Segala syukur kpd Tuhan…
Belajar bareng di Ibadah Alumni RohKris Lintas Angkatan SMPN 30 Jakarta, sekaligus melayankan Sabda Tuhan: “Empati dan Taat”
Resume
Ibadah RKL 30
Tgl 08 September 2022
Empati dan Taat
Ibrani 5:1-10.
(Fokus ke ayat 7&8)
Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan yang ber-empati (berasal dari bahasa Yunani, “emathen”&”epathen”, definisi kbbi - empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain).
Firman Tuhan untuk kita di Ibadah Persekutuan RohKris Lintang 30 kali ini, melalui penulis Kitab Ibrani, mengulang seraya menegaskan hal tersebut, demikian, “Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.” (Ibrani 5:7)
1. Empati
Ya, kita diajak berefleksi ulang, salah satunya membayangkan seperti kita hadir saat Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani:
Sebelumnya Dia mengatakan, “kalau boleh cawan (beban penderitaan dan kematian) boleh lalu”, namun kemudian karena Tuhan tahu persis kita manusia tidak bisa menanggung apalagi membayar lunas hutang dosa kita, posisi inilah empati Tuhan Yesus nyata, yang membuatnya akhirnya berkata, “jangan kehendakku yang jadi, jadilah kehendak-Mu”,
Dia mengambil posisi seperti kita, merasa dan berpihak kepada kita manusia yang tidak berdaya karena dosa, untuk akhirnya bersedia menanggung dosa-dosa kita.
Sekaligus mengajarkan untuk meneladankan empati serta perbuatan itu yang memunculkan ketaatan kepada Allah Bapa (yang dalam pemaknaan akan Trinitas adalah diri-Nya sendiri). Empati Tuhan Yesus adalah karena Kasih-Nya kepada kita, jadi perhatikan: awalnya empati, dilakukan tiap hari atau tiap waktu, maka akan memunculkan ketaatan. Jangan dibalik, bukan berkata atau rindu mau taat, namun isi kesehatian kita sama sekali tidak ada empati. Nihil cinta kasih peduli kepada sesama manusia.
2. Taat
Bisa dibaca dan maknai ulang lebih lengkap satu perikop Ibrani 5:1-10. Namun kini, mari lanjut, ayat terakhir yang saya ajak kita fokus ke ayat 8 demikian, “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,” (Ibrani 5:8). Jadi memaknai bolak-balik posisi Tuhan Yesus Kristus yang adalah Tuhan, di perikop dinyatakan sebagai “Iman Besar”, Dia sebagai Allah Putra / Anak Allah (ingat Anak Allah hanya satu yakni Tuhan Yesus Kristus, kalau kita -banyak, kita semua- sebagai pengikut-Nya adalah anak-anak Allah, ada huruf A besar dan huruf a kecil itu). Sebagai Anak Allah, Dia mau berposisi menjadi seperti kita, anak-anak Allah, karena apa Kasih, Kasih yang wujud nyata seperti pelajaran kita di atas: Empati. Keteladanan empati yang dilakonkan Tuhan Yesus sepanjang perjalanan pewartaan Kabar Injil Keselamatan untuk dunia untuk kita ini seperti kata TAAT itu sendiri. Perhatikan dibolak-balik bagaimanapun tetap
T A A T.
Mari tetap taat setia di pergumulan hidup pandemi yang masih berat sekarang ini, taat kepada Tuhan dan semakin memberlakukan nyata Kasih bagi semua orang, bagaimanapun perjuangan tiap pribadi dan keluarga kita, seberat apapun perjalanan kehidupan di tengah pandemi sekarang ini.
Mari tiap hari bahkan tiap waktu kita isi lebih berempati - merasakan kesakitan penderitaan orang lain-, orang-orang di sekitar kita, atau yang jauh dari kita, pergumulan dan perjuangan kehidupan mereka yang kita kenal atau belum kita kenal, masih banyak, sekali lagi masih terlalu banyak orang-orang yang jauh lebih menderita daripada kita. Bersyukurlah apa yang ada yang Tuhan anugerahkan kepada tiap kita. Semua Kasih-Nya indah, kali ini kita belajar dan dicerahkan lagi bahwa keindahan Kasih Tuhan Yesus Kristus itu salah satunya berempati tiap hari. Mari tiap hari (tiap waktu) berempati, dan kita akan dimampukan untuk taat sampai mati. Taat menyembah memuliakan dan menyenangkan Hati Tuhan, dengan senang bersemangat bergembira perbuatan kita nyata taat untuk mendoakan, mengasihi dan melayani sesama manusia serta semua ciptaan Tuhan.
Salam sehat bergembira,
salam empati dan t a a t.
Amin.
*Pdt. Lusindo Tobing '88*
📖❤️🤗
Tidak ada komentar:
Posting Komentar