Filipi 2: 5-11
KETAATAN DAN KASIH
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati (Filipi 2: 8)
“SetiaMu,
Tuhanku, tiada bertara. Dikala suka disaat gelap. KasihMu, Allahku, tidak
berubah. Kaulah pelindung abadi, tetap. SetiaMu, Tuhanku, mengharu hatiku. Setiap
pagi bertambah jelas. Yang kuperlukan tetap Kauberikan. Sehingga akupun puas
lelas...” Itulah cuplikan teks lagu PKJ 138 ”SetiaMu,
Tuhanku, Tiada Bertara”. Yang
oleh Panitia Paskah Tahun 2013 dijadikan seperti Lagu Tema dan kerap
kita lantunkan dalam tiap ibadah. Sangat menyentuh, menggugah hati dan diri
kita untuk mau kembali kepada kesetiaan dan ketaatan.
Mari lebih taat. Berjuang untuk tetap taat.
Memiliki memberlakukan karakter taat setia di keseharian. Karena dan hanya di
dalam Kasih Allah yang setia. Dan yang tertinggi adalah ketaatan menuju kematian
oleh Tuhan Yesus Kristus untuk selamatkan saya dan anda. Ayat 8 pembacaan
kita kali ini jelas menandaskan, “… taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib.”
Jika Tuhan Yesus mau merendahkan diri-Nya di dalam ketaatan,
bersedia menerima peran sebagai hamba menderita. Seperti itulah perjuangan yang
harus kita lakukan. Memulainya dengan seperti apa dinyatakan di ayat 7, mau lebih
mengosongkan diri (kenosis), mengingkari diri sendiri.
Bersedia menjadi hamba, hamba Allah. Melayani
orang lain, khususnya mereka yang jauh lebih lemah. Sehingga dalam kehidupan
bersama, kita dimampukan menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam
Kristus Yesus. Hingga seperti tertulis di ayat paling akhir (ayat 11), benar-benar
akan tergenapi. Bahwa segala lidah
mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah,
Bapa! Amin.
tulisan & foto: Lusindo Tobing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar