Diutus Dalam Karya Pendamaian Kristus (Kolose 1: 15-23)
“…dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus” (Kolose 1: 20)
“…dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus” (Kolose 1: 20)
Rasul Paulus menegaskan tujuan kedatangan Tuhan Yesus Kristus adalah memulihkan keretakan hubungan akibat dosa antara Allah dan manusia. Dengan pengorbanan darah dan tubuh Kristus yang disalibkan. Di satu sisi memberi kita rasa aman, memastikan bahwa kita bukan lagi musuh Allah. Refleksi yang lebih kuat adalah pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib bukan saja ditawarkan kepada semua manusia, melainkan juga kepada seluruh ciptaan (baca dan maknai lagi ayat 20). Tetapi di sisi lain memunculkan tantangan: Bagaimana dengan respons kita? Paulus mengingatkan bahwa dunia tidak jahat. Dunia adalah milik Allah (termasuk kita di dalamnya) yang seharusnya ikut ambil bagian di dalam misi pendamaian seluruh alam semesta.
Selamat memasuki Sakramen Perjamuan ibu, bapak dan saudara/i semua. Dalam pendamaian yang telah diawali oleh Tuhan Yesus Kristus, mari kita siap diutus. Bukan diutus untuk disalib secara harfiah. Namun kita bersedia “menyalibkan” berbagai kebiasaan buruk, kesombongan, iri dengki, hawa nafsu, kemarahan, kebencian, permusuhan dan berbagai perbuatan yang meretakkan hubungan kita dengan Allah, dan dengan manusia, serta semua ciptaan. Mari diutus untuk lebih mengasihi, memaafkan, peduli, berbagi dan menolong siapa saja sebagai wujud memulihkan kehidupan bersama. Hal ini juga ditekankan Paulus, salah satunya sebagai “serangan balik” kepada kaum Gnostik yang mengajar-memandang dunia sebagai sesuatu yang jahat dan tidak bisa lagi diperbaiki.
Kehidupan bisa diperbaiki, dipulihkan dan diselamatkan. Itikad Allah mendamaikan manusia dengan diri-Nya sendiri dalam Tuhan Yesus Kristus, membuktikan bahwa kasih-Nya tiada terbatas, selalu ada, tidak pernah terlambat dan bahwa pendamaian itu berlaku untuk seluruh alam semesta. Pendamaian Kristus. Pendamaian yang sempurna. Amin.
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar