Maleakhi 3: 1-4
DIMURNIKAN
Sebelum melampiaskan hasrat mencari-cari siapa yang salah dalam keluarga. Sebelum kita memuaskan nafsu untuk menunjuk-nunjuk sahabat atau tetangga akan dosa dan keberdosaan mereka. Walaupun dengan alasan lama yang sering kita pakai: “Untuk menegur mereka, sehingga mereka bisa sadar” (baca bertobat). Mari, di perjalanan Minggu-minggu Adven ini, kita lebih dulu menyapa, dan menegur ke dalam hati dan pikiran. Menghardik diri kita sendiri. Dengan mempersilakan Roh Allah menguduskan hati serta pikiran anda dan saya. Memurnikan kita.
Sebab di sejarah Alkitab dan perjalanan umatNya, Tuhan sudah berkali-kali mengutus para nabi-Nya. Termasuk Maleakhi menegur dosa-dosa umatNya agar mereka bertobat (ayat 1). Namun, umat Tuhan berulang kali juga, sejak permulaan bangsa Israel berdiri sampai saat konteks Maleakhi 3 ini menolak. Karenamya akan ada kedatangan Tuhan menjadi kejutan besar dalam hidup mereka. Menyucikan hati, pikiran dan kehidupan umat yang bobrok oleh dosa. Tidak seorang pun akan luput dari pemurnian itu. Pemurnian akan berlangsung menyakitkan, seperti tukang pemurni emas memurnikan logam-logam seperti emas dan perak dengan panas tinggi, agar segala kotoran yang melekat akan hilang dan lebur. Atau Allah memurnikan seperti penatu menggelontorkan semua noda yang melekat pada kain dengan sabun (ayat 2-3). Sehingga Yehuda dan Yerusalem akan kembali berkenan kepada-Nya (ayat 4).
Selamat memasuki Bulan Desember Tahun 2015, seraya terus memaknai adven Tuhan. Selain akan memperingati Natal-Nya, ingat dan sadari, Tuhan Yesus Kristus akan datang menghakimi kita dan dunia. Mari, sebelum segala sesuatunya terlambat, saya berdoa untuk kita semua dan kita saling mendoakan untuk benar-benar mempersilakan Tuhan melakukan pemurnian hati serta pikiran kita. Bertobat dalam kasih pemurnianNya. Mari berpikir yang murni, bersikap murni, berkata-kata serta bertingkah laku dengan murni dan terus dimurnikan setiap hari, Lebih lagi mulai hari ini, di Adven ini, dari hati semakin murni sampai Tuhan Yesus datang kembali. Amin.
Tulisan dan Foto: Lusindo Tobing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar