26 Januari 2011

refleksi minggu kelima Januari 2011


DATANG

Mazmur 15


“Jangan bohong!” Kita harus mengaminkan ungkap juga gerakan moral yang sangat baik ini, yang dimulai disuarakan oleh para tokoh lintas agama beberapa waktu lalu. Kemudian menyebar melalui media pemberitaan, diikuti berbagai elemen dan dimensi masyarakat negeri tercinta kita, Indonesia. Karena Allah menyukai orang-orang yang baik juga benar hatinya dan dilakonkan. Kita rindu, kita pun masuk dalam kategori tersebut bukan? Hal ini sesungguhnya sudah ada sebagai jawaban seraya ajakan dari pemazmur atas ungkap pertanyaannya sendiri di hadapan Allah, “Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemahMu? Siapa yang boleh diam di gunungMu yang kudus?”

Kata “KemahMu” dan “gunungMu yang kudus” menghunjuk langsung kepada Gunung Sion di Yerusalem, tempat Rumah Tuhan, Bait Allah. Biasanya, Mazmur ini digunakan pada upacara memasuki Bait Allah. Saat semakin mendekati, mereka (biasanya para umat) menyatakan ungkapan awal (ayat 1) mazmur pertanyaan yang indah ini. Kemudian imam akan menjawab dengan kata-kata berikutnya (ayat 2-5).

Mari dengar suaraNya, panggilan, penghiburan bahkan teguranNya. Jangan tampik suara kenabian dan suara mazmur Allah. Lalu dengan hati penuh rindu, datanglah dekat kepadaNya, hingga benar-benar ada di dalam Dia. Bertobatlah, berubahlah, terus bertumbuh dan berbuah sebagai umat Allah. Berlaku ‘tak bercela, memperjuangkan keadilan, kebenaran, tidak bohong, tidak juga menyebarkan fitnah, jangan berbuat kejahatan, lalu menghina apalagi membuat cela bagi sesama.

Tapi mari lebih lagi, muliakan Allah dengan berpegang pada Firman. Setia tidak goyah terus menyalurkan berkat -berkatNya. Jadi teladan, mempengaruhi orang lain dan kehidupan sekitar untuk juga melakukan Kebaikan, Kebenaran dan Kasih. KepadaNya, datang!




tulisan & foto: Lusindo Tobing

19 Januari 2011

refleksi minggu keempat Januari 2011


ERAT

I Korintus 1: 10-18


“Demi nama Tuhan kita Yesus Kristus,.. jangan ada perpecahan di antara kamu,..” ini kalimat Rasul Paulus (ayat 10) menasihatkan jemaat di Korintus. Saat itu terjadi perselisihan di antara mereka. Tiap orang terkotak-kotak karena pembaptisan, dan menyombongkan golongan-golongan mereka sendiri (baca lagi ayat 11-12). Padahal adakah Kristus terbagi-bagi? Jawabannya tentu tidak!

Jadi di dalam Kristus, segala sesuatu harus dibawa ke arah yang baik. Ke arah kesatuan, persekutuan dan kebersamaan yang erat untuk kemuliaan Allah. Segala sesuatu karena, oleh dan untuk Dia.

Bukan ego pribadi. Dan bukan untuk kepentingan segelintir orang saja. Kehidupan berjemaat di Korintus, jadi pantulan kuat untuk kehidupan berjemaat kita, haruslah untuk kebaikan bersama dan benar-benar mewujudkan damai sejahtera di dalam kehidupan jemaat Allah.

Bahkan ini bisa kita tarik lebih meluas lagi, bahwa: Hanya dengan keeratan, rindu bersatu, mau dan mampu sehati juga sepikir dalam menerima satu dengan lainnya di dalam kehidupan dunia. Baik antar manusia, kita dengan sesama manusia. Namun juga kita dengan ciptaan Tuhan lainnya, dengan lingkungan, dengan alam hingga bumi dengan kehidupan yang kita jalani bareng-bareng. Agar bisa lebih layak ditempati dan dijalani. Selanjutnya refleksi kita jadi kian indah,”.. supaya kamu seia sekata,.. supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.” (masih di ayat 10).

Dalam apa? Di ayat terakhir kita menemukan penegasan jawabannya: Dalam pemberitaan Salib. Pemberitaan tentang Injil. Pemberitaan Keselamatan.

Yang merupakan kebodohan bagi yang akan binasa. Namun bagi kita dan semua yang mau benar-benar diikat bersatu percaya menyembah Allah dalam Tuhan Yesus Kristus, pemberitaan Salib Kristus tidak akan pernah sia-sia.

Kita tidak mudah goyah bahkan terpecah, malah terus bersedia bertumbuh berbuah bersama keluarga, jemaat dan sesama. Bersatu dalam baptisan Roh, bersatu dalam tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus. Hidup seia sekata, sehati sepikir, bahagia dalam kebersamaan bermodalkan kekuatan Kasih Allah.

Erat! :)




tulisan & foto: Lusindo Tobing

13 Januari 2011

refleksi minggu ketiga Januari 2011


ANAK DOMBA ALLAH

Yohanes 1:29-42


Adalah Yohanes Pembaptis yang pertama kali menyatakan tentang Anak domba Allah. “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (ayat 29). Dikatakan dengan lantang ketika melihat Dia datang dan mereka berjumpa.

Refleksi kita pertama adalah ungkapan tentang “Anak domba Allah”, cukup mengejutkan karena ini baru didengar semua orang yang ada di sekitar lokasi perjumpaan saat itu. Sangat jelas yang dimaksudkan oleh Yohanes Pembaptis adalah Tuhan Yesus seperti anak domba Paskah (memperingati Israel ke luar dari Mesir) yang akan dibawa dengan diam untuk disembelih sebagai persembahan (ayat 29, bacalah juga Yesaya 53: 4-12). Rancang dan tindakan Allah memulihkan menyelamatkan umatNya.

Lalu refleksi kita yang kedua, adalah kalimat Yohanes Pembaptis berikutnya, “..yang menghapus dosa dunia.”. Berasal dari satu kata kerja bahasa Yunani “ho airon” (artinya: “mengangkut” juga “menghapus”). Langsung menghunjuk soal penebusan dosa manusia, dosa dunia. Pengungkapan misi Tuhan Yesus yang mulai dan semakin jelas bahwa misi penyelamatan Allah melalui kehadiran Tuhan Yesus Kristus bersifat universal, sangat luas sekali, dimulai hati dari tiap pribadi manusia.

Mari percaya dan datang hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, Anak Domba Allah itu! Khususnya dalam melangkah lebih pasti di tahun baru 2011 ini. Mari mau lebih ditahirkan, dibersihkan dan dijernihkan dari dalam hati dan pikiran. Kemudian juga sikap, bicara, tingkah laku dan pelayanan kita, seraya meneruskan perjalanan sebagai murid-muridNya ke depan.

Dihapuskan segala dosa, hingga layak lebih melimpah diberkati dan terus menerus jadi saluran berkat bagi sesama, dalam kasih pengorbanan Anak Domba Allah.




Tulisan & Foto: Lusindo Tobing

06 Januari 2011

refleksi minggu kedua Januari 2011


MENJADI BERKAT

Yesaya 42: 1-9


Harga cabai melambung tinggi! Kalau tidak salah sempat sampai menembus Rp. 100.000 /kg. Semua kalangan resah dan bingung, mulai dari para petani yang tampaknya belum kebagian untung, juga sampai ke para pembeli baik para pengusaha restoran dan makanan hingga sangat merisaukan ibu-ibu rumah tangga.

Lalu berbagai alasan dan dalih bermunculan mengapa fenomena cabai mahal bisa sampai terjadi. Menambah lengkap sempurna berbagai pergumulan, tantangan bahkan penderitaan hidup kehidupan keluarga, gereja, masyarakat dan bangsa Indonesia, juga seantero penghuni bumi.

Apakah kita yang dipanggilNya sebagai umat pengikut Allah juga larut dengan semua ini? Tidak!

Jangan pernah berputus asa dan hilang pengharapan. Allah tetap dan akan selalu tetap menyertai memberkati kita semua.

Hal inilah yang disampaikanNya dan dikumandangkan penulis Yesaya, yang diyakini adalah Nabi Yesaya sendiri bagi bangsa Israel di dalam pembuangannya. “ Aku ini, Tuhan, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa” (ayat 6).

Ada si pembebas (Nubuatan tentang Mesias Juruselamat) yang menyelamatkan dan membebaskan.

Ingatlah selalu saudara-saudara umat pilihan Tuhan, anda dan saya telah dipanggil untuk terus diberkati.

Diberkati Allah bukan melulu untuk diri kita sendiri. Tetapi kita diselamatkan untuk menyelamatkan. Dibebaskan untuk membebaskan. Dipulihkan untuk memulihkan. Dan diberkati untuk memberkati.

Bagi dan untuk siapa? Bagian Alkitab, Firman Tuhan jelas: Untuk orang lain ( tertera suku dan bangsa lain). Menjadi saluran berkat-berkatNya bagi sesama.

Di semakin sulit keadaan, mari, belajarlah jadi berkat untuk sesama lebih lagi. Karena jika di keadaan yang aman bahkan berkelimpahan, kita jadi saluran berkat, ah itu biasa. Sangat wajar.

Tetapi mari jadi luarbiasa dalamNya. Jadi indah bahkan lebih indah dalam Iman, Pengharapan dan Kasih. Sehingga diri kita sendiri adalah “berkat” bagi sesama. Lebih mau dan benar-benar melakonkan: Semakin berat dan susah, kita kian tertantang untuk lebih lagi membahagiakan orang lain, rela membantu, siap menolong dan menambah berbagai kebaikan.

Hingga kehidupan bersama kita,
bisa benar-benar lebih menikmati berkat-berkat Allah :)




Tulisan dan Foto: Lusindo Tobing

31 Desember 2010

refleksi minggu pertama Januari 2011


DIPILIH

Efesus 1: 3-14

Sebelum kita semua lebih jauh menapaki hari-hari yang Allah anugerahkan seterusnya, mari sadari bahwa: Kita telah dipilihNya. Dipilih sejak sebelum dunia dijadikan, dipilih untuk menjadi umat jemaatNya dan dipiliih lainnya khususnya Allah memilih kita untuk memasuki tahun yang baru ini.

Tidak semua orang dipersilakanNya masuk apalagi menjalani tahun 2011 bukan? Dan ketika saya dan anda, kita diantar oleh Allah memasuki Tahun Baru 2011, kita dipilih sehingga dan untuk mengucap syukur.

Ucapan syukur karena telah dipilihNya itu menurut Rasul Paulus yang berkirim surat ke Jemaat Efesus, berwujud hidup yang kudus dan tidak bercacat di hadapanNya (ayat 4). Ini kehendak, rancangan sekaligus dan tujuan Allah memilih kita menjadi anak-anakNya.

Mari masuki dan berikutnya jalani tahun yang baru sebagai manusia yang telah ditebus, dan setia berjuang menjadi puji-pujian bagi kemuliaan Allah di keseharian. Sehingga di dalam Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kita, dengan iman percaya menapaki tiap detik, tiap hari bahkan tiap minggu dan bulan-bulan baru ke depan dengan semangat yang baru pula. Optimis dan pembaruan dari hati juga pikiran berbentuk tingkah laku dan gaya hidup baru yang dimeteraikan dengan kasih dalam urapan Roh Kudus (baca kembali ayat 11-14).

Meninggalkan tahun kemarin dengan meninggalkan segala yang buruk. Semua kita dipilihNya memasuki lembaran waktu yang baru, tahun yang baru sebagai keluarga yang bersyukur dalam segala hal. Apalagi sebagai umat Allah yang terus-menerus meningkatkan pelayanan kepadaNya berwujud pelayanan Kasih bagi sesama. Juga sebagai bagian yang tidak terlepas dari bangsa dan rakyat Indonesia yang masih penuh dengan carut marut kehidupan, hingga sampai ke kebersamaan dan pergumulan kehidupan manusia di dunia.

Kita dipilih dan Allah memilih kita, untuk ada di sini, sekarang ini dengan semangat hidup lebih kudus, lebih tak bercacat. Lebih baik dari waktu yang kemarin. Lebih bawa damai dan penuh kasih, diperbarui dan membarui hidup kehidupan bersama.

Selamat Tahun Baru 2011!. Amin.



(tulisan & Foto: Lusindo Tobing)

refleksi minggu keempat Desember 2010


MENYATAKAN

Yohanes 1: 10-18

Tuhan Yesus Kristus sudah lahir, konteks perikop kali ini mengkonfirmasi ulang hal tersebut. Ia datang kepada milik kepunyaanNya tetapi Ia ditolak! Namun semua orang yang menerimaNya diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah. Yaitu mereka yang percaya, yang memiliki iman dalam namaNya. Yang diperanakkan oleh Allah sendiri. (baca ulang ayat 10-13).

Sudahkah dan masihkan terus Tuhan Yesus hadir dan ada? Mesias Juruselamat hadir dan ada seterusnya dalam hati dan kehidupan melalui kita, bagi sesama?
Mari meneladankan Yohanes Pembaptis yang tiada lelah berseru-seru memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus. “Inilah Dia, yang kumaksudkan.. Kemudian daripadaku akan datang dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” (ayat 15).

Dengan meninggalkan segala kekisruhan, kejahatan, pertikaian, kekerasan, kerusuhan dan berbagai bencana ditahun ini. Yang akan tetap mungkin terjadi lagi dan lagi di tahun baru, 2011 di depan. Mari tanggalkan segala yang tidak berkenaan dengan kasih, dan jauh dari kebenaran Allah di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Segala kesombongan, kemunafikan, iri hati, keras hati, dendam, marah kebencian dan sebagainya dibersihkan dengan urapan Roh Allah Yang Kudus perlahan dalam proses keseharian ke depan, hingga habis.

Nyatakan kasih kedamaian di waktu-waktu yang baru yang dianugerahkanNya kepada kita di tahun yang baru ini. Berjuanglah juga menyatakan kebenaran, keadilan juga kebersamaan dan kerjasama memperjuangkan dan memberlakukan hal-hal yang lebih baik. Bersama keluarga kita masing-masing. Juga kebersamaan di aras jemaat, ingat dan mari perjuangkan Tema Pelayanan Tahun kita GKJN 2011: “Bertumbuh dan Berbuah Bersama Jemaat.” Hanya untuk kemuliaanNya. Lalu teruslah meluas menyatakan keselamatan dan kasih Tuhan Yesus di berbagai aspek hidup bertetangga, bermasyarakat juga bagi seluruh rakyat Indonesia dan hingga seantero penghuni bumi.

Selamat menjelang untuk memasuki Tahun Baru saudara-saudara, Tahun baru yang penuh upaya baru untuk menyatakan kemurahan Allah. Tahun di mana kita sebagai umat jemaatNya, akan semakin diberkati untuk dipakai menjadi saluran kasih dan kebenaranNya bagi kehidupan baru bersama yang jauh lebih baik.

Selamat menyongsong Tahun Baru 2011! Amin.




(tulisan & foto: Lusindo Tobing)

refleksi minggu ketiga Desember 2010


ALLAH MENYERTAI KITA

Matius 1: 18-25


Sangat istimewa perikop kita kali ini, Lembaga Alkitab Indonesia singkat jelas memberi judul perikop “Kelahiran Yesus Kristus”. Ya, karena memang isi menjabarkan perihal kedatangan Allah mellaui proses kelahiran seorang bayi yang kudus.

Dikisahkan tentang Maria yang bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus. Maria dan Yusuf memang ditentukan Allah untuk menjadi orang tua secara manusia dari bayi kudus itu. Nah, dari sini penyertaan Allah semakin ditampakkan, ketika Maria kelu hati, bingung dan bahkan takut akan kandungannya. Allah melalui Gabriel malaikat utusanNya berfirman agar Maria tidak takut dan tidak ragu. Demikian pula yang terjadi dengan Yusuf, Allah menyertai mereka melalui mimpi dengan menjelaskan bahkan memberi dorongan semangat agar tidak undur dari rancangan Allah. “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu. Sebab anak dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.” (ayat 20-21).

Yang sangat menarik bila kita mengingat ulang hal ini sudah dinubuatkan oleh beberapa Nabi di konteks Perjanjian Lama (baca mis:Yesaya 7: 14). Bahkan sampai kepada hal-hal yang spesifik detail misalnya seorang perempuan muda akan mengandung, anak yang lahir itu berjenis kelamin laki-laki, dari keturunan Daud, Dia Imanuel, dsbnya. Semuanya itu terjadi dan berlaku, penyertaanNya ya dan amin!

Bahkan sebenarnya penyertaan Allah memang sudah sejak dulu, bahkan sejak awal mula dunia dijadikan, hingga sejak nubuatan-nubuatan tentang Mesias – Sang Juruselamat Dunia-, hingga digenapiNya dengan kedatanganNya sendiri ke dunia.

KedatanganNya dalam diri bayi kudus Tuhan Yesus Kristus adalah wujud bukti sekaligus konfirmasi ulang penyertaanNya atas dunia, atas semua umat manusia. Bahkan khususnya pemastian ulang cinta kasih sayang Allah kepada kita semua, kasihNya yang tidak pernah tertidur, tidak pernah bersyarat.

Inilah yang membuat kita terus-menerus akan dipulihkan seperti penyertaanNya yang memulihkan Maria-Yusuf. Kembali yakin, percaya dan bersemangat juga selalu bersukacita melakukan Firman Allah. Dengan tidak berhenti membagikan KasihNya bagi sesama, tiap hari, tiap waktu di keadaan bagaimanapun sulitnya.

Sebab Kasih Allah yang selalu baru dan tidak berkeseduhan, hingga kini bahkan sampai selama-lamanya selalu dianugerahkan. Kepada anda dan saya, kepada kita, dan diantara kita untuk semua umat manusia. Sehingga keadaan hidup kehidupanboleh makin baik, ada damai di tengah pertentangan bahkan terus ada pengampunan, iman bertumbuh dan pengharapan terang sejati.

Karena selalu, Allah menyertai kita! Amin.




(tulisan & foto: Lusindo Tobing)