Yesaya 25: 1-5
Keluarga Mengucap Syukur
Perikop kita kali ini adalah sebuah ucapan syukur kepada Tuhan
karena kemenangan-
kemenangan yang dicapai umat Allah! Nabi Yesaya memuji dan memuliakan
peranan-Nya sebagai Penyelamat dan Penghibur, dan mengajak umat melakukan penaklukan
hati juga diri secara penuh (ayat 1). Keselamatan dari Allah meniadakan
yang tidak mungkin menjadi mungkin. Pihak yang tertekan dan lemah dibebaskan
Allah (ayat 2-4). Keselamatan dari-Nya tidak saja soal rohani tetapi untuk
seluruh segi kehidupan: baik pribadi maupun keluarga (dan kelompok yang lebih
besar lagi).
Pada waktu keselamatan Allah
tiba, siapa pun yang mempermainkan kebenaran, keadilan dan tidak mau bertobat
akan disingkirkan (ayat 5). Kasih setia Tuhan saja yang bisa membuat kita
dan keluarga kita benar-benar selamat, dan mampu mengucap syukur dalam segala
hal. Sebaliknya, penderitaan merupakan demonstrasi Allah menempa, mengajar dan
membina umat-Nya, mempersiapkan kita mencapai puncak pengharapan kehidupan yang
penuh keadilan dan kedamaian. Semua tekanan, serangan angin ribut, badai topan
yang menghancurkan dan menyengsarakan manusia akan dihentikan, kegagahan dan
kesombongan ditiadakan, kegelapan yang menjebak dan membuat umat-Nya tersesat
akan diterangi Kasih, dan panas terik yang tidak membawa kedamaian serta kesejukan
akan disingkirkan dari jalan hidup orang percaya, diganti ketenangan dan damai
sejahtera tiada habisnya.
Terbukti dalam konteks
Yesaya dan konteks Perjanjian Lama secara umum, Allah setia melepaskan umat
dari cengkeraman tangan musuh, membungkamkan semarak sorak-sorai musuh. Bahkan
di konteks Perjanjian Baru, Allah menghancurleburkan gempita kemenangan dosa
lewat pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Tidakkah hati dan pikiran kita tergerak?
Mensyukuri berbagai berkat dan keselamatan dari Allah, bahkan yang telah dan
selalu berlaku setia sebelum kita sebagai umat merespons kesetiaan-Nya. Mari, sesungguhnya
tidak ada penyebab/alasan untuk tidak bersyukur! Bersyukurlah untuk semua yang
telah, sedang dan akan Allah lakukan dalam hidup-kehidupan pribadi kita, karena
itulah terlampau banyak penyebab untuk setiap keluarga setia berterimakasih,
bersyukur selalu. Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar