11 Oktober 2017

Khotbah Pdt. Lusindo L. Tobing (GKJ Nehemia) - Part Two

Khotbah Pdt. Lusindo L. Tobing (GKJ Nehemia) - Part One.

Refleksi Minggu ketiga Oktober 2017


Yesaya 25: 1-5



Keluarga Mengucap Syukur




Perikop kita kali ini adalah sebuah ucapan syukur kepada Tuhan
karena kemenangan- kemenangan yang dicapai umat Allah! Nabi Yesaya memuji dan memuliakan peranan-Nya sebagai Penyelamat dan Penghibur, dan mengajak umat melakukan penaklukan hati juga diri secara penuh (ayat 1). Keselamatan dari Allah meniadakan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Pihak yang tertekan dan lemah dibebaskan Allah (ayat 2-4). Keselamatan dari-Nya tidak saja soal rohani tetapi untuk seluruh segi kehidupan: baik pribadi maupun keluarga (dan kelompok yang lebih besar lagi).

Pada waktu keselamatan Allah tiba, siapa pun yang mempermainkan kebenaran, keadilan dan tidak mau bertobat akan disingkirkan (ayat 5). Kasih setia Tuhan saja yang bisa membuat kita dan keluarga kita benar-benar selamat, dan mampu mengucap syukur dalam segala hal. Sebaliknya, penderitaan merupakan demonstrasi Allah menempa, mengajar dan membina umat-Nya, mempersiapkan kita mencapai puncak pengharapan kehidupan yang penuh keadilan dan kedamaian. Semua tekanan, serangan angin ribut, badai topan yang menghancurkan dan menyengsarakan manusia akan dihentikan, kegagahan dan kesombongan ditiadakan, kegelapan yang menjebak dan membuat umat-Nya tersesat akan diterangi Kasih, dan panas terik yang tidak membawa kedamaian serta kesejukan akan disingkirkan dari jalan hidup orang percaya, diganti ketenangan dan damai sejahtera tiada habisnya.

Terbukti dalam konteks Yesaya dan konteks Perjanjian Lama secara umum, Allah setia melepaskan umat dari cengkeraman tangan musuh, membungkamkan semarak sorak-sorai musuh. Bahkan di konteks Perjanjian Baru, Allah menghancurleburkan gempita kemenangan dosa lewat pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Tidakkah hati dan pikiran kita tergerak? Mensyukuri berbagai berkat dan keselamatan dari Allah, bahkan yang telah dan selalu berlaku setia sebelum kita sebagai umat merespons kesetiaan-Nya. Mari, sesungguhnya tidak ada penyebab/alasan untuk tidak bersyukur! Bersyukurlah untuk semua yang telah, sedang dan akan Allah lakukan dalam hidup-kehidupan pribadi kita, karena itulah terlampau banyak penyebab untuk setiap keluarga setia berterimakasih, bersyukur selalu. Amin.



Pdt. Lusindo Tobing

05 Oktober 2017

Refleksi Minggu kedua Oktober 2017


Filipi 3: 4b-14



Keluarga yang Serupa dengan Kristus




Apakah tujuan keluarga setiap kita? Jawabannya adalah seperti
Rasul Paulus tegaskan, “dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (ayat 14). “Tujuan” akar katanya skopos berasal dari skopeo, artinya "memandang kepada," ada ahli yang beranggapan kiasan yang digunakan adalah perlombaan kereta kuda, dan tersedia hadiah. Hadiah adalah milik mereka yang “selalu memandang” dan dengan segenap hati menjawab panggilan surgawi Allah di dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita.

Ayat 10 berbunyi demikian: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,” dapat menjadi refleksi kuat apakah kita telah mengenal Allah dengan penuh bahkan serupa dengan Kristus? Rasul Paulus di konteks perikop ini mengaku belum, dan itulah yang terus dikejar Paulus. Demikian pula seharusnya kita sebagai umat-Nya dan anggota keluarga Kristus. Menjadi anggota-anggota keluarga yang terus berupaya meninggalkan apa (yang tidak sesuai / tidak serupa dengan Kristus) di belakangnya. Pengenalan kita akan Tuhan jangan pernah terhenti. Melainkan menjadi keluarga-keluarga yang maju-naik terus, tidak mandek pertumbuhan iman, pengharapan dan kasihnya dalam Kristus.

Kepada para anggota keluarga, mari menghayati dan menjadi keluarga yang semakin serupa dengan Kristus. Paulus terus mencari meskipun ia telah mendapatkan, tidak boleh ada yang mencegah dan menghambat kita untuk terus bertumbuh dan berbuah dalam pengenalan akan Kristus, semakin serupa dengan Kristus. Tuhan Yesus Kristus memberkati setiap keluarga kita! Amin.


Pdt. Lusindo Tobing

04 Oktober 2017

Wisudaku M.Th.









Terpujilah Tuhan Sumber segala hikmat dan pengetahuan. Wisuda aku (Sabtu pagi 30 September 2017) utk gelar Magister Teologi (M.Th. ) @STT Jakarta. "Perlengkapi lagi hamba ini oh Tuhan.. untuk semakin melayani-Mu dengan melayani umat/jemaat dan semua orang..." Banyak terima kasih untuk semua Doa dan dukungan Ibu-bapak-serta semua sahabat... Syukur kemuliaan hanya bagi Tuhan! 

27 September 2017

Refleksi Minggu pertama Oktober 2017


Mazmur 25: 1-9



Mengasihi Keluarga dengan Kerendahan Hati


                                                                                                                                                       foto: lt.

Seperti orang tua yang membesarkan dan mendidik anak-anaknya, dalam perikop kita kali ini Allah menunjukkan cara tersebut dengan bertindak sebagai navigator yang penuh kasih di perjalanan hidup umat-Nya. Mazmur 25 lahir dari pergumulan seorang Daud yang hidup dalam persekutuan mesra dengan Tuhan. Ia menyadari dosa-dosanya, namun yakin akan kasih setia Allah: “Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN. TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkanjalan kepada orang yang sesat.” (ayat 7-8).

Di setiap ibadah Minggu kita, saat pengampunan dosa (berita anugerah) dinyatakan, maka petunjuk hidup baru diberikan. Namun semua berawal dari pengakuan dosa atau pertobatan kita bukan? Mari hiduplah lebih rendah hati dalam pola petunjuk hidup baru yang telah Allah Bapa berikan, manusia acap kali tidak dapat bertahan untuk hidup kudus dan benar, tetapi Allah selalu mengampuni dan memberi kesempatan untuk kita memperbaiki diri. Tuhan Allah sabar dan rendah hati menuntun kehidupan kita (anak-anak Allah) secara pribadi, termasuk keluarga kita masing-masing.

Memasuki triwulan (tiga bulan) terakhir durasi Tahun 2017 dari Tuhan, minggu ini kita bersama menerima pelayanan Allah dalam Sakramen Perjamuan Kudus Sedunia. Mari, setiap pribadi kita mau lebih dimurnikan dalam kerendahan hati, lalu berjuang lebih mengasihi keluarga dengan rendah hati. Sebab keselamatan dan hidup damai sejahtera kita yang berdosa, sesungguhnya ditentukan hanya oleh kerendahan hati Tuhan yang penuh kasih dan kesabaran, bagi semua orang yang mau rendah hati. Ayat 9: “Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” Amin.



Pdt. Lusindo Tobing