12 Februari 2014





Terima kasih ya untuk semmuuuaaa doa dan ucapan Selamat Ulang Tahun ke-41 (12 Feb 2014) yang diberikan. Doa dan Cinta Kasih dari aku juga keluarga untuk semua sahabat's yg pasti juga telah dan selalu diberkatiNya! Love u all.. Gbu all... :)








05 Februari 2014

Refleksi Minggu Kedua Februari 2014.


Matius 5: 13-16




DICARI: AGEN PERUBAHAN







Ada ungkapan dalam bahasa Latin berbunyi: Sole et sale nihil utilius, artinya:  Tidak ada yang lebih berguna daripada matahari dan garam.

“Garam Dunia”.  Garam adalah pengawet makanan yang sering kali dipakai secara simbolis. Orang percaya merupakan penahan dari kerusakan dunia. Oleh karenanya sebagai orang percaya, kita tidak boleh menjadi suam apalagi menjadi tawar.  Ilustrasi Tuhan Yesus Kristus ini untuk menunjukkan keganjilan, jika ada seorang percaya tetapi tidak berguna bagi sesama dan kehidupannya! Gereja dan orang percaya yang menjadi tawar, memadamkan kuasa Iman, Pengharapan dan Kasih bekerja.  Dan Roh Allah Yang Kudus tidak lagi diberi tempat di hati juga tingkah laku perbuatannya. Sehingga kita akan gagap dan bisa gagal melawan “pembusukan” dosa yang kini kian meliputi dunia. Firman Tuhan kali ini sudah dan kembali mengingatkan: Jangan sampai kita (pribadi kita, keluarga dan gereja) "dibuang dan diinjak orang". Dihancurkan oleh cara hidup dan nilai-nilai masyarakat yang tidak beriman (coba baca juga Ul 28:13,43,48 dan Hak 2:20-22). Karenanya mari terus berjuang lebih nyata melakukan Firman dan perintah Kristus. Menjadi Garam Dunia.

“Terang Dunia”. Dunia diam dalam kegelapan, dan Kristus membangunkan murid-murid-Nya untuk bersinar. Supaya dapat melakukannya, mereka menerima, mendapatkan dan menyalurkan terang itu dari-Nya. Menerangi dan membawa terang kepada orang lain (ay. 15). Bagaimana caranya? Jelas dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik. Yang dapat dilihat dan diakui orang lain. Perbuatan-perbuatan yang merupakan kabar baik bagi yang membutuhkan. Khususnya bagi mereka yang belum mengalaminya. Bukan untuk diletakkan “di bawah gantang”, melainkan untuk disebarkan. Kita sebagai gereja dan pengikut Kristus tidak boleh meringkuk dan mengunci diri di balik dalih merenung, kerendahan hati, atau menjaga diri. Karena kita sudah menerima karunia penyelamatanNya, maka kita harus bersedia melayani seorang akan yang lain (baca Luk. 12:3). Melalui melakukan cara hidup yang baik. Kita semua berjuang menjadi pelita yang menyala dan yang bercahaya (Yoh. 5:35). Semua itu harus kita buktikan dalam seluruh tutur kata terlebih sikap dan tingkah laku nyata. Bahwa kita benar-benar pengikut Kristus. Positif berfungsi sebagai penerang dunia di dalam gelap. Karena kita sudah dimiliki-memiliki Kristus yang adalah Terang Dunia (Yoh. 8:12). Sehingga Terang Kristus bercahaya untuk masyarakat dan dunia, melalui kita.

Sebagaimana garam diperlukan untuk melezatkan dan mencegah makanan dari pembusukan. Dan terang dibutuhkan untuk menerangi sekaligus memberi kehidupan. Demikianlah orang percaya dan gereja bersama semua masyarakat Indonesia bahkan manusia seluruh dunia. Bersama menjadi agen perubahan! Berjuang melawan dan bisa mengalahkan kebusukan hati pikiran, kebobrokan moral keteladanan, kegelapan nafsu dosa, dan kecurangan yang nyata dalam perbuatan manusia.

Ya, dicari: Agen perubahan. Mari menjadi berguna. Mari, mau diutus untuk menjadi agen dari Kasih Karunia Tuhan untuk sesama dan kehidupan. Mari, bersedia jadi alat dalam proses penyelamatan Allah bagi dunia. Dan mari, dengan tingkah laku nyata sehari-hari, kita menjadi agen perubahan. Perubahan yang menjadi dan lalu menjadi lebih dan bahkan menjadi jauh lebih baik! Nyata menjadi “Garam dan Terang Dunia.”  Amin.



Tulisan dan Foto: Lusindo Tobing.

26 Januari 2014

Refleksi Minggu Pertama Februari 2014.




Mikha 6: 1-8



POLITIK DALAM 3K









Perhelatan politik di Indonesia sudah sangat dekat. Pemilu Tahun 2014 akan dilaksanakan dua kali yaitu Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014 dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014.  Spanduk-spanduk besar misalnya, yang mengundang seraya mengingatkan bahwa tanggal 9 April 2014 akan digelar Pemilu DPR, DPD dan DPRD, sudah dipasang tidak hanya di kantor KPU (Komisi Pemilihan Umum) Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, tetapi hampir di semua sudut jalan di Indonesia.

Selain sangat menarik ikut "terlibat" dalam perbincangan juga pemikiran tentang apa, bagaimana bahkan siapa yang akan dipilih. Mungkin secara mendasar sebagai pengikut Tuhan, kita bersama kembali mendengar apa yang Tuhan inginkan tentang kehidupan secara meluas. Khususnya kehidupan berpolitik kita. Dan Mikha pasal 6 rupanya bisa menjadi salah satu perikop yang menjabarkan itu. 
  
Bahkan tiap ayat menggambarkan bukan sekadar apa yang Tuhan "inginkan atau berkenan atas apa", tetapi khususnya apa yang Tuhan "tuntut". Penulis Mikha melempar sindirannya, karena bangsa Israel di konteks itu, hanya rajin dan rela sebatas mempersembahkan korban bakaran, ribuan domba jantan. Bahkan seperti orang-orang yang menyembah dewa-dewa, mereka ada yang mempersembahkan anak-anak sulung mereka! (coba baca lagi ayat 6-7)

Bukan persembahan korban seperti itu, yang paling diinginkanNya. Sama seperti: Bukan hanya pertaruhan uang, harta, jabatan, pangkat, ikatan primordial, apalagi hanya kecantikan dan ketampanan belaka yang dibutuhkan dalam kehidupan termasuk khususnya dalam berpolitik  Atau juga bukanlah melakukan agama lahiriah dan ritual agama yang kosong, yang membuat hatiNya berkenan. Tetapi iman percaya yang setia dan taat. Hati, sikap pemikiran dan tingkah laku setiap kita yang berpolitik dalam rangka yang lebih luas menjalani hidup kehidupan, itulah yang sungguh diperhatikan Allah. 

Ada 3 (tiga) kebajikan Illahi yang bisa langsung kita dapatkan di firman Allah kali ini. Bukan suatu spekulasi atau filosofis belaka namun merupakan nilai-nilai iman bahkan moral yang sangat praktis. Secara ringkas sebenarnya, kita semua dituntut berjuang bersama mewujudkan kehidupan politik dalam 3K:  Keadilan, Kesetiaan dan Kerendahan hati.


Keadlian yang dimaksud adalah sikap hati dan tingkah perbuatan pelayanan keadilan untuk dan dalam berhubungan dengan sesama manusia. Siapapun, suku, ras, bangsa bahkan agama apapun. Baik di hadapan hukum. Tetapi khususnya setiap manusia di hadapan Penciptanya -Allah yang sama Alfa hingga Omega-.  

Juga Kesetiaan mencintai kemurahan adalah kebajikan Allah yang memotivasi tiap kita untuk lebih memperhatikan kebutuhan orang lain. Terlebih di suasana banyak bencana dan penderitaan (seperti saat ini). Dan rela dan selalu sedia  menolong sesama. 

Dan Kerendahan hati di hadapan-Nya berarti senantiasa takluk, berserah dan responsif terhadap Allah. Berpolitik bisa dengan keras dan sengit, tetapi ingat untuk selalu waspada. Selalulah mempersilakan kehendakNya berlaku. Tetapi dengan sukacita patuh berada di bawah kehendak Allah yang berlaku. Untuk kebenaran dan kebaikan kehidupan bersama. 

Sehingga di tengah pergumulan juga pergolakan politik yang terjadi dan bisa akan terjadi di dunia. Tidak hanya untuk Tahun 2014 ini, tetapi seterusnya, sepanjang masa kehidupan manusia juga kehidupan politik. Baik luas mendunia, maupun khususnya di konteks Indonesia. Mari, kita hanya berjuang melakukan dan benar-benar memberlakukan seperti perintah Allah di bagian akhir perikop kita kali ini (ayat 8): "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?". Melakukan yang Allah inginkan dan tuntut. Melakukan 3K!  Amin.



Tulisan & Foto: Lusindo Tobing. 


25 Desember 2013

refleksi minggu kelima Desember 2013.




Mazmur 148




SEMUA CIPTAAN MEMUJI-NYA






Pujilah Dia! Pujilah Tuhan! Pujilah Tuhan di sorga dan di bumi! Seluruh isi perikop Minggu terakhir di Tahun 2013 ini adalah ajakan memuji. Mengajak semua ciptaan memuji Tuhan atas pemeliharaan kehidupan yang dilakukanNya. “Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit” (ayat 13).



Bagian besar pertama merupakan ajakan kepada semua makhluk yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan bahkan termasuk segala alam yang ada di bumi untuk memuji Tuhan (ayat 7-10). Sedangkan bagian besar kedua adalah ajakan kepada manusia dalam segala kedudukannya dan pada semua tingkat usia untuk memuji Tuhan (ayat 11-13).



Dan mengakhiri perjalanan kita di Tahun 2013, seraya bersiap menjalani Tahun yang baru 2014. Mari terus melakukan seperti yang diungkap Pemazmur. Mengajak kita semua, bahkan sejak awal perikop: “Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi!” Lagi dan selamanya. Amin.







tulisan & foto: Lusindo Tobing.

refleksi minggu keempat Desember 2013




 Mazmur 80: 1-8



KEHADIRAN TUHAN YANG MEMULIHKAN




Selalu ada pengharapan yang bersinar di balik kegelapan pergumulan. Lebih tepatnya, selalu ada sinar kasih Tuhan yang memulihkan berbagai tekanan, tantangan dan pergumulan hidup kita.

Hal seperti inilah yang terjadi pada bangsa Israel.  Sungguh tertekan bergumul karena jatuhnya kerajaan utara Israel  ke Asyur pada 722 SM. Rupanya pemazmur mempunyai perhatian yang sungguh tulus kepada Kerajaan Israel Utara. Sebab Jatuhnya Israel utara ke tangan Asyur membawa petaka dan penderitaan yang luar biasa. Hingga ayat 4 terasa rintihan permohonan,  “Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat”.  Karena mereka sungguh menyadari bahwa nyala murka Allah sedang berkobar atas mereka (ayat 5). Israel menyadari bahwa Allah telah memungut, membela, menanam, menyediakan tempat dan membuat mereka bertumbuh menjadi besar.  

Namun karena dosa-dosa dan ketidaktaatan mereka, maka Allah menjungkirbalikkan keadaan mereka dalam nyala murka-Nya. Sehingga keadaan mereka seperti kebun anggur yang runtuh temboknya. Di tengah situasi yang pilu dan terjungkirbalik, pemazmur (menurut kesaksian Asaf) mengajak Israel juga kita sekarang ini untuk menyadari keadaan mereka, kembali berharap kepada Allah dan mengungkapkan janji setia kepada-Nya. Sebab hanya padaNya dan dalam kehadirannya ada pemulihan sejati! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing.

10 Desember 2013

refleksi minggu ketiga Desember 2013








KABAR BAIK DAN KEBAHAGIAAN









Jangan pernah kecewa kepada Sang Juruselamat. Jangan pernah putus asa dan melupakan Mesias hidup kita. Jangan pernah kecewa kepada Tuhan Yesus Kristus. Tidak puas, sulit bersyukur apalagi berbahagia menjalani hingga akhir tahun 2013 ini. Sadarilah, ketidakpuasan terjadi karena kita selalu menggunakan standar pengharapan kita, pemaksaan kedagingan yang diwarnai nafsu serakah dan bisa jatuh ke dalam dosa.



Karena itu Dia menantang, baik Yohanes maupun orang percaya setelah zamannya, untuk mengevaluasi ulang pengharapan mereka tentang Mesias. Dan sekarang, di peralihan tahun 2013 ke 2014 ini, kita sesungguhnya juga diajak menghitung berkat dalam terang pelayanan Tuhan Yesus Kristus. Mensyukuri penggenapan nubuatan Allah dalam bayi kudus yang lahir di Betlehem itu. Dan kemudian menyelaraskan pengharapan, iman juga kasih kita kepada sesama manusia dalam durasi menanti kedatanganNya kedua kali.



“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Itu penekanaNya di ayat 6!  Didahului sebuah perintah Tuhan Yesus Kristus agar kita mewartakan (ayat 5) bahwa “..orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” Selalu ada pemulihan dan keselamatan. Ya, kehadiranNya selalu membawa kabar baik dan kebahagiaan. Amin.



  
Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.