26 Juni 2013

refleksi minggu kelima Juni 2013




Lukas 9: 51-62


RAMAH DAN PENUH KASIH







“Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka” (ayat 55). Ya, Tuhan Yesus menegor 2 (dua) muridNya: Yakobus dan Yohanes, karena mereka berniat melakukan tindak kekerasan bahkan jahat untuk sebuah desa. Tepatnya desa orang-orang Samaria, yang sebelumnya menolakNya saat menuju Yerusalem.

Inilah teladan memegang iman dan hidup mengikuti Tuhan Yesus Kristus. Bersedia ramah dan penuh Kasih kepada siapapun, bahkan di lingkungan penuh perbedaan. “Ikutlah Aku!” itu ajakan sekaligus perintah di ayat 59. Mari menjawabNya dengan menjadi murid Kristus. Yang selalu siap menerima ketidakramahan dan kekejaman dunia tanpa membalas. Sungguh menyadari bahwa dunia bukanlah tempat tinggal kita selamanya. 

Mari menempatkan perintahNya di atas tugas pribadi dan tradisi agamawi. Lebih khusus lagi sebagai seorang murid kepada sesama manusia lainnya, tidak memandang golongan atau kedaerahan. Kepada ras, suku, bangsa bahkan agama apapun harus disampaikan berita dan ajaran: Keselamatan Tuhan Yesus Kristus. Dengan ramah dan penuh kasih. Amin


tulisan: Lusindo Tobing.

21 Juni 2013




Selamat Ulang Tahun ke-486 Jakarta baru, Jakarta kita!
Tuhan memberkati Jakarta. :)



  
     foto oleh: Lusindo Yosep Tobing.






 

19 Juni 2013

refleksi minggu keempat Juni 2013




Lukas 8: 26-39



 
BERSAKSI TENTANG YANG BERKUASA






Ketika tiba di Gerasa (seberang Galilea), Tuhan Yesus didatangi seorang laki-laki kerasukan setan.  Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak lalu tersungkur di hadapan-Nya dan berkata dengan suara keras: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, supaya Engkau jangan menyiksa aku." (ayat 28). 

Setelah Yesus bertanya kepadanya: "Siapakah namamu?" Jawabnya: "Legion," karena ia kerasukan banyak setan (ayat 30). Para setan itu melakukan perintahNya untuk keluar dari laki-laki tersebut dan masuk ke dalam babi-babi! Kejadian ini segera menjadi berita hangat menyebar ke mana-mana.  Menandaskan betapa Tuhan Yesus berkuasa atas roh jahat.

Mari beriman kuat dalam Dia. Mari bersaki tentang kuasa Tuhan Yesus Kristus. "Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu." (ayat 39). Dan jangan takut, jangan pernah mau, apalagi memberi diri dikuasai oleh setan atau kuasa jahat apapun. Dalam kuasa dan namaNya, semua kuasa jahat dan kejahatan, dikalahkan! Amin.


Tulisan & foto:. Lusindo Tobing.

12 Juni 2013

refleksi minggu ketiga Juni 2013




Galatia 2: 15-21





HIDUP DALAM TUHAN









Rasul Paulus menegaskan bagaimana sesungguhnya orang berdosa dapat dibenarkan, yaitu diampuni dosanya, diterima oleh Allah dan memiliki hubungan yang benar dengan-Nya. Hal itu tidak akan terjadi dengan "melakukan hukum Taurat," tetapi oleh iman yang hidup. Hidup dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus.

Dan itu juga membuat Kristus ada di dalam hidup kita (ayat 16-20).  Sehingga kita bukan hanya dengan menjadi juru bicara Tuhan, tetapi juga dengan menyaksikan kasih Allah melalui kehidupan nyata bagi sesama manusia. Tanpa membeda-bedakan suku, bahasa, status sosial, pendidikan, dll. Sikap anti diskriminasi ini harus dimulai dari kita, sebagai pribadi – orang percaya yang hidup di dalamNya- , juga sebagai gereja.

 
 
Seperti cuplikan sebuah lagu Sekolah Minggu, “Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku, … Yesus hidup, Yesus dalamku..!” Mari lebih bersyukur untuk hidup yang diselamatkanNya. Semakin banyaklah menjadi saluran kasih bagi orang lain. Dan semua itu mewujudkan iman setia kita yang hidup dalam dan demi Tuhan Yesus Kristus. Amin.



Tulisan: Lusindo Tobing.
Foto: Erwan Satiya Hanura.

06 Juni 2013

refleksi minggu kedua Juni 2013




1 Raja-raja 17: 7-24


BERBAGI KASIH






Nabi Elia mendapat perintah langsung dari Allah, "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." (ayat 9). Walau musim paceklik sedang terjadi, Allah berpesan untuk jangan takut (ayat 13). Karena janda di Sarfat itu pasti akan berbagi kepada Elia. Ada pelajaran indah mulia sedang diberikanNya.


Pelajaran tersebut adalah tentang berbagi. Berbagi cinta kasih dalam bentuk nyata kepada sesama manusia, khususnya di tengah berbagai pergumulan penderitaan.  “Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." (ayat 14). Kita berbagi karena sesungguhnya sudah dan akan selalu dibagi (diberkati) oleh Allah, melalui sesama manusia dan seluruh kehidupan!


Dan pelajaran berikutnya: Ketika kita telah menerima berkat, itu tidak memastikan bahwa pergumulan berhenti dan penderitaan tidak ada lagi. Tetapi sesungguhnya memastikan bahwa kasih penyelamatan Tuhan tidak akan berhenti.  Tepung dalam tempayan tidak akan habis. Dan minyak dalam buli-buli tidak akan berkurang  (baca renungkan lagi ayat 17-23, saat anak perempuan sang janda jatuh sakit lalu disembuhkan Allah melalui Elia). KasihNya selalu dicurahkan dibagi kita, Allah adalah Allah yang setia berbagi dan membagikan. Mari jadi abdi Allah, mari berbagi kasih.  Amin





Tulisan & foto: Lusindo Tobing.

29 Mei 2013

refleksi minggu pertama Juni 2013




Lukas 7: 1-10





UNTUK UMAT BERAGAMA LAIN









Perwira di Kapernaum itu adalah perwira Romawi, kepala pasukan ratusan orang prajurit (baca ayat 8). Ia bukan Yahudi. Bukan pula pengikut Tuhan Yesus Kristus. Tetapi lihat, dia membuat Tuhan heran. Ya, heran! Respon seperti ini sangat jarang dinyatakan Yesus. “”..Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" (ayat 9).


Catatan peristiwa ini menjadi bukti, bahwa berita sosok Tuhan Yesus dengan semua ajaran dan pelayanan kasihNya sangat sudah tersebar luas. Kesaksian dari mulut ke mulut, didengar, lalu diamini dan diimani oleh banyak orang. Bahkan menjadi kesaksian yang sangat kuat penuh kepada bangsa lain dan termasuk khususnya mereka yang beragama lain. Persis seperti si perwira Kapernaum tersebut, memiliki pengenalan yang benar tentang Yesus.


Kini, maukah kita (yang sudah mendengar bahkan hidup dalam semua ajaran) sebagai pengikut Kristus –umat pemeluk Agama Kristen-, lebih lagi mewartakan Kasih dan penyelamatanNya. Khususnya untuk umat pemeluk agama lain. Bahkan lebih luas lagi, bagi ras apapun, suku apapun, bangsa apapun dan sekali lagi agama kepercayaan apapun. Lebih lagi dengan sikap dan tingkah laku peduli melayani: Kita menjadi saksi yang penuh Kasih. Amin 





Tulisan & foto: Lusindo Tobing.