Blog ini berisi beberapa tulisanku, dokumen foto berbagai kegiatan pelayanan, foto "jepretan"-ku, juga sharing refleksi, diam teduh dan perenungan berdasar Alkitab sebagai Firman Tuhan. Sangat senang dan sukacita sekali jika Anda boleh menikmatinya. Love u all.. Gbu all... :) Jangan lupa klik Like, Comment, Share, dan Subscribe, ya.. https://www.youtube.com/user/lusindotobing
11 Oktober 2017
Refleksi Minggu ketiga Oktober 2017
Yesaya 25: 1-5
Keluarga Mengucap Syukur
Perikop kita kali ini adalah sebuah ucapan syukur kepada Tuhan
karena kemenangan-
kemenangan yang dicapai umat Allah! Nabi Yesaya memuji dan memuliakan
peranan-Nya sebagai Penyelamat dan Penghibur, dan mengajak umat melakukan penaklukan
hati juga diri secara penuh (ayat 1). Keselamatan dari Allah meniadakan
yang tidak mungkin menjadi mungkin. Pihak yang tertekan dan lemah dibebaskan
Allah (ayat 2-4). Keselamatan dari-Nya tidak saja soal rohani tetapi untuk
seluruh segi kehidupan: baik pribadi maupun keluarga (dan kelompok yang lebih
besar lagi).
Pada waktu keselamatan Allah
tiba, siapa pun yang mempermainkan kebenaran, keadilan dan tidak mau bertobat
akan disingkirkan (ayat 5). Kasih setia Tuhan saja yang bisa membuat kita
dan keluarga kita benar-benar selamat, dan mampu mengucap syukur dalam segala
hal. Sebaliknya, penderitaan merupakan demonstrasi Allah menempa, mengajar dan
membina umat-Nya, mempersiapkan kita mencapai puncak pengharapan kehidupan yang
penuh keadilan dan kedamaian. Semua tekanan, serangan angin ribut, badai topan
yang menghancurkan dan menyengsarakan manusia akan dihentikan, kegagahan dan
kesombongan ditiadakan, kegelapan yang menjebak dan membuat umat-Nya tersesat
akan diterangi Kasih, dan panas terik yang tidak membawa kedamaian serta kesejukan
akan disingkirkan dari jalan hidup orang percaya, diganti ketenangan dan damai
sejahtera tiada habisnya.
Terbukti dalam konteks
Yesaya dan konteks Perjanjian Lama secara umum, Allah setia melepaskan umat
dari cengkeraman tangan musuh, membungkamkan semarak sorak-sorai musuh. Bahkan
di konteks Perjanjian Baru, Allah menghancurleburkan gempita kemenangan dosa
lewat pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Tidakkah hati dan pikiran kita tergerak?
Mensyukuri berbagai berkat dan keselamatan dari Allah, bahkan yang telah dan
selalu berlaku setia sebelum kita sebagai umat merespons kesetiaan-Nya. Mari, sesungguhnya
tidak ada penyebab/alasan untuk tidak bersyukur! Bersyukurlah untuk semua yang
telah, sedang dan akan Allah lakukan dalam hidup-kehidupan pribadi kita, karena
itulah terlampau banyak penyebab untuk setiap keluarga setia berterimakasih,
bersyukur selalu. Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
05 Oktober 2017
Refleksi Minggu kedua Oktober 2017
Filipi 3: 4b-14
Keluarga yang Serupa dengan Kristus
Apakah
tujuan keluarga setiap kita? Jawabannya adalah seperti
Rasul Paulus tegaskan, “dan
berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu
panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”
(ayat 14). “Tujuan” akar
katanya skopos berasal dari skopeo, artinya "memandang kepada,"
ada ahli yang beranggapan kiasan yang digunakan adalah perlombaan kereta kuda,
dan tersedia hadiah. Hadiah adalah milik mereka yang “selalu memandang” dan dengan
segenap hati menjawab panggilan
surgawi Allah di dalam Kristus
Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Ayat 10
berbunyi demikian: “Yang kukehendaki ialah
mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan
dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematian-Nya,” dapat menjadi refleksi kuat apakah kita telah mengenal Allah
dengan penuh bahkan serupa dengan Kristus? Rasul Paulus di konteks perikop ini
mengaku belum, dan itulah yang terus dikejar Paulus. Demikian pula seharusnya
kita sebagai umat-Nya dan anggota keluarga Kristus. Menjadi anggota-anggota
keluarga yang terus berupaya meninggalkan apa (yang tidak sesuai / tidak serupa
dengan Kristus) di belakangnya. Pengenalan kita akan Tuhan jangan pernah terhenti.
Melainkan menjadi keluarga-keluarga yang maju-naik terus, tidak mandek
pertumbuhan iman, pengharapan dan kasihnya dalam Kristus.
Kepada para anggota
keluarga, mari menghayati dan menjadi keluarga yang semakin serupa dengan
Kristus. Paulus terus mencari meskipun ia telah mendapatkan, tidak boleh ada
yang mencegah dan menghambat kita untuk terus bertumbuh dan berbuah dalam
pengenalan akan Kristus, semakin serupa dengan Kristus. Tuhan Yesus
Kristus memberkati setiap keluarga kita! Amin.
Pdt. Lusindo
Tobing
04 Oktober 2017
Wisudaku M.Th.
Terpujilah Tuhan Sumber segala hikmat dan pengetahuan. Wisuda aku (Sabtu pagi 30 September 2017) utk gelar Magister Teologi (M.Th. ) @STT Jakarta. "Perlengkapi lagi hamba ini oh Tuhan.. untuk semakin melayani-Mu dengan melayani umat/jemaat dan semua orang..." Banyak terima kasih untuk semua Doa dan dukungan Ibu-bapak-serta semua sahabat... Syukur kemuliaan hanya bagi Tuhan! 

28 September 2017
27 September 2017
Refleksi Minggu pertama Oktober 2017
Mazmur 25: 1-9
Mengasihi Keluarga dengan Kerendahan Hati
foto: lt.
Seperti orang tua yang
membesarkan dan mendidik anak-anaknya, dalam perikop kita kali ini Allah
menunjukkan cara tersebut dengan bertindak sebagai navigator yang penuh kasih
di perjalanan hidup umat-Nya. Mazmur 25 lahir dari pergumulan seorang Daud yang
hidup dalam persekutuan mesra dengan Tuhan. Ia menyadari dosa-dosanya, namun
yakin akan kasih setia Allah: “Dosa-dosaku pada waktu muda dan
pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi
ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh
karena kebaikan-Mu, ya TUHAN. TUHAN itu baik dan benar; sebab
itu Ia menunjukkanjalan kepada orang yang sesat.” (ayat 7-8).
Di setiap ibadah Minggu
kita, saat pengampunan dosa (berita anugerah) dinyatakan, maka petunjuk hidup
baru diberikan. Namun semua berawal dari pengakuan dosa atau pertobatan kita
bukan? Mari hiduplah lebih rendah hati dalam pola petunjuk hidup baru yang
telah Allah Bapa berikan, manusia acap kali tidak dapat bertahan untuk hidup
kudus dan benar, tetapi Allah selalu mengampuni dan memberi kesempatan untuk
kita memperbaiki diri. Tuhan Allah sabar dan rendah hati menuntun kehidupan
kita (anak-anak Allah) secara pribadi, termasuk keluarga kita masing-masing.
Memasuki triwulan (tiga
bulan) terakhir durasi Tahun 2017 dari Tuhan, minggu ini kita bersama menerima pelayanan
Allah dalam Sakramen Perjamuan Kudus Sedunia. Mari, setiap pribadi kita
mau lebih dimurnikan dalam kerendahan hati, lalu berjuang lebih mengasihi
keluarga dengan rendah hati. Sebab keselamatan dan hidup damai sejahtera kita
yang berdosa, sesungguhnya ditentukan hanya oleh kerendahan hati Tuhan yang penuh
kasih dan kesabaran, bagi semua orang yang mau rendah hati. Ayat 9: “Ia
membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia
mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
Langganan:
Postingan (Atom)