Teramat bersyukur kpd Tuhan…
Diundang di “Effatha berbincang” yang dilaksanakan oleh GPIB Effatha bersama GP (Gerakan Pemuda) MuPel Jakarta Selatan. Dengan Tema: “PPKM: Pandemi Penghalang Kegiatan Melayani, Yes or No?”
Sesungguhnya tujuan dan definisi dari pelayanan umat (anak2, ibu, bapak, lansia dan khususnya pemudi-pemuda) tidaklah berubah, namun konteks, akibat pandemi kini, telah bergeser secara cepat dramatis, berubah dengan cara yang mungkin tidak kita bayangkan sebelumnya. Ketika Covid-19 dan kemudian variannya mulai menyebar, para pemimpin gereja serta semua pelayan Tuhan diperhadapkan pada tugas yang tidak biasa: menggembalakan orang-orang dari kejauhan. Perkunjungan ke rumah-rumah, kunjungan ke rumah sakit diganti dengan video, email, SMS, dan panggilan telepon yang sepertinya tak ada habisnya. Pelayanan dengan berbagai bentuknya yang dulunya dari satu lokasi ke lokasi lain, sekarang menjadi dari satu perangkat ke perangkat lain.
Maka diperlukan menambah kegembiraan (hati yang gembira adalah obat khan? - (Amsal 17:22), meningkatkan kebersamaan, kerjasama pelayanan dan menambah jumlah pelayan-pelayan terlebih yang usia muda, pandemi sekarang waktu yang baik. Dan para pelayan (perspektif saya/kami pendeta) dan termasuk khususnya para pelayan muda Tuhan diharapkan bisa beradaptasi dengan cepat dan berlanjut tanpa batas waktu. Minimal dengan 3M yakni saling: Mendoakan: Menguatkan; Melayani. Muaranya untuk Kemuliaan Tuhan, dan menjadi saluran berkat bagi umat. Bahkan mulai dari hal-hal yang sederhana, atau istilah anak muda sekarang: “yang receh”, berbagai hal yang sebelumnya kelihatan sepele saja. Ingat di pelayanan selama pandemi ini khususnya, yang “receh” mungkin itu bisa jadi penting. 👍😷💡
Tidak ada komentar:
Posting Komentar