktaatan mereka, maka Allah menjungkirbalikkan keadaan mereka dalam nyala murka-Nya. Sehingga keadaan mereka seperti kebun anggur yang runtuh temboknya. Di tengah situasi yang pilu dan terjungkirbalik, pemazmur (menurut kesaksian Asaf) mengajak Israel juga kita sekarang ini untuk menyadari keadaan mereka, kembali berharap kepada Allah dan mengungkapkan janji setia kepada-Nya. Sebab hanya padaNya dan dalam kehadirannya ada pemulihan sejati! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing.

10 Desember 2013

refleksi minggu ketiga Desember 2013








KABAR BAIK DAN KEBAHAGIAAN









Jangan pernah kecewa kepada Sang Juruselamat. Jangan pernah putus asa dan melupakan Mesias hidup kita. Jangan pernah kecewa kepada Tuhan Yesus Kristus. Tidak puas, sulit bersyukur apalagi berbahagia menjalani hingga akhir tahun 2013 ini. Sadarilah, ketidakpuasan terjadi karena kita selalu menggunakan standar pengharapan kita, pemaksaan kedagingan yang diwarnai nafsu serakah dan bisa jatuh ke dalam dosa.



Karena itu Dia menantang, baik Yohanes maupun orang percaya setelah zamannya, untuk mengevaluasi ulang pengharapan mereka tentang Mesias. Dan sekarang, di peralihan tahun 2013 ke 2014 ini, kita sesungguhnya juga diajak menghitung berkat dalam terang pelayanan Tuhan Yesus Kristus. Mensyukuri penggenapan nubuatan Allah dalam bayi kudus yang lahir di Betlehem itu. Dan kemudian menyelaraskan pengharapan, iman juga kasih kita kepada sesama manusia dalam durasi menanti kedatanganNya kedua kali.



“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Itu penekanaNya di ayat 6!  Didahului sebuah perintah Tuhan Yesus Kristus agar kita mewartakan (ayat 5) bahwa “..orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” Selalu ada pemulihan dan keselamatan. Ya, kehadiranNya selalu membawa kabar baik dan kebahagiaan. Amin.



  
Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.

04 Desember 2013

refleksi minggu kedua Desember 2013




Yesaya 11: 1-10




KEADILAN DAN KEDAMAIAN







Mari kita memasuki Minggu Advent 2 (kedua) dengan Firman berbentuk sajak.  Ya, sajak tentang Mesias. Mulai ayat pertama langsung  disebutkan beberapa ciri pokok Mesias:  Ia adalah keturunan Daud  (ayat 1); Sepenuhnya memiliki kurnia (roh) kenabian (ayat 2); Ia menegakkan keadilan dalam masyarakat dan keadilan sebagai pantulan kekudusan Allah (ayat 3); Juga akan memulihkan keadaan aman sentosa seperti firdaus dahulu (ayat 6-9); 

 Mesias akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran;  akan menghajar bumi dengan perkataan seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutn akan membunuh orang fasik (pantulan ayat 4).

Selain konteks Yesaya ini, Tuhan Yesus Kristus sendiri berkata mengenai kehadiran-Nya sebagai kegenapan waktu, bagi berdirinya Kerajaan Allah (Markus 1:15). Yesus –Sang Mesias- mengalahkan kuasa kejahatan dunia dan menegakkan keadilan dan kebenaran Allah. Melalui karya kayu salib dan kebangkitan. Kemudian memulai masa damai sejahteraNya hadir di tengah umat-Nya. Yang bukan lagi sebatas suku-suku Israel, tetapi meluas ke segenap suku, bangsa, dan bahasa dunia.

Sehingga, sebagai anak-anak Allah yang menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali, kita memiliki tugas sangat penting. Yakni mewujudkan Kerajaan Allah dengan mengabarkan Injil. Berjuang menyuarakan dan menegakkan keadilan. Bahkan setia mewujudkan nyata kedamaian. Dengan kekuatan Kasih Bapa. Seperti ayat 6 menggambarkan sangat indah: “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.” Amin.



Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.