1 Korintus 8: 1-13
TIDAK MENJADI BATU SANDUNGAN
Sungguh kita prihatin. Atas terjadinya
saling “serang” antara dua lembaga penegak hukum: KPK vs POLRI. Berlarut-larut.
Tetapi
mungkin adalah lebih indah jika kita merefleksikan keprihatinan ini. Salah
satunya untuk berkomitmen: Tidak menjadi “batu sandungan” bagi orang lain. Seperti
konteks 1 Korintus 8 menyatakannya .
Yakni ketika ada
pertanyaan jemaat Korintus mengenai daging persembahan berhala. Apakah
dibenarkan untuk membeli atau makan daging itu dan ikut serta dalam pesta pora
di kuil berhala? (ayat 1-7). Rasul Paulus menegur mengingatkan, yang lebih kuat
iman tidak boleh sengaja makan daging bekas persembahan berhala, sebab tindakan
itu akan menggoncangkan iman yang lemah. Khususnya para pemula dan simpatisan
Kristen. “Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku
untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan
menjadi batu sandungan bagi saudaraku.” (ayat 13).
Berhentilah
menjadi batu sandungan (baca juga lagi ayat 9). Mari saling membangun dalam
kasih. Kasih itu berarti kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Mulai
dalam keluarga dan Gereja kita. Kebersamaan itu penting. Orang yang hanya
mementingkan dirinya sendiri dan melukai hati sesamanya, sesungguhnya melukai
juga hati Tuhan. Hiduplah jujur dan bersih, tulus mengasihi meluas hingga ke kehidupan
bermasyarakat, bernegara dan seantero alam.
Mari
berdoa juga bersama berupaya agar kekisruhan, seperti antara Polri dan KPK sekarang
ini bisa makin sirna . Keduanya bisa berdampingan bahkan bekerjasama, sehingga
penegakan hukum berjalan dengan baik. Karena yang terutama adalah para koruptor harus dihukum
seberat-beratnya dan tidak boleh ditolerir. Mari, dari tiap pribadi kita
berjuang untuk tidak korupsi. Tidak menjadi batu sandungan. Berjuang untuk tidak
merugikan orang lain, apalagi tidak merugikan orang banyak. Save
KPK dan Save POLRI. Amin
Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar