Amsal 21: 20-21
MENGEJAR KEBENARAN DAN KASIH
Seorang kaya
mengajak anaknya yang masih kecil menginap beberapa hari di rumah PakDe di
desa. Ketika kembali ke kota, ini ungkapan polos si anak, " Luar biasa
...Ayah aku suka sekali di sana", "Ayah harus repot-repot membangun
kolam renang dibelakang rumah kita...sedangkan PakDe kolam renangnya panjaaang
sekali seru deh Yah aku main dengan teman-teman disana. Terus disamping rumah
PakDe halamannya luas sekali sehingga bisa bermain layangan disana...sedangkan
halaman rumah kita sempit dan tidak bisa melihat apa-apa karena terhalang
tembok. Kita harus antri dan membayar setiap belanja di supermarket sedangkan
mereka tinggal memetik dari kebun mereka dan tidak bayar!" Lalu anaknya
melanjutkan dengan mata berbinar " Di halaman mereka di malam hari kita
bisa memandang lampu dilangit yang banyak sekali sedangkan kita setiap sore
harus menyalakan lampu taman, Ayah harus bekerja keras sampai malam ,sedangkan
PakDe hanya sampai sore sudah sampai di rumah dan bisa bermain dengan
anak-anaknya. Di sana bisa naik hewan-hewan tanpa harus membayar dan harus
pergi ke kebun binatang untuk melihat hewan. Aku disana sudah naik kerbau, sapi
bahkan kuda Yah bahkan ada banyak hewan yang lain kutemukan disana yang tidak
ada di kota kita! Wah sepertinya kita adalah orang miskin, kita kalah kaya
dengan mereka Ayah."
Mari
refleksikan cara pandang si anak dengan cara pandang kita. Bahkan mari,
memiliki cara pandang seperti si anak tersebut. Kepolosan dan ketulusan hati
akan membuat kita bisa lebih bijak memaknai kenyataan hidup. Sehingga kita
mampu melihat ada kelebihan pada orang lain, tidak hanya melihat kekurangan
mereka saja. Dan sebaliknya ada kekurangan kita, tidak hanya melihat kelebihan
kita saja.
Seperti pada bahan bacaan PA kali ini (Amsal 21: 20-21), di berbagai pergumulan serta perjuangan di kehidupan nyata, orang-orang yang bijak akan menambah apa yang mereka miliki dan akan hidup secara berkelimpahan. Hikmat mengajar mereka menyeimbangkan pengeluaran dengan pendapatan mereka.
Maka dari itu, ada harta benda untuk diinginkan, dan sebanyak yang
perlu, yaitu persediaan segala benda untuk kemudahan hidup, yang dikumpulkan
pada musimnya, dan khususnya minyak, salah satu bahan pokok di
tanah Kanaan (baca Ulangan 8:8). Harta ini berada di kediaman, atau di gubuk, dari orang bijak. Karena itu, lebih baik mempunyai rumah
model kuno namun lengkap perabotannya, daripada rumah modern yang indah namun
tidak diurus dengan baik. Allah memberkati usaha-usaha orang bijak, dan
kemudian rumah tangga mereka diperlengkapi.
Orang-orang bebal menghabiskan apa yang mereka miliki untuk
memuaskan hawa nafsu mereka, dan dengan demikian menghabiskan seluruh
persediaan mereka. Orang-orang yang tidak tahu mengurus harta mereka adalah
yang tanpa pikir panjang menghabiskan apa yang mereka punya, dan tidak
memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan lebih.
Itu berarti mengejar kebenaran dan kasih, tidak berpuas diri dengan
perbuatan-perbuatan yang gampangan, tetapi melaksanakan iman-pengaharapan-kasih
kita terus-menerus. Dengan tulus dan benar. Orang-orang Yahudi mengejar kebenaran, namun tidak memperolehnya, karena mereka
mencari dengan salah (baca & bandingkan Roma 9:31).
Tetapi kalau kita mencarinya dengan benar, carilah, maka kamu akan mendapat, dan dengan
itu pula kamu akan mendapat baik kehidupan maupun kehormatan, kehidupan
dan kehormatan kekal: Mahkota Sorgawi.
Marilah kita mengejar kebenaran dan keselamatan dengan
iman. Lalu diwujudnyatakan lewat sikap bijak serta perbuatan-perbuatan benar dan
mengasihi. “Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan
kebenarannya , maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
(Matius 6: 33)
Orang berhikmat
dan bijaksana akan memperoleh semua kebutuhan hidup, sedangkan orang bebal
memboroskan segala milik mereka untuk hal-hal yang mereka tidak perlu hanya
demi kesenangan (baca Amsal 21:17). Allah berkenan kepada orang yang dengan
bijaksana menerima tingkat kehidupan yang lebih rendah daripada berutang dan
hidup melampaui kemampuannya. Orang yang bijak tidak akan menghabiskan hartanya
begitu saja (ingat lagi ayat 20).
Berarti mengejar kebenaran dan kasih, tidak berpuas diri dengan
perbuatan-perbuatan yang mudah, tetapi melaksanakan kewajiban kita dengan
sepenuh hati dan bersusah payah, seperti orang yang terus berusaha maju dan
takut jangan sampai tertinggal. Kita harus berlaku benar dan juga setia
mengasihi sesama sebagai wujud mengasihi Allah., Dan harus terus melangkah maju
serta bertekun di dalamnya. Meskipun kita tidak dapat benar-benar mencapai
kesempurnaan, namun akan menjadi penghiburan bagi kita jika kita berusaha
mencapainya dan mengejarnya.
Dan jika kita benar-benar mau dan setia menjadi orang-orang
yang mengejar kebenaran dan kasih, Allah di dalam tuhan Yesus Kristus dan
urapan Roh Kudus-Nya pasti memberikan anugerah untuk kita dimampukanNya berbuat
baik. Menikmati kesenangan serta penghiburan dalam melakukannya. Karena orang-orang
yang dengan kesadaran hati nurani berlaku benar terhadap orang lain akan
mendapatkan kesenangan dan penghiburan dalam memberlakukan.
Orang-orang yang dengan kesadaran tulus hati mengasihi orang
lain akan diperlakukan secara baik. Dan kalaupun tidak direspon baik oleh orang
lain, kita sudah “menerima upah kita”, diperkenankan oleh Tuhan bahkan sudah
menyenangkan HatiNya. Minimal: Kita pasti
menikmati dalam hati ada kebahagiaan yang mengatasi akal pikiran manusia
kita, dan yang pasti juga ada kedamaian.. Amin.
Pertanyaan
Diskusi & Sharing:
(diawali dengan menikmati cuplikan peran)
1.
–Dalam kelompok-kelompok kecil-
Jika Tuhan datang untuk
“menjemput” dan kita akan meninggal dunia. Lalu saudara hanya diberi kesempatan
menelpon 1 (satu) orang saja dari orang-orang yang saudara kasihi dan mengasihi
saudara. Siapakah orang itu? Mohon jelaskan-sharingkan mengapa, apa alasannya
dan apa yang akan anda katakan kepada 1 orang tersebut?
2.
–Dalam Pleno (diselingi Reff NKB
197)-
Lalu perbuatan-perbuatan baik
& benar apa yang belum (atau belum lebih lagi) saudara lakukan, yang rindu
sekali setelah PA ini akan anda lakukan kepada siapapun. Untuk kemuliaan Tuhan
Allah, Sang Kebenaran dan Sumber Kasih itu?
Lagu-lagu yang bisa digunakan:
1.
KJ 332 “Kekuatan Serta Penghiburan”
2.
“S’lidiki aku.. Lihat
hatiku...”
3.
NKB 197 “Besarlah Untungku.”
Pdt. Lusindo Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar