Mazmur 145: 8-16
Pendidik Harapan
Setiap orangtua memiliki
harapan terhadap anak atau anak-
anaknya, dan bisa dipastikan harapan itu pasti
besar dan baik.
Persoalannya adalah ke mana atau pada siapa kita (dan khususnya
tiap orangtua) menaruh harapan-harapan tersebut? Melalui
pemazmur yang memakai
bentuk akrostik -mengawali setiap ayat
dengan sebuah huruf dari abjad Ibrani- firman
Tuhan kali ini
memberi dan menegaskan jawabannya: Serahkan dan hiduplah
dengan pengharapan
dalam tangan dan kuat kasih Allah. “Mata
sekalian orang
menantikan
Engkau, dan Engkaupun memberi
mereka
makanan pada
waktunya ; Engkau
yang membuka
tangan-
Mu dan
yang berkenan
mengenyangkan segala yang
hidup” (ayat
15-16).
foto: lusindo tobing
Ya, sebab hanya Dialah
pemberi dan pemenuh (disimbolkan
“makanan”) bahkan mengenyangkan segala
kebutuhan, baik
jasmani maupun imani. Mazmur 145 mengajarkan kita untuk
mengucap syukur dan memuliakan-Nya. Sebab Allah adalah
pengharapan, sekaligus
Sang sumber didikan/pengajaran untuk
berharap. Dia lamban marah karena
pelanggaran kita dan cepat
menunjukkan kasih dan kemurahan apabila pengampunan
diminta,
Allah adalah Guru di atas semua guru, Pendidik di atas semua
pendidik yang
baik, penuh rahmat (bandingkan Keluaran 3:7 &
Hakim-hakim 2:18) dan pasti
bisa diharapkan.
Mari tetap
memiliki pengharapan dalam Tuhan Allah. Diajar dan
bersedia mengajar
pengharapan; dididik dan siap menjadi pendidik
pengharapan, kepada keluarga dan semua orang. Itulah
mengapa
Gereja memberlakukan Baptisan dan Sidi. Baptis sebagai tanda
awal seorang
(bayi atau sudah dewasa) masuk ke dalam keluarga
yang berpengharapan pasti akan
keselamatan-Nya. Sedangkan Sidi
menjadi proses memantapkan pengharapan (juga iman
dan kasih
dalam Kristus) secara pribadi, untuk akhirnya menjadi sosok yang
bisa
diharapkan membawa terang keselamatan Tuhan kepada
orang-orang di sekitarnya.
Selamat berpengharapan dan
berpengharapan selamat! Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar