02 September 2009

refleksi minggu pertama September 2009

Markus 7: 24-37
BAIK
“Ia menjadikan segala-galanya baik” (Markus 7: 37)

foto: Kompas


Gempa mengguncang kita lagi. Tepatnya hari Rabu lalu (2/Sept/09) sekitar pukul 14.55 yang berpusat di kedalaman 30 kilometer di bawah dasar Samudra Indonesia, dari 142 km barat daya Kabupaten Tasikmalaya dan terasa di Jawa, Bali hingga Sumatera. Akibatnya jatuh korban. 39 orang tewas, puluhan lainnya tertimbun longsor dan seribu-an rumah dan bangunan lain roboh rusak. Mari “mendengar” suaraNya lewat kekuatan fenomena alam ini. Dan jika kita dan keluarga boleh diselamatkan dari gempa, mari dengarkan rintihan mereka yang rumahnya roboh, anggota keluarganya terluka, tertimbun longsor, bahkan ada yang tewas.

Seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang kedatangan Tuhan Yesus ke daerah Tirus, lalu datang dan tersungkur di depan kakiNya. Penulis Injil Markus bahkan terperinci menyatakan bahwa perempuan itu adalah orang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Seorang yang berbahasa Yunani, non-Yahudi dan seorang penyembah berhala. Katanya, “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Mendengar jawaban yang menunjukkan kesungguhan iman seperti ini, Tuhan Yesus saat itu juga menyembuhkan anaknya.

Ketika melanjutkan perjalananNya ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Kembali Dia didatangi mereka yang membawa seorang tuli dan gagap, memohon kepadaNya supaya Ia meletakkan tanganNya atas orang itu agar disembuhkan. SabdaNya, “Efata!” (dari bahasa Aram: “Ephphatha”), artinya “Terbukalah!” Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya , lalu ia berkata-kata dengan baik.

Refleksi kita: mari memiliki telinga hati yang terbuka saudaraku, yang rindu mau mendengar suara Tuhan bahkan di balik getaran dan guncangan gempa 7,3 skala Richter sekalipun. Takutlah akan Tuhan dan sembahlah Dia lebih lagi. Dengarkan juga suara butuh pertolongan saudara sebangsa setanah air yang menjadi korban. Bantu mereka. Mari kita lakukan kebaikan, membagikan Cinta Kasih Tuhan Yesus untuk mereka. Mujizat-mujizat tadi terjadi di kawasan non-Yahudi, menandai bahwa jangkauan pelayanan Injil Yesus adalah universal. Mari lebih berani dan ahli melakukan kebaikan bagi sesama. Karena Ia menjadikan segala-galanya baik. Amin.


Pdt. Lusindo Tobing