Blog ini berisi beberapa tulisanku, dokumen foto berbagai kegiatan pelayanan, foto "jepretan"-ku, juga sharing refleksi, diam teduh dan perenungan berdasar Alkitab sebagai Firman Tuhan. Sangat senang dan sukacita sekali jika Anda boleh menikmatinya. Love u all.. Gbu all... :) Jangan lupa klik Like, Comment, Share, dan Subscribe, ya.. https://www.youtube.com/user/lusindotobing
12 Februari 2014
05 Februari 2014
Refleksi Minggu Kedua Februari 2014.
Matius 5:
13-16
DICARI: AGEN PERUBAHAN
Ada ungkapan dalam bahasa Latin
berbunyi: Sole et sale nihil utilius,
artinya: Tidak ada yang lebih berguna
daripada matahari dan garam.
“Garam Dunia”. Garam adalah pengawet makanan yang sering
kali dipakai secara simbolis. Orang percaya merupakan penahan dari kerusakan
dunia. Oleh karenanya sebagai orang percaya, kita tidak boleh menjadi suam
apalagi menjadi tawar. Ilustrasi Tuhan Yesus Kristus ini untuk
menunjukkan keganjilan, jika ada seorang percaya tetapi tidak berguna bagi sesama
dan kehidupannya! Gereja dan orang percaya yang menjadi tawar, memadamkan
kuasa Iman, Pengharapan dan Kasih bekerja.
Dan Roh Allah Yang Kudus tidak lagi diberi tempat di hati juga tingkah
laku perbuatannya. Sehingga kita akan gagap dan bisa gagal melawan “pembusukan”
dosa yang kini kian meliputi dunia. Firman Tuhan kali ini sudah dan kembali
mengingatkan: Jangan sampai kita (pribadi kita, keluarga dan gereja) "dibuang
dan diinjak orang". Dihancurkan oleh cara hidup dan nilai-nilai masyarakat
yang tidak beriman (coba baca juga Ul 28:13,43,48 dan Hak 2:20-22).
Karenanya mari terus berjuang lebih nyata melakukan Firman dan perintah
Kristus. Menjadi Garam Dunia.
“Terang Dunia”. Dunia diam dalam kegelapan, dan Kristus
membangunkan murid-murid-Nya untuk bersinar. Supaya dapat melakukannya, mereka
menerima, mendapatkan dan menyalurkan terang itu dari-Nya. Menerangi
dan membawa terang kepada orang lain (ay. 15). Bagaimana caranya? Jelas dengan
melakukan perbuatan-perbuatan baik. Yang
dapat dilihat dan diakui orang lain. Perbuatan-perbuatan yang merupakan kabar baik bagi yang membutuhkan. Khususnya bagi mereka
yang belum mengalaminya. Bukan untuk diletakkan “di bawah gantang”, melainkan untuk disebarkan.
Kita sebagai gereja dan pengikut Kristus tidak boleh meringkuk dan mengunci
diri di balik dalih merenung, kerendahan hati, atau menjaga diri. Karena kita sudah menerima karunia penyelamatanNya, maka
kita harus bersedia melayani seorang akan yang lain (baca Luk. 12:3). Melalui melakukan
cara hidup yang baik. Kita
semua berjuang menjadi pelita
yang menyala dan yang bercahaya (Yoh. 5:35).
Semua itu harus kita buktikan dalam seluruh tutur kata terlebih sikap dan
tingkah laku nyata. Bahwa kita benar-benar pengikut Kristus. Positif
berfungsi sebagai penerang dunia di dalam gelap. Karena kita sudah dimiliki-memiliki
Kristus yang adalah Terang Dunia (Yoh. 8:12). Sehingga Terang
Kristus bercahaya untuk masyarakat dan dunia, melalui kita.
Sebagaimana garam diperlukan
untuk melezatkan dan mencegah makanan dari pembusukan. Dan terang dibutuhkan
untuk menerangi sekaligus memberi kehidupan. Demikianlah orang percaya dan gereja
bersama semua masyarakat Indonesia bahkan manusia seluruh dunia. Bersama menjadi
agen perubahan! Berjuang melawan dan bisa mengalahkan kebusukan hati pikiran, kebobrokan
moral keteladanan, kegelapan nafsu dosa, dan kecurangan yang nyata dalam
perbuatan manusia.
Ya, dicari: Agen perubahan. Mari menjadi berguna.
Mari, mau diutus untuk menjadi agen dari Kasih Karunia Tuhan untuk sesama dan
kehidupan. Mari, bersedia jadi alat dalam proses penyelamatan Allah bagi dunia.
Dan mari, dengan tingkah laku nyata sehari-hari, kita menjadi agen perubahan.
Perubahan yang menjadi dan lalu menjadi lebih dan bahkan menjadi jauh lebih
baik! Nyata menjadi “Garam dan Terang Dunia.” Amin.
Tulisan dan Foto: Lusindo Tobing.
26 Januari 2014
Refleksi Minggu Pertama Februari 2014.
Mikha 6: 1-8
POLITIK DALAM 3K
Perhelatan politik di Indonesia sudah sangat dekat. Pemilu Tahun 2014 akan dilaksanakan dua kali yaitu Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014 dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014. Spanduk-spanduk
besar misalnya, yang mengundang seraya mengingatkan bahwa tanggal 9 April 2014
akan digelar Pemilu DPR, DPD dan DPRD, sudah dipasang tidak hanya di
kantor KPU (Komisi Pemilihan Umum) Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, tetapi hampir di semua sudut jalan di Indonesia.
Selain sangat menarik ikut "terlibat" dalam perbincangan juga pemikiran tentang apa, bagaimana bahkan siapa yang akan dipilih. Mungkin secara mendasar sebagai pengikut Tuhan, kita bersama kembali mendengar apa yang Tuhan inginkan tentang kehidupan secara meluas. Khususnya kehidupan berpolitik kita. Dan Mikha pasal 6 rupanya bisa menjadi salah satu perikop yang menjabarkan itu.
Bahkan tiap ayat menggambarkan bukan sekadar apa yang Tuhan "inginkan atau berkenan atas apa", tetapi khususnya apa yang Tuhan "tuntut". Penulis Mikha melempar sindirannya, karena bangsa Israel di konteks itu, hanya rajin dan rela sebatas mempersembahkan korban bakaran, ribuan domba jantan. Bahkan seperti orang-orang yang menyembah dewa-dewa, mereka ada yang mempersembahkan anak-anak sulung mereka! (coba baca lagi ayat 6-7)
Bukan persembahan korban seperti itu,
yang paling diinginkanNya. Sama seperti: Bukan hanya pertaruhan uang,
harta, jabatan, pangkat, ikatan primordial, apalagi hanya kecantikan dan
ketampanan belaka yang dibutuhkan dalam kehidupan termasuk khususnya
dalam berpolitik Atau juga bukanlah melakukan agama lahiriah dan ritual
agama yang
kosong, yang membuat hatiNya berkenan. Tetapi iman percaya yang
setia dan taat. Hati, sikap pemikiran dan tingkah laku setiap kita yang
berpolitik dalam rangka yang lebih luas menjalani hidup kehidupan,
itulah yang sungguh diperhatikan Allah.
Ada 3 (tiga) kebajikan
Illahi yang bisa langsung kita dapatkan di firman Allah kali ini. Bukan suatu spekulasi atau filosofis belaka namun
merupakan nilai-nilai iman bahkan moral yang sangat praktis. Secara
ringkas sebenarnya, kita semua dituntut berjuang bersama mewujudkan
kehidupan politik dalam 3K: Keadilan, Kesetiaan dan Kerendahan hati.
Keadlian yang dimaksud adalah sikap hati dan tingkah perbuatan pelayanan keadilan untuk dan dalam berhubungan dengan sesama manusia. Siapapun, suku, ras, bangsa bahkan agama apapun. Baik di hadapan hukum. Tetapi khususnya setiap manusia di hadapan Penciptanya -Allah yang sama Alfa hingga Omega-.
Juga Kesetiaan mencintai kemurahan adalah kebajikan Allah yang memotivasi tiap kita
untuk lebih memperhatikan kebutuhan orang lain. Terlebih di suasana banyak bencana dan penderitaan (seperti saat ini). Dan rela dan selalu sedia menolong sesama.
Dan Kerendahan hati di hadapan-Nya berarti senantiasa takluk, berserah dan responsif
terhadap Allah. Berpolitik bisa dengan keras dan sengit, tetapi ingat untuk selalu waspada. Selalulah mempersilakan kehendakNya berlaku. Tetapi dengan sukacita patuh berada di bawah
kehendak Allah yang berlaku. Untuk kebenaran dan kebaikan kehidupan bersama.
Sehingga di tengah pergumulan juga pergolakan politik yang terjadi dan bisa akan terjadi di dunia. Tidak hanya untuk Tahun 2014 ini, tetapi seterusnya, sepanjang masa kehidupan manusia juga kehidupan politik. Baik luas mendunia, maupun khususnya di konteks Indonesia. Mari, kita hanya berjuang melakukan dan benar-benar memberlakukan seperti perintah Allah di bagian akhir perikop kita kali ini (ayat 8): "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?". Melakukan yang Allah inginkan dan tuntut. Melakukan 3K! Amin.
Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.
25 Desember 2013
refleksi minggu kelima Desember 2013.
Mazmur 148
SEMUA CIPTAAN
MEMUJI-NYA
Pujilah Dia! Pujilah Tuhan! Pujilah Tuhan di sorga dan di
bumi! Seluruh isi perikop Minggu terakhir di Tahun 2013 ini adalah ajakan
memuji. Mengajak semua ciptaan memuji Tuhan atas pemeliharaan kehidupan yang
dilakukanNya. “Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja
yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit” (ayat 13).
Bagian besar pertama merupakan ajakan kepada semua makhluk
yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan bahkan termasuk segala alam yang ada di bumi
untuk memuji Tuhan (ayat 7-10). Sedangkan bagian besar kedua adalah ajakan
kepada manusia dalam segala kedudukannya dan pada semua tingkat usia untuk
memuji Tuhan (ayat 11-13).
Dan mengakhiri perjalanan kita di Tahun 2013, seraya bersiap
menjalani Tahun yang baru 2014. Mari terus melakukan seperti yang diungkap
Pemazmur. Mengajak kita semua, bahkan sejak awal perikop: “Haleluya! Pujilah
TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi!” Lagi dan selamanya. Amin.
tulisan & foto: Lusindo Tobing.
refleksi minggu keempat Desember 2013
Mazmur 80: 1-8
KEHADIRAN TUHAN YANG MEMULIHKAN
Selalu
ada pengharapan yang bersinar di balik kegelapan pergumulan. Lebih tepatnya,
selalu ada sinar kasih Tuhan yang memulihkan berbagai tekanan, tantangan dan
pergumulan hidup kita.
Namun karena dosa-dosa dan ketidaktaatan mereka, maka Allah menjungkirbalikkan keadaan mereka dalam nyala murka-Nya. Sehingga keadaan mereka seperti kebun anggur yang runtuh temboknya. Di tengah situasi yang pilu dan terjungkirbalik, pemazmur (menurut kesaksian Asaf) mengajak Israel juga kita sekarang ini untuk menyadari keadaan mereka, kembali berharap kepada Allah dan mengungkapkan janji setia kepada-Nya. Sebab hanya padaNya dan dalam kehadirannya ada pemulihan sejati! Amin.
tulisan & foto: Lusindo Tobing.
10 Desember 2013
refleksi minggu ketiga Desember 2013
KABAR BAIK DAN KEBAHAGIAAN
Jangan pernah kecewa kepada Sang Juruselamat. Jangan pernah putus
asa dan melupakan Mesias hidup kita. Jangan pernah kecewa kepada Tuhan Yesus
Kristus. Tidak puas, sulit bersyukur apalagi berbahagia menjalani hingga akhir
tahun 2013 ini. Sadarilah, ketidakpuasan terjadi karena kita selalu menggunakan
standar pengharapan kita, pemaksaan kedagingan yang diwarnai nafsu serakah dan bisa
jatuh ke dalam dosa.
Karena itu Dia menantang, baik Yohanes maupun orang percaya setelah
zamannya, untuk mengevaluasi ulang pengharapan mereka tentang Mesias. Dan sekarang,
di peralihan tahun 2013 ke 2014 ini, kita sesungguhnya juga diajak menghitung
berkat dalam terang pelayanan Tuhan Yesus Kristus. Mensyukuri penggenapan
nubuatan Allah dalam bayi kudus yang lahir di Betlehem itu. Dan kemudian
menyelaraskan pengharapan, iman juga kasih kita kepada sesama manusia dalam
durasi menanti kedatanganNya kedua kali.
“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak
Aku." Itu penekanaNya di ayat 6!
Didahului sebuah perintah Tuhan Yesus Kristus agar kita mewartakan (ayat
5) bahwa “..orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi
tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin
diberitakan kabar baik.” Selalu ada pemulihan dan keselamatan. Ya, kehadiranNya
selalu membawa kabar baik dan kebahagiaan. Amin.
Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.
Langganan:
Postingan (Atom)