Roma 9: 19-26
Rahmat Allah dalam Keragaman Budaya
Koentjaraningrat,
seorang guru besar antropologi Indonesia mengingatkan dalam bukunya Manusia dan Kebudayaan di Indonesia,
agar kita waspada potensi konflik yang bisa terjadi karena keragaman Indonesia,
”Untunglah bahwa hubungan antar suku-bangsa dan golongan dalam masyarakat
negara kita itu, belum seburuk seperti di beberapa negara lain dengan suatu
masyarakat majemuk, tetapi toh potensi terpendam untuk konflik karena masalah
ketegangan antar suku-bangsa dan golongan tidak bisa kita abaikan demikian
saja” (Koentjaraningrat 2010, 383).
Karena itu penting untuk semakin
memantapkan dan mengimani bahwa keragaman (keanekaragaman) budaya, tradisi,
bahasa ibu, suku, agama yang ada di Indonesia adalah sebuah Rahmat dari Allah.
Rasul Paulus dalam perikop kita kali ini menunjukkan bahwa, “yaitu kita, yang telah
dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain, seperti yang difirmankan-Nya juga dalam kitab nabi Hosea: "Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih: kekasih" (ayat 24-25), (bandingkan Hos. 2:22; 1:10).
Kekurangan kemanusiaan dan
bahkan keburukan dalam hidup, tidak menjadi halangan bagi Allah untuk
menghadirkan kasih karunia dan belas kasihan. Lihatlah, kecaplah, syukurilah
dan mari bersama kelola-lah, kasih yang begitu besar bagi penghuni bumi, dan (khususnya)
mulailah dari Indonesia! Rahmat Kasih Allah dalam keragaman kita. Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar