01 Oktober 2010

refleksi minggu pertama Oktober 2010


LAKUKAN APA YG HARUS DILAKUKAN

Lukas 17: 7-10


Namanya juga hamba..
Ya lakukan tugasnya, kemudian selesai!
Tidak ada embel-embel apapun.

Tentu ada bayaran, gaji atau upah atau apapun istilahnya
Namun lewat perikop kali ini, Tuhan Yesus mengulang lagi
Arti dan makna “tugas”, tepatnya tugas pelayanan kita masing-masing
Kepada Tuhan
Dan yg kita wujudkan lakukan kepada sesama
Bersama-sama rekan dan teman2 pelayan lainnya.

Yesus, sebagai Tuhan dan guru, menegaskan kepada para muridNya dan
Semua orang-orang yg mengikuti dia
Juga kepada saya dan anda kini,
Betapa kita harus sadar sesadar-sadarnya bahwa
Kita ini ad hamba dan Tuhan ad tuan kita
Dan ketika seorang hamba selesai melakukan tugasnya, ia sama sekali tidak punya hak mengharapkan lebih dari upahnya biasa.
Dan ia tetaplah “tidak berguna”
Tidak akan menerima ucapan “terima kasih” dari tuannya
Belum lagi masih disuruh menyiapkan makanan, melayani tuannya. Setelah itu si hamba tersebut baru boleh makan juga minum .
Apalagi pujian atau kebanggan dari tuannya kepada diri si hamba, ah ngga ada!

Inilah semua cara Tuhan Yesus mengajar semua murid dan pengikutnya
Sekali termasuk dan khususnya saya dan anda
Bahwa jangan pernah ada yg tergoda utk bangga atas pekerjaan iman dan pelayanan bagi Allah yg kita nyatakan kepada sesama yg membutuhkan

Ayat terakhir, ayat 10, secara penuh kita kutip dgn kuat memerintahkan berfirman:
“..demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”

Sungguh, indah sekali refleksi ajaranNya kali ini..
Ayat2nya tidak terlampau banyak, namun dari ayat 7 hingga ayat 10
Tuhan Yesus benar2 kuat menekankan pentingnya untuk kita tetap rendah hati
Tidak mencuri kemuliaan rancangan dan karya Allah atas kita dan atas dunia
Sekali lagi, Dia adalah Bos
Allah adalah perancang, pelaksana dan pemilik dari segala sesuatu di jagad raya
Termasuk saya dan anda di dalam kekuasaanNya
Dan
Kita adalah hamba
Kita hanyalah alat di dalam seluruh rancang hingga pelaksanaan penggenapan proses penyelamatan Allah atas manusia dan dunia

Teman2 yg mau rendah hati..
Mari
Lakukanlah apa yang memang harus kita lakukan

Katakan “ya” sama Tuhan
Sungguh-sungguh melakukan pelayan Kasih.. tiap hari tiap waktu
Jangan lelah, jangan berhenti dan jangan ngedumel.. sungut-sungut!
Lakukan
Sekali lagi lakukan!!

Dan jangan cari2 atau mengurusi bagian orang lain bahkan hamba yg lain

Apa yg menjadi “bagian” kita dari Tuhan, lakukan sebaik-baiknya!

Jangan punya iman hanya teori aja..
Jangan hanya omdo –omong doang- tentang Kasih
Dan jangan cuma bisa ribet dengan pamrih, kepentingan ego dan nafsu diri sendiri
Tapi di atas semua itu.. perbuat, wujudkan, lakukan!

Iman harus berbuat
Kasih itu harus bertindak
Dan eksekusi dalam namaNya adalah memberi, memberi dan memberi
Dengan sebaik-baiknya dan terus lebih indah bagi sesama manusia
Dan harum wangi naik ke hadapan kemuliaan Allah

Lakukan apa yg harus dilakukan..! :)



tulisan & foto: lusindo tobing

27 September 2010

refleksi minggu keempat September 2010


LAZARUS & NEUES

Lukas 16: 19-31


Lazarus tu miskin..
Neues tu kaya

Tapi

Lazarus tu saleh..
Neues tu angkuh

Sehingga

Lazarus tu masuk sorga…….
Neues tu masuk neraka.


Bukan berarti utk masuk sorga ya harus miskin, juga demikian sebaliknya..

Tapi yg dimaksud Tuhan Yesus dengan kisah perumpamaan ini adalah siapapun, sekali lagi siapapun! (kaya/miskin, sehat/kurang sehat, gagah/lemah, laki2/perempuan, tua/muda, dstnya..) yg hidupnya saleh spt yg dilakukan Lazarus semasa ada di dunia fana.. maka:
Sorga kekal adalah tempatnya!

Di perikop kita kali ini bahkan Lazarus digambarkan dipangku atau berada di pangkuan Abraham, bapak bangsa Yahudi dan sahabat Allah.
Seperti arti nama “Lazarus” = “dia yg ditolong oleh Allah”
Mendapatkan tempat terhormat di sorga
Menikmati damai sejahtera yg abadi…

Tapi Neues?? Alam maut jadi bagiannya
Mendapatkan tempat siksaan tiada henti
Menikmati sengsara yg abadi…

Ini bukan sekadar pilihan teman2…
Ini soal keputusan!
Sudah banyak dan sudah sejak lama, bahkan sumber2 Mesir juga Yahudi memberikan kisah2 serupa dgn kisah Lazarus-Neues ini
Dunia sekarang yg kita jalani dgn dunia nanti yg akan kita jalani
Sesungguhnya, ini soal konfirmasi iman kita bahwa:
Keputusan Allah atas manusia tidak dapat diubah, pun dikurang/ditambah!

Yg lebih menarik, di dunia akan datang (akhirat) dalam kisah firman ini, ketiga tokoh tetap bisa berkomunikasi
Tetap ada jalinan
Tetap bisa berhubungan walau hanya dengan lisan bicara
Namun sekali lagi, tetap tidak bisa mengganggu gugat keputusanNya

Di dunia lomba seni, kita mengenal “keputusan juri tdk bisa diganggu gugat”
Mungkin kalikanlah hal ini beribu-ribu kali lipatnya.

Kehidupan adalah harapan
Harapan apa?
Harapan menuju kehidupan berikutnya, tentu keinginan kita ad Sorga.

Namun kehidupan menuju sorga, itu harus dilakukan mulai sekarang
Hari ini, saat ini, putuskanlah untuk kita real menyatakan Kasih tiap waktu
Mengasihi khususnya bagi begitu banyak lazarus-lazarus, orang2 yg sengsara
Menderita..!

Jadilah kaya raya –duniawi, khususnya sorgawi-
Tentu dgn doa dan usaha yg baik juga benar
Diberkati dan sadar semuanya adalah kasih karunia Allah.
Tetapi mari, awali dasari dan gumul perjuangkan dan biarlah kian disempurnakanNya hidup kehidupan kita dengan Kasih. Ya, dengan setia memberi kelegaan, bantuan juga pertolongan kepada yg membutuhkan.

Jangan memutuskan hubunganmu dgn Tuhan
Selama kehidupan
Khususnya selama kita ada hidup didunia, sekarang, tiap hari.
Alami kehadiranNya
Nikmati Kasih dan berkat2Nya
Bagikan.. beri.. share-kan doa, harta, talenta, kekuatan, jabatan, usia, kebaikan, pertolongan dan bantuan kita
Persilakan Allah mengubah hati kita
Sehingga kita mau “nyebrang”
Meninggalkan segala yg ngga baik, ngga benar
Mengubah menjadi baik dan lebiiihhh lagi benar, hati juga pikiran dan seluruh karakter
Menjadi penuh Damai Kasih rindu menjadi garam dan terangNya di dunia
Kepada sesama
Terlebih yg sengsara.
Karena nanti…
Di hidup berikutnya, hidup setelah meninggal dunia kita
Allah tetap mau menjalin hubungan dengan kita
Tetap mau nyambung, tapi… ini terpenting… ngga ada jembatan atau tempat utk kita bisa “nyebrang” dari buruk ke baik.
Allah ngga akan lagi mengubah akan keputusan2Nya ttg Keselamatan Yang Sempurna.

Mau damai bahagia sejati? Bersedialah jadi seperti Lazarus.. :)



tulisan & foto: lusindo tobing