HIDUP
“Akulah roti hidup..” (Yohanes 6: 35)
Mengingat kisah Tegar, bocah kecil yang masih berumur 3 (tiga) tahun hati kita sangat terenyuh. Bagaimana tidak, di usianya yang sangat muda itu, harus kehilangan kakinya akibat perbuatan ayahnya. Yang karena emosi, cemburu dan marah kepada isterinya yang sering pergi meninggalkan rumah, walau sebenarnya ibunda Tegar itu pergi ke pasar untuk mencari nafkah hidup. Menggotong paksa tubuh Tegar yang kecil itu ke rel kereta dan secara sengaja menempatkan kaki anak itu di atas rel dan akibatnya kedua kaki Tegar terlindas! Kini, walau masih cukup shock akibat peristiwa tersebut Tegar tidaklah mati semangat. Tegar tetap tegar, semangatnya tetap hidup dengan cita-citanya untuk menjadi seorang polisi.
Terlebih Tuhan Yesus Kristus ingin semua kita boleh hidup. Bukannya mati. Mati atau hidup di sini maksudnya soal jiwa dan keselamatan kita. Ketika banyak orang datang kepadaNya bertanya pekerjaan apa yang sesungguhnya dikehendaki Allah. Dia memberi jawaban untuk mereka mau hidup percaya beriman,”Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (ayat 29) Lalu setelah itu barulah orang banyak itu meminta tanda. Dengan membandingkan peristiwa yang pernah dialami nenek moyang Israel, ketika diberi manna, roti dari sorga. Mereka meminta roti tersebut senantiasa (ayat 34). Langsung Tuhan Yesus menegaskan jawabanNya, bahwa “Akulah roti hidup itu!”
Mari hidup di dalam Roti Hidup. Hidup di dalam naungan dan berkat keselamatanNya, di dalam Tuhan Yesus Kristus. Jangan bersandar kepada kemampuan diri sendiri, kita tidak akan berdaya. Jangan andalkan manusia dan kekuatan dunia ini, kita akan kecewa. Apalagi jangan percayakan dirimu kepada kuasa kegelapan si-iblis itu, kita akan menuju maut dan mati! Jaminan yang pasti hanya ada di dalam Allah. Yang telah mengutus AnakNya yang Tunggal, ayat 35 jelas menyatakan,” “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.” Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar