Jadilah Murid KRISTUS yang Mewujudkan Contoh/Teladan (I Timotius 1: 12-17)
“Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.” (I Timotius 1: 16)
Paulus dulu bernama Saulus. Sebelum menjadi Rasul-Nya, saat masih sebagai Saulus ia jahat mengejar para pengikut Kristus untuk dianiaya bahkan membunuh mereka. Kemurahan Kasih Allah kepada Saulus menjadi Paulus memberikan kita teladan kasih dan semangat untuk memberitakan Injil kepada semua orang. Teladan dari Allah yang memberikan kemurahan dan panjang sabar serta kesempatan kepadanya untuk bertobat, menjadi murid dan bahkan pelayan Kristus yang luar biasa.
Kini dalam di suratnya (yang menjadi konteks bacaan serta perenungan kita bersama), Rasul Paulus tidak perlu menguraikan doktrin-doktrin secara terinci bagi Timotius, tetapi Paulus kemudian menguatkan iman dan mendorong semangat pelayanan Timotius dengan suatu keteladanan yang hebat: Paulus menyajikan kontras yang dramatis di antara ketidaklayakannya dengan kemurahan Kristus, dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya (baca ulang dan maknai Nats ayat 16).
Semua itu diteruskan Paulus melalui keteladanannya sebagai murid Kristus, berwujud pelayanannya ke banyak tempat dan banyak tulisan suratnya yang mengisi Alkitab. Paulus seperti ingin mengatakan kepada Timotius juga semua murid dan pelayan-pelayan Kristus (termasuk kita sekaran kini) bahwa, “Jika Tuhan menyelamatkan aku, orang yang pernah lebih buruk daripada yang lain, maka tidak ada yang perlu putus asa; dan kamu bisa yakin bahwa Tuhanku bisa memampukan kamu juga.”
Mari kita setia menjadi umat, menjadi murid dan sekaligus menjadi pelayan-pelayan Kristus dengan memberikan contoh dan teladan kepada orang lain, khususnya bagi “Timotius-Timotius jaman now”kepada generasi berikutnya.
Seperti Rasul Paulus melakukan pengaderan melalui keteladanan, marilah kita setia berjuang mewujudkan keteladanan atau layak menjadi contoh melalui perkataan, tulisan, komunikasi kita di sosial-media, khususnya melalui sikap melayani dan tingkah laku perbuatan penuh kasih nyata, setiap waktu. Amin.
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar