06 Juni 2013

refleksi minggu kedua Juni 2013




1 Raja-raja 17: 7-24


BERBAGI KASIH






Nabi Elia mendapat perintah langsung dari Allah, "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." (ayat 9). Walau musim paceklik sedang terjadi, Allah berpesan untuk jangan takut (ayat 13). Karena janda di Sarfat itu pasti akan berbagi kepada Elia. Ada pelajaran indah mulia sedang diberikanNya.


Pelajaran tersebut adalah tentang berbagi. Berbagi cinta kasih dalam bentuk nyata kepada sesama manusia, khususnya di tengah berbagai pergumulan penderitaan.  “Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." (ayat 14). Kita berbagi karena sesungguhnya sudah dan akan selalu dibagi (diberkati) oleh Allah, melalui sesama manusia dan seluruh kehidupan!


Dan pelajaran berikutnya: Ketika kita telah menerima berkat, itu tidak memastikan bahwa pergumulan berhenti dan penderitaan tidak ada lagi. Tetapi sesungguhnya memastikan bahwa kasih penyelamatan Tuhan tidak akan berhenti.  Tepung dalam tempayan tidak akan habis. Dan minyak dalam buli-buli tidak akan berkurang  (baca renungkan lagi ayat 17-23, saat anak perempuan sang janda jatuh sakit lalu disembuhkan Allah melalui Elia). KasihNya selalu dicurahkan dibagi kita, Allah adalah Allah yang setia berbagi dan membagikan. Mari jadi abdi Allah, mari berbagi kasih.  Amin





Tulisan & foto: Lusindo Tobing.

29 Mei 2013

refleksi minggu pertama Juni 2013




Lukas 7: 1-10





UNTUK UMAT BERAGAMA LAIN









Perwira di Kapernaum itu adalah perwira Romawi, kepala pasukan ratusan orang prajurit (baca ayat 8). Ia bukan Yahudi. Bukan pula pengikut Tuhan Yesus Kristus. Tetapi lihat, dia membuat Tuhan heran. Ya, heran! Respon seperti ini sangat jarang dinyatakan Yesus. “”..Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" (ayat 9).


Catatan peristiwa ini menjadi bukti, bahwa berita sosok Tuhan Yesus dengan semua ajaran dan pelayanan kasihNya sangat sudah tersebar luas. Kesaksian dari mulut ke mulut, didengar, lalu diamini dan diimani oleh banyak orang. Bahkan menjadi kesaksian yang sangat kuat penuh kepada bangsa lain dan termasuk khususnya mereka yang beragama lain. Persis seperti si perwira Kapernaum tersebut, memiliki pengenalan yang benar tentang Yesus.


Kini, maukah kita (yang sudah mendengar bahkan hidup dalam semua ajaran) sebagai pengikut Kristus –umat pemeluk Agama Kristen-, lebih lagi mewartakan Kasih dan penyelamatanNya. Khususnya untuk umat pemeluk agama lain. Bahkan lebih luas lagi, bagi ras apapun, suku apapun, bangsa apapun dan sekali lagi agama kepercayaan apapun. Lebih lagi dengan sikap dan tingkah laku peduli melayani: Kita menjadi saksi yang penuh Kasih. Amin 





Tulisan & foto: Lusindo Tobing.

20 Mei 2013

refleksi minggu keempat Mei 2013




Mazmur 8





KUASA DAN PIMPINAN ROH TUHAN

Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkanya? (Mazmur 8 : 5)






“Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!” (ayat 2 & 10). Kalimat pemazmur tersebut menjadi pembuka dan penutup yang indah di perikop kali ini. Mazmur 8 adalah kidung pencapaian tinggi akan kemegahan yang jarang dicapai manusia. Kita (manusia) dilukiskan atau sebagai “pusat ciptaan Allah”. 


Tetapi, hidup terhormat dan mulia janganlah menjadikan diri kita pusat kehidupan dunia  (baca: egois). Keserakahan, hawa nafsu, kesombongan, keduniawian justru akan menghempaskan kita ke jurang kehinaan maut!  Hanya hidup dalam kuasa dan pimpinan Roh-Nya yang menyelamatkan dan terus memuliakan kita. Mari hidup dalam penyangkalan diri, kerendahan hati, kesalehan, ketaatan kepada Roh Tuhan Sejati. Diciptakan-dipermuliakan, “..hampir sama seperti Allah..”  (ayat 6).         


Demikian berharganya kita bagi Allah sehingga kita menjadi tujuan khusus perhatian dan perkenan-Nya (ayat 5). Ia telah menghormati kita dengan memilih kita untuk memerintah atas alam ciptaan-Nya (ayat 7-9; bd. Kej 1:28; 2:15,19). Namun sekali lagi, kesadaran akan kedudukan terhormat ini bukan alasan untuk memuji diri sendiri. Tetapi mari lebih bersyukur memuliakanNya dan lebih setia hidup dalam kuasa dan pimpinan Roh Tuhan. Amin.





tulisan & foto: Lusindo Tobing.              

15 Mei 2013

refleksi minggu ketiga Mei 2013



Kisah Para Rasul 2: 1-21



MEMPERBARUI SIKAP







Mari jangan ber-Pentakosta dengan berfokus hanya pada upaya demonstrasi tanda-tanda ajaib. Tetapi mari tetaplah pada pemberitaan Injil (Kabar Baik Allah). Injil bersifat menyelamatkan, sementara tanda-tanda bersifat sementara dan akan berlalu!


Ingat di saat peristiwa Pentakosta terjadi, ada orang lain yang menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis." (ayat 13). Tetapi Petrus bersama kesebelas rasul langsung berdiri merespon, berani dan dengan suara nyaring menjelaskan bahwa mereka tidak mabuk. Melainkan tengah digenapinya nubuatan firman (khususnya melalui Nabi Yoel, bisa baca Yoel 2: 28-32) tentang pencurahan Roh Allah Yang Kudus atas manusia .  Seperti api, sikap berani dan bersuara nyaring, mewartakan keselamatanNya, bersaksi seperti itu tentu datang dari urapan Roh Allah Yang Kudus. Yang selalu baru bahkan memperbarui.


Mari terus jadi kabar baik bagi sesama. Mari selalu memperbarui hidup dan kehidupan. Untuk itu semua, harus dimulai dari memperbarui hati. Lalu berlanjut pikiran dan seluruh panca indera bahkan segenap tubuh juga hidup kehidupan keseharian kita.  Dan yang benar-benar bisa melakukannya hanya kekuatan Roh Kudus! Selamat Hari Pentakosta Tahun 2013: Selamat diperbarui dan memperbarui.  Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing.

refleksi minggu kedua Mei 2013



Yohanes 17: 20-26



MENJADI SATU

"Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau,..." (Yohanes 17: 21)






Ini bagian dari doa Tuhan Yesus Kristus, untuk duabelas murid juga untuk semua orang percaya (ayat 20). Doa yang paling banyak diucapkan gereja. Namun, juga paling banyak menimbulkan perdebatan. Sesungguhnya yang didoakan adalah kesatuan hati, tujuan, pikiran. Kesatuan kehendak di dalam orang-orang yang mengabdi sungguh-sungguh kepada Kristus (ayat 22), Firman Kasih Allah (ayat 26), dan kekudusan. Bukan sekadar kesatuan organisasi.

Bentuk tulisan asli dalam bahasa Yunani menunjuk tindakan berkesinambungan: "Terus-menerus bersatu". Kesatuan berlandaskan kesamaan hubungan Bapa dan Anak, Allah dengan umat dan semua orang percaya dengan sesama manusia. Semangat memberitakan Injil harus disertai semangat keesaan. Keesaan visi misi Allah agar dunia tahu (ayat 23-25) Yesus Kristuslah satu-satunya Tuhan Juruselamat dan Kepala Gereja. 

Ingat, di mana ada perpecahan, di situ tidak ada Roh Allah yang Kudus. Kini, di tengah berbagai tantangan dan pergumulan sebagai orang percaya (GerejaNya). Kita diingatkan lagi, sudah tiba saatnya bertobat dan mengakui segala kesombongan dan kecurigaan. Setiap pribadi kita, dalam tiap keluarga, terlebih sebagai gereja bersama semua orang percaya (dan gereja) di Indonesia juga dunia. Mari kita lebih menjadi satu mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, satu-satunya Juruselamat dunia! Amin. 



tulisan & foto: Lusindo Tobing.

30 April 2013

refleksi minggu pertama Mei 2013




Kisah Para Rasul 16: 9-15



MEMBUKA HATI







Perempuan itu bernama Lidia.  Ayat 14 memberi keterangan dan penekanan yang menarik, “.. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.”  


Hal tersebut terjadi di Filipi. Atas pimpinan Roh Kudus, Paulus dan Timotius berani membawa Injil kepada laki-laki dan (terlebih) kepada perempuan di daratan Eropa  “..dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari” (ayat 12). 

Kemudian indah pada waktunya Injil benar-benar masuk Kota Roma. Yang saat itu adalah pintu gerbang menuju seluruh dunia. Ini penggenapan nubuat Tuhan Yesus Kristus, " .. kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku... sampai ke ujung bumi" (Kis. 1:8).


Mari buka hati. Ya, membuka hati terhadap perintah, tuntunan dan minimal sapaan Roh Kudus. Menghancurkan berbagai diskriminasi (jenis kelamin, suku bangsa dan lainnya). Menghilangkan berbagai keraguan bahkan ketakutan. 

Paulus dan Timotius melakukannya. Lidia juga beserta seisi rumahnya yang kemudian dibaptis, membuka hati dan membuka pintu rumahnya menjadi hati dan rumah yang mengasihi melayani sesama. Mari, lebih luas dan lega lagi kepada karya kasih Roh Kudus, kitapun membuka hati.  Amin.






Tulisan & foto: Lusindo Tobing.