Jadilah Murid KRISTUS yang Berlaku Jujur (Amos 8: 4-8)
“TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: “Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!” (Amos 8: 7)
Allah menegur ketidakjujuran dan ketidaktulusan ibadah serta hidup bangsa Israel, keseharian umat-Nya dan masyarakat di konteks Nabi Amos. Nabi pertama dalam Alkitab yang pesannya dicatat secara terperinci. Misalnya dengan kalimat, “Mengecilkan efa, membesarkan syikal,” jelas menunjuk dan atau menggambarkan pedagang sengaja memakai ukuran-ukuran kecil untuk memberikan kurang dari yang sebenarnya dan dengan memakai timbangan uang yang lebih berat, mereka terbiasa menipu. Nabi Amos melihat bahwa begitu banyak orang memperkaya diri dengan hasil penindasan, membohongi dan melakukan ketidakadilan terhadap yang kecil.
Orang menjalankan ibadah dengan hati yang tidak tulus, dan keadaan damai hanya tampak dari luar. Di saat itulah Nabi Amos mengikuti panggilan dan pengutusan Allah, ia pergi ke Betel, tempat tinggal raja Yerobeam II dan pusat agama yang dibanjiri para penyembah. Di sanalah Amos dengan berani memberitakan berita keadilan dan kebenaran.
Kini, mari kita berlaku jujur. Berani “bernubuat”seperti Nabi Amos, dengan tingkah laku mulai dari diri kita sendiri, di dalam keluarga inti dan keluarga besar kita, apalagi di tengah kehidupan bergereja (khususnya kita di GKJ Nehemia), dan lalu meluas untuk lingkup masyarakat kota dan bangsa negara kita. Ya, Indonesia kini semakin membutuhkan kejujuran, memerlukan upaya bersama menegakkan kebenaran dan keadilan.
Seperti konteks Amos: saat kemunafikan dan penyembahan berhala sudah merata, masyarakat hidup mewah secara berlebihan, kebejatan merajalela, kebohongan serta tipu muslihat merajalela, sistem peradilan rusak dan penindasan orang miskin merupakan kebiasaan umum. Dengan berani dan penuh semangat, Amos menyampaikan pesan bahwa Allah akan menghukum bangsa Israel (baca lagi Nats: Amos 8:7).
Semakin menarik, rupanya ajaran-ajakan berlaku jujur konteks Nabi Amos juga tampak dengan jelas dalam ajaran Tuhan Yesus Kristus dan Kitab Yakobus. Tuhan Yesus dan Yakobus keduanya menerapkan berita Amos bahwa ibadah yang sejati kepada Allah bukanlah pelaksanaan formal dari tatacara agama, tetapi “mendengar” dan “melaksanakan” kehendak Allah, yang ditunjukkan dengan perlakuan yang adil dan benar terhadap sesama manusia (baca dan bandingkan Matius 7:15-27 & Yakobus 2:1-26). Juga, Amos dan Yakobus menekankan prinsip bahwa “agama yang sejati menuntut perilaku yang benar”.
Mari melalui tingkah laku kita siarkan “suara kenabian” untuk keadilan dan kebenaran, berdasarkan sifat Allah. Mari tegas menolak kebohongan, dan penuh semangat berlaku jujur.
Mari dengan kesetiaan yang kuat dan kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya, kita menjadi murid Kristus yang jujur, umat Allah yang jujur. Menjadi manusia yang berlaku jujur. Amin.
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar