Saat menyajikan khotbah di Natal Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Klasis Pulau Jawa 2017 & Dies Natalis PPGT ke 55, @Gereja Toraja - Bintaro. "Pemuda/i hidup membagikan Damai Natal & berkarakter Kristus."
Blog ini berisi beberapa tulisanku, dokumen foto berbagai kegiatan pelayanan, foto "jepretan"-ku, juga sharing refleksi, diam teduh dan perenungan berdasar Alkitab sebagai Firman Tuhan. Sangat senang dan sukacita sekali jika Anda boleh menikmatinya. Love u all.. Gbu all... :) Jangan lupa klik Like, Comment, Share, dan Subscribe, ya.. https://www.youtube.com/user/lusindotobing
30 Desember 2017
28 Desember 2017
Refleksi Minggu kelima Desember 2017
Lukas 2: 25-35
Keselamatan Telah Disediakan!
Sebentar lagi kita bersama akan
meninggalkan Tahun 2017, dan
menyongsong-memasuki berkat-berkat baru dari Tuhan
di perjalanan Tahun Baru, 2018. Mari setia bersyukur memuji – dengan ucap kata,
namun khususnya melalui tingkah laku perbuatan nyata – bahwa keselamatan telah
dan akan terus disediakan Tuhan Allah. Seperti kesaksian Simeon di perikop
akhir tahun ini, yang memuji-meninggikan nama Allah dalam Tuhan Yesus,
sekaligus membesarkan hati Yusuf dan Maria yang saat itu sedang membawa bayi
Yesus untuk dicatat namanya di sinagoge.
Simeon tinggal di Yerusalem dan
dikenal karena kesalehannya dan
kedekatannya dengan Allah. Sejumlah pakar yang
akrab dengan para penulis Yahudi menemukan bahwa pada masa itu memang ada
seseorang yang bernama Simeon, seorang yang terkemuka di Yerusalem, yang adalah
anak Hillel dan yang menjadi orang pertama yang memperoleh gelar Rabban, gelar tertinggi yang mereka
berikan kepada alim ulama mereka dan hanya diberikan kepada tujuh orang di
antara mereka. Ia menggantikan kedudukan ayahnya, Hillel, sebagai pemimpin
sekolah tinggi yang didirikan ayahnya, dan juga sebagai pemimpin majelis
Sanhedrin. Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa ia dikaruniai roh nubuat, dan ia digeser dari
kedudukannya karena ia bersaksi menentang pandangan umum orang-orang Yahudi
perihal kerajaan sementara Sang Mesias. Lama Simeon menantikan kedatangan Mesias,
penantian dan imannya itu tidak sia-sia. Di bawah pimpinan Roh Kudus, ia
bertemu bayi Yesus. Dengan demikian, harapan akan datangnya kelepasan dari
Allah dapat terwujud. Maka puji-pujian pun mengalir dari bibirnya karena ia
telah melihat terang yang akan mengusir kegelapan dosa dan menyelamatkan
bangsa-bangsa.
Bagaimana Simeon bisa mengenali
Yesus yang masih bayi itu
sebagai Mesias? Kita menemukan jawaban sekaligus
refleksi mengakhiri tahun 2017 ini: Pertama, karena Roh Allah yang Kudus menyatakan
kebenaran ilahi itu (ayat 26); Kedua, karena setia memelihara kehidupan
saleh dan dekat dengan Tuhan (ayat 25). Kedekatan dengan Allah inilah yang
juga akan membuat kita lebih peka mendengar suara-Nya, memuji dan memuliakan Allah,
dan untuk menyatakan proses penyelamatan Tuhan bagi keluarga, tetangga, masyarakat,
kota, bangsa dan dunia. Selamat menyongsong Tahun Baru 2018, selamat terus menerima
keselamatan yang telah disediakan Tuhan Yesus Kristus di perjalanan ke depan,
dan selamat setia menjadi saluran berkat bagi semua orang, saluran berkat
keselamatan-Nya! Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
25 Desember 2017
Salam Damai Natal... :)
Salam Damai Natal... (2017) utk ibu, bapak, umat-jemaat, keluarga dan semua sahabat yang kami kasihi sayangi........ "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia" (ket foto: kami sekeluarga depan Pohon Natal payung-payung @d'Emmerick Hotel, Salatiga). :)
23 Desember 2017
Salah satu pilihan terbaik yang bisa dijadikan hadiah Natal & Tahun Baru
Salah satu pilihan terbaik yang ibu, bapak dan sahabat-sahabat bisa jadikan hadiah Natal & Tahun Baru kepada keluarga, jemaat/gereja, persekutuan, pendeta, komisi, rekan pelayan, guru, murid, teman-teman, kekasih dan utk siapa saja.. apalagi yang tertarik mempelajari penyajian khotbah dan minimal bagaimana berbicara di depan umum: Buku aku yang baru diterbitkan BPK Gunung Mulia berjudul, "Bahasa Tubuh yang Terbuka dalam Penyajian Khotbah." Dapat dibeli di semua Toko Buku Gunung Mulia se-Indonesia dan Toko Buku Gramedia se-JaBoDeTaBek. Terima kasih.. Salam Damai Natal...
21 Desember 2017
Refleksi Minggu keempat 2017
Lukas 1:
26-38
Terang Allah Memampukan Kita
Melakukan Kehendak-Nya
Di dua Minggu pagi menjelang Hari Natal, sebuah pesan masuk di
wa (WhatsApp) saya, “Apakah pak pendeta ada waktu untuk saya berkonsultasi?”
Lalu saya berpikir ini pasti sesuatu yang sangat penting, sampai di saat menjelang
pelayanan ibadah Minggu meminta waktu. Benar saja, WA itu dari seorang ibu muda
yang sekitar 10 tahun lalu berpindah iman karena pernikahan, hidup berkeluarga dengan
suami dan kedua anak mereka. Singkatnya, di perjalanan 2 tahun terakhir, terang
Allah semakin menyapa sang ibu, yang membawanya tiba di keputusan untuk
kembali. “Saya ini domba yang tersesat Pak Pdt. Lusindo, saya rindu kembali.”
Kerinduannya ini tentu tidak mudah, banyak risiko khususnya dari suami dan
keluarga suami, sudah disadari akan dan harus dijalaninya. “Dengan datang ke
gereja, saya sekarang semakin mencintai suami saya dan juga anak-anak walau
belum seiman” ungkapnya menegaskan bahwa selama ini hidupnya terasa kosong, dan
dalam terang kasih Tuhan, ia menikmati damai.
Refleksi Lukas 1: 26-38 kali ini juga tentang seorang
perempuan, perempuan muda, manusia biasa yang dipilih Allah menjadi ibu yang
luar biasa, Ibu Juruselamat manusia pada segala abad dan tempat. Anugerah yang
besar bagi Maria. Respons Maria jadi teladan bagi kita: ia tidak ragu-ragu
menerima janji itu. Hal ini merupakan suatu pernyataan penyerahan yang total,
walaupun risiko yang harus dihadapi sebagai seorang perempuan yang belum
menikah namun hamil - seperti penolakan dari Yusuf dan cemoohan dari keluarga, tetangga
dan masyarakat - mungkin akan dihadapinya.
Mari benar-benar hidup dalam terang Allah, mari hidup
dimampukan melakukan kehendak-Nya! Ibu muda di cerita awal berani membulatkan
tekadnya berkata, “ya, dengan sepenuh hati” untuk kembali hidup dalam terang
Allah. Seperti Maria dalam pembacaan kita jelang hari Natal ini, Maria penuh
hormat menerima terang dan kehendak Allah, melalui malaikat Gabriel yang memberi
salam, “Salam, engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (ayat 28). Karena
imannya, Maria menerima risiko kehancuran hubungannya dengan Yusuf. Lagipula,
Elisabet isteri Zakharia yang juga mengalami kuasa Allah yang juga ajaib,
memberi kekuatan kepada Maria. Selamat Hari Ibu (22 Desember 2017), juga salam
damai terang Natal Tahun 2017 dan Tahun Baru 2018. Tidak ada yang mustahil bagi
Allah, orang-orang yang mau hidup dalam terang Allah harus berani mengatakan,
“Ya Tuhan aku percaya, jadilah padaku kehendak-Mu!” Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
18 Desember 2017
Buku aku yang baru sudah bisa dibeli di Toko Buku Gramedia - Mall Pondok Indah, Jakarta
Lagi dan lagi Terpujilah Tuhan... buku baru aku, "Bahasa Tubuh yang Terbuka dalam Penyajian Khotbah" sudah bisa dibeli di Toko Buku Gramedia - Mal Pondok Indah. Sangat tepat dijadikan salah satu kado Natal dan Tahun Baru untuk keluarga dan teman.. Tuhan memberkati ibu, bapak dan sahabat-sahabat semua. Terima kasih... (foto oleh putriku: Natasya Caca Tobing)
:)
17 Desember 2017
Buku aku yang baru di Toko Buku Gramedia - Teras Kota (TeKo) Serpong
Puji Tuhan... Buku aku yg baru, "Bahasa Tubuh yang Terbuka dalam Penyajian Khotbah", juga sudah bisa dibeli di Toko Buku Gramedia - Teras Kota Mall - Serpong. (terima kasih utk jepretan /foto oleh: mama-kezia).
16 Desember 2017
Refleksi Minggu ketiga Desember 2017
Yesaya 61: 8-11
Terang Allah yang Menyelamatkan
Keselamatan akan mendatangi kita, jika kita berani
berjuang hidup
dalam kebenaran. Sebaliknya, jika kita lestari dengan
ketidakbenaran, kebohongan dan bahkan hidup dalam kegelapan, maka bisa dipastikan
hidup kita tidak akan selamat. Frame refleksi tersebut tampak di berita yang tidak
baik, saat: “jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi menilai terdakwa
kasus korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto (SN), sudah berbohong dengan
berpura-pura sakit. Hal ini disampaikan jaksa dalam sidang dakwaan Novanto di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (13/12/2017). Awalnya, hakim
bertanya kepada Novanto mengenai nama lengkapnya. Namun, Novanto tampak lamban
merespons berbagai pertanyaan hakim. Beberapa kali dia tidak menjawab. Dengan
suara pelan, Novanto mengaku sakit. Hakim lalu bertanya apakah kesehatan
Novanto sudah diperiksa dokter sebelum dibawa ke pengadilan. Jaksa Irene Putri
memastikan kondisi kesehatan Novanto baik setelah diperiksa dokter. Dokter
memeriksa tekanan darah, nadi, dan gula darah Novanto. Jaksa juga menghadirkan
empat dokter yang memeriksa Novanto ke hadapan hakim.” (Kompas.com -
13/12/2017).
Dengan tetap menjunjung asas praduga tak bersalah,
juga
penghormatan terhadap proses hukum SN yang masih berlangsung, maka kita
tiba pada refleksi bahwa semua manusia sesungguhnya diundang Tuhan masuk ke
dalam kebenaran dan keselamatan-Nya. Titik persoalannya adalah apakah tiap kita
mau dibebaskan, masuk ke dalam kebenaran-keselamatan itu dengan konsekuen bersedia
berjuang menegakkan kejujuran pada diri sendiri, menyatakan kebenaran dalam
hidup bersama dengan manusia/orang lain dan selalu “takut” akan Tuhan.
Ada kabar baik di ayat 8, bahwa Tuhan akan membebaskan
bangsa
Israel dari belenggu pembuangan. Israel menyambut kabar baik itu dengan
kegembiraan! Nabi Yesaya yang menyampaikan kabar baik ini pun ikut bergembira.
Israel bagaikan pengantin wanita yang disambut pengantin pria: “..sebab Ia
mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan
menyelubungi aku dengan jubah kebenaran..” (ayat 10), dan mereka akan
dipulihkan seperti kebun yang kembali dipenuhi oleh tanaman yang subur
(ayat 11). Mari layak menerima kabar baik, berjuanglah hidup dalam terang
kebenaran dan kejujuran, yang bersumber pada Terang Allah yang memulihkan dan pasti
menyelamatkan! Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
13 Desember 2017
dengan Pdt. Woro di GKI Kebayoran Baru
Dengan Pdt. Woro usai melayani kebersamaan Ibadah Natal Jaringan Doa Wanita (JDW) Jakarta Selatan di GKI Kebayoran Baru. "Bersoraklah bagi TUHAN hai seluruh bumi,
Bergembiralah!"
Bergembiralah!"
Bersama Komisi PA GKJ Jakarta
Usai memberi pembekalan dan belajar bersama Komisi PA GKJ Jakarta. "Arti Allah Bapa & Allah Anak." :)
09 Desember 2017
Refleksi Minggu kedua Desember 2017
2 Petrus 3: 8-16
Terang Allah yang Menguduskan
foto: lt
Hari Jumat hingga Minggu lalu (1-3
Desember 2017) kami
sekeluarga diberi kesempatan Allah untuk berlibur ke
Semarang, Solo dan Salatiga. Kami sekeluarga sangat menikmati: Jakarta hingga
Semarang bersama, lalu menginap di D’Emmerick Salib Putih (dahulu Pondok Remaja
Salib Putih, Salatiga), khususnya saat kami sekeluarga bisa beribadah Minggu
jam 06:00 pagi di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salib Putih, teduh sederhana dan
nikmat sekali. Namun keindahan serta keindahan diberikan Tuhan ditambah dengan
perjalanan kuliner, belanja dan kebersamaan keluarga mencari batik di Solo,
berbagai kuliner termasuk Tengkleng Mbak Diah, putar-putar di Salatiga termasuk
minum ronde, lalu tidak lupa ke Rawa Pening, dan akhirnya kembali ke Kota
Semarang sempat mampir ke Lawang Sewu, saya dan kami pikir sudah selesai ketika
persiapan pulang dari Semarang menuju Jakarta. Tetapi rupanya tidak. Inilah
yang ingin saya sampaikan: Ketika segala sesuatu kita serahkan dalam terang
rancangan dan kasih Tuhan, maka Tuhan bahkan akan terus menambah-nambah dan
menyempurnakan kebaikan, keindahan dan kebahagiaan hidup kita. Ketika kami
sekeluarga tiba di bandara Soekarno-Hatta, Tuhan Allah menambah dan melengkapi,
ketika Ben putra kami dengan polosnya bertanya kepada petugas mobil kecil
panjang (sejenis mobil golf panjang) yang memang tersedia, “apakah kami boleh
naik ini?” Di sepanjang perjalanan yang cukup jauh jika berjalan kaki, menuju
pengambilan barang dan pintu keluar, (hanya) kami sekeluarga menikmati
kebersamaan tambah-tambah dapat menaiki mobil pengantar tersebut. Kelihatannya
sepele, namun bagi kami, itu luar biasa menambah dan melengkapi kebahagiaan kami.
Ketika kita mau percaya dan mau hidup
dalam terang kasih-Nya,
percayalah, Tuhan Allah akan menambah lagi segala
sesuatu jadi semakin baik! Ayat 11 perikop kita kali ini menasihatkan kita
untuk hidup kudus, juga dalam ayat 14 yang berisi janji bahwa langit dan bumi
akan diperbaharui lagi. Mengajak serta menegaskan umat di konteks Petrus dan
kini termasuk kita yang dosa-dosanya sudah diampuni dan mau berdamai dengan
Allah, akan aman dan pasti berbahagia.
Mari menyempurnakan kekudusan, dengan
hidup semakin benar
dan baik bukan hanya di hadapan manusia, melainkan juga di
hadapan Allah. Semua itu memerlukan ketekunan yang sebesar-besarnya. Siapa yang
hidupnya lalai, tidak akan pernah menikmati pengudusan dan kebaikan Tuhan (bandingkan
Yeremia 48:10). Sorga akan menjadi ganti rugi yang memadai atas segala
ketekunan dan kesetiaan kita. Oleh
karena itu, marilah kita berusaha dan berjerih payah dalam pekerjaan Tuhan. Berserah
dalam pekerjaan dan hidup yang sudah diberikan-Nya. Memberi kesempatan dan
waktu yang besar untuk berdoa dan menyerahkan segala perjalanan hidup kita
mengakhiri Tahun 2017 ini, semakin bertobat dalam menjalani Minggu-minggu Adven
kita, dan benar-benar menyambut keselamatan kita, dalam Natal 2017, juga
menyongsong Tahun Baru 2018, bahkan kedatangan-Nya kedua kali, pada akhirnya
Allah di dalam Terang Kasih Tuhan Yesus Kristus yang akan selalu
menambah-nambah kebaikan dan kebahagiaan hidup kita, menyempurnakan dan
menguduskan keselamatan kita. Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
06 Desember 2017
Salah satu pilihan terbaik untuk hadiah Natal & Tahun Baru
Salam damai dan kasih untuk semua.. Salah satu pilihan terbaik yang ibu, bapak dan sahabat-sahabat dapat beli utk dijadikan hadiah Natal & Tahun Baru kepada keluarga, jemaat/gereja, persekutuan, pendeta, komisi, rekan pelayan, guru, murid, teman-teman, kekasih, dan atau siapa saja.. apalagi yang tertarik mempelajari penyajian khotbah dan berbicara di depan umum. Buku dapat dibeli di semua Toko Buku Gunung Mulia se-Indonesia dan Toko Buku Gramedia se-JaBoDeTaBek. Terima kasih.. Selamat memasuki minggu-minggu Adven...
29 November 2017
28 November 2017
Refleksi Minggu pertma Desember 2017
Mazmur 80: 1-8
Terang Allah yang Memulihkan
foto: LT
Ketika doa dan perhatian kita tertuju Gunung Agung di Bali yang sudah
memasuki level awas, tiba-tiba kita semua menerima kabar bahwa banjir besar dan
longsor melanda Yogyakarta dan beberapa daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Korban
Terdampak meliputi 513 kepala keluarga wilayah Gunungkidul, 50 jiwa di
Panjatan, Kulon Progo, dan 899 jiwa wilayah Bantul.” Saat dikonfirmasi
oleh CNNIndonesia.com, BPBD Provinsi DIY menyebutkan bahwa dari bencana
banjir kali ini, untuk wilayah Kabupaten Gunung Kidul terdapat satu korban jiwa
dari Gedangsari. “Untuk [seluruh Provinsi] DIY, korban jiwa ada empat orang.
Tiga orang akibat longsor di Kota Yogyakarta dan satu orang akibat banjir di
Gunung Kidul,” ujar staf BPBD Provinsi DIY. (CNN Indonesia.com, 28/11/2017).
Di dimensi yang berbeda, namun sama-sama membutuhkan
pemulihan yang dari
Tuhan, adalah penderitaan yang dialami bangsa Israel saat dijajah bangsa Asyur
di konteks perikop Mazmur 80 kali ini. Asaf berdoa agar Israel (Efraim,
Benyamin, Manasye mewakili suku-suku Kerajaan Utara) dipulihkan Tuhan kembali,
dan pemazmur menegaskan bahwa hanya pengampunan Tuhanlah yang dapat melepaskan
mereka dari kesusahan tersebut. Pemazmur mengajak Israel untuk melihat bahwa
walaupun Israel memakan roti cucuran air mata dan meminum air mata yang
berlimpah-limpah (ayat 6), namun mereka tetaplah memiliki Allah yang sama.
Sekalipun mereka telah menjadi bahan olokan dan sasaran kejahatan (ayat 7),
namun Allah tetaplah berperan sebagai Gembala Israel. Dialah yang akan
menggiring dan memulihkan Israel (ayat 2). Pengharapan akan pemulihan dan
penyelamatan ini memiliki intensitas yang semakin memuncak, sebagaimana
ditekankan dalam refrein lagunya: "Ya Allah (ayat 4); Ya Allah
semesta alam (ayat 8); Ya Tuhan, Allah semesta alam, pulihkanlah kami,
buatlah wajah- Mu bersinar, maka kami akan selamat." Rintihan pilu
pemazmur adalah juga pengharapan akan pemulihan yang sedang Tuhan kerjakan,
janji untuk setia kepada jalan Tuhan, dan tekad untuk bersaksi demi Nama-Nya.
Mari terus dan semakin berharap-berdoa akan terang pemulihan
Allah
memberkati Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan semua daerah dan provinsi di
Indonesia. Namun yang lebih penting lagi adalah mari dari hal-hal yang paling
sederhana membagikan terang pemulihan Allah itu kepada orang-orang di sekitar
kita, juga khususnya kepada mereka yang sedang “gelap” karena gunung yang
sedang awas, atau banjir longsor, yang membuat mereka terpaksa mengungsi meninggalkan
rumah mereka, ketakutan, menangis, kedinginan-kelaparan dan sangat membutuhkan
pemulihan dari Allah melalui banyak orang lain, termasuk melalui kita bersama. Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
26 November 2017
Ben dan Buku aku
Terima kasih oh Tuhan.. Ini saat Ben Tobing (putraku) menemukan Buku aku yg terbaru berjudul "Bahasa Tubuh yang Terbuka dalam Penyajian Khotbah" di rak penjualan bagian Christianity @Toko Buku Gramedia, Central Park - Jakarta Barat. Buku aku ini bisa dibeli di Toko Buku Gunung Mulia (seluruh Indonesia), juga via online, dan di Toko Buku Gramedia (hanya JaBoDeTaBek). Terima kasih.. Doa dan salam kasihku utk ibu,bapak dan sahabat semua..
25 November 2017
Refleksi Minggu keempat November 2017
Matius 25: 31-46
Pengharapan bagi Mereka yang Menderita
foto oleh: LT
Perikop Matius 25:31-46 ini khususnya menekankan soal pengharapan. Pengharapan bagi umat Tuhan di konteks Matius yang sedang galau tentang keselamatan mereka, di tengah berbagai wujud keegoisan, pementingan kekayaan dan kerakusan bahkan kejahatan. Lalu bagaimana umat yang hidup baik setia melakukan firman-Nya tetapi miskin? Tidak memiliki apa-apa untuk dibagikan? Penulis Injil Matius menegaskan bahwa Kristus tetap mengakui mereka sebagai saudara-Nya (baca juga Ibr. 2:11).
Tuhan ingin kita dalam keadaan bagaimanapun, saling memberi bantuan dan pertolongan. Ia akan memperhitungkan kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain, sebagai kebaikan yang dilakukan untuk diri-Nya. Perhatikanlah, Kristus peduli masalah dan penderitaan yang dihadapi semua umat-Nya. Jika Kristus sendiri berada di antara kita, seberapa siapkah kita peduli menolong Dia? Ke dalam penjara misalnya, sesering apakah kita mengunjungi Dia dalam diri mereka yang dipenjara? Dia di dalam diri pasien-pasien di rumah sakit? Dia dalam diri anggota keluarga, jemaat dan para tetangga kita? Bahkan Dia dalam orang-orang yang lapar, haus, muskin dan menderita yang kita jumpai sehari-hari? Mari semakin menempatkan orang lain sebagai saudara, menghadirkan pengharapan bagi mereka yang menderita. Amin.
Pdt. Lusindo Tobing
Buku aku terbaru juga dapat dibeli di Toko Buku Gramedia Central Park, Jakarta Barat.
Terpujilah Tuhan...... Tadi saat bersama keluarga @Central Park Mall, rupanya buku aku yg baru, berjudul, "Bahasa Tubuh yang Terbuka dalam Penyajian Khotbah" sudah tersedia. Bisa didapat-dibeli di Toko Buku Gramedia Central Park Mall, salah satu Toko buku Gramedia yang sangat besar di Jakarta. Sila dibeli dan semoga bisa menjadi salah satu hadiah Natal terbaik (tahun 2017) untuk diberikan kepada pendeta, rekan pelayan, teman umat/jemaat, dosen, guru, teman mahasiswa, murid-murid, atau juga untuk anggota keluarga, saudara, kekasih dan sahabat-sahabat yang dicintai-kasihi..
23 November 2017
Langganan:
Postingan (Atom)