Mazmur 25: 1-9
Mengasihi Keluarga dengan Kerendahan Hati
foto: lt.
Seperti orang tua yang
membesarkan dan mendidik anak-anaknya, dalam perikop kita kali ini Allah
menunjukkan cara tersebut dengan bertindak sebagai navigator yang penuh kasih
di perjalanan hidup umat-Nya. Mazmur 25 lahir dari pergumulan seorang Daud yang
hidup dalam persekutuan mesra dengan Tuhan. Ia menyadari dosa-dosanya, namun
yakin akan kasih setia Allah: “Dosa-dosaku pada waktu muda dan
pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi
ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh
karena kebaikan-Mu, ya TUHAN. TUHAN itu baik dan benar; sebab
itu Ia menunjukkanjalan kepada orang yang sesat.” (ayat 7-8).
Di setiap ibadah Minggu
kita, saat pengampunan dosa (berita anugerah) dinyatakan, maka petunjuk hidup
baru diberikan. Namun semua berawal dari pengakuan dosa atau pertobatan kita
bukan? Mari hiduplah lebih rendah hati dalam pola petunjuk hidup baru yang
telah Allah Bapa berikan, manusia acap kali tidak dapat bertahan untuk hidup
kudus dan benar, tetapi Allah selalu mengampuni dan memberi kesempatan untuk
kita memperbaiki diri. Tuhan Allah sabar dan rendah hati menuntun kehidupan
kita (anak-anak Allah) secara pribadi, termasuk keluarga kita masing-masing.
Memasuki triwulan (tiga
bulan) terakhir durasi Tahun 2017 dari Tuhan, minggu ini kita bersama menerima pelayanan
Allah dalam Sakramen Perjamuan Kudus Sedunia. Mari, setiap pribadi kita
mau lebih dimurnikan dalam kerendahan hati, lalu berjuang lebih mengasihi
keluarga dengan rendah hati. Sebab keselamatan dan hidup damai sejahtera kita
yang berdosa, sesungguhnya ditentukan hanya oleh kerendahan hati Tuhan yang penuh
kasih dan kesabaran, bagi semua orang yang mau rendah hati. Ayat 9: “Ia
membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia
mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar