Matius 18: 15-20
Terbuka terhadap Teguran Allah
Ibadah yang kita lakukan, sejatinya adalah proses untuk membuat
kita
semakin terbuka. Tepatnya dibukakan hati pikiran karena
mengalami pencerahan
dalam kasih Allah. Bermuara pada
kesediaan kita terbuka dan membukakan
hati-pikiran orang lain
juga. Khususnya terhadap kebiasaan buruk, kesalahan dan
dosa-
dosa. Dalam perikop kali ini ada petunjuk dari Tuhan Yesus
Kristus untuk
kita mampu menegur, menasihati dan membimbing orang lain dengan kasih. Teguran
dan nasihat itu harus dilakukan bertahap. Pertama, hendaklah dilakukan dalam
pembicaraan pribadi antara Anda dan dia (ayat 15). Jika tahap teguran dan
nasihat itu tidak ditanggapi, perlu menghadirkan saksi bukan untuk menghakimi,
melainkan sebagai upaya menyadarkan (ayat 16) dan seterusnya. Intinya kita
mau dipakai menyalurkan teguran Allah kepada diri sendiri dan kepada semua
orang.
Sebab sesungguhnya, terbuka terhadap teguran Tuhan akan
memampukan kita semakin
terbuka mengasihi dan melakukan
kebaikan-kebaikan. "Apabila saudaramu berbuat
dosa,
tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan
nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” (ayat 15). Mendengar teguran Allah
adalah ibadah kita. Ibadah di Hari Minggu, namun juga ibadah hari demi hari.
Sehingga Dia selalu hadir dalam kehidupan kita bersama keluarga, umat Tuhan
(gereja), bahkan masyarakat luas.
“Dan lagi Aku berkata kepadamu:
Jika dua orang dari padamu di dunia ini
sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan
dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di
mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di
situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (ayat 19-20).
Mari beribadah dan mempraktikkan ibadah GKJ Nehemia yang lebih terbuka. Urutan liturgi
bisa tetap sama, namun isi ibadah seharusnya hati dan sikap kita yang lebih
terbuka, lebih mampu saling menerima dan memberi ruang antar umat, lalu di
keseharian dengan tetangga, bahkan menrima orang lain yang berbeda sangat tajam
dengan kita. Dalam percakapan, dialog, pelayanan gereja, hidup lingkungan
masyarakat, kerjasama studi dan kerja kita, mari lebih banyak “menegur” dengan
perbuatan nyata, dengan penuh kasih. Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar