30 Maret 2010

refleksi minggu keempat Maret 2010




Lukas 19: 28-40


SEDERHANA



Yesus naik keledai muda.
Keledai muda itu khan berarti anak keledai!?

Dari sebuah kampung, disebut dekat Betfage dan Betania.
Ia memilih “transportasi” yg dianggap kecil dan lemah itu untuk
Menuruni Bukit Zaitun seterusnya memasuki sebuah kota,
Yerusalem.

Pilihan pertama adala kampung baru ke kota
Dan pilihan pasti satu2nya kendaraan adalah keledai muda.

Sebuah teladan untuk kita s e d e r h a n a.

Kampung adalah perlambangan dari hal2 kecil ke besar
Keledai muda melambangkan ati tulus, murni dan tanpa pamrih

Sederhana itu teladan Tuhan Yesus
Sederhana itu mulai dari yg kecil menuju besar
Sederhana itu jujur dan tulus
Sederhana itu wajar tetapi serius
Sederhana itu kekuatan dariNya
Sederhana itu menguatkan
Sederhana itu mempengaruhi
Sederhana itu ngerem
Sederhana itu menikmati dan mensyukuri segala berkat
Sederhana itu diterima semua pihak sesama
Sederhana itu mencintai, mengampuni, menerima, menghargai dan benar2 mengasihi...
Sederhana itu tenang walau seribut dan sesulit apapaun terus setia membagi berkat kasih karunia Allah bagi orang-orang lain, khususnya mereka yg terdekat dengan kita di keseharian.


Keterangan berikutnya lebih menarik: “.. yg belum pernah ditunggangi orang.”
Jangan pernah ada yg menunggangi hidupmu..
Anda dan saya ini milik Tuhan
Tuhan menciptakan kita merdeka bebas, sungguh amat baik
Dan Dia Tuhan yang dengan rendah hati tadi memilih keledai muda (anak keledai tadi),
bukan memilih naik kuda!
Juga tidak dengan memakai jubah kebesaran tertentu, tanda atau pangkat atau
Bukti2 pengakuan, penghormatan dan pemujian dunia di pakaiannya.
Tapi apa adanya..
Sederhana.

Sekali lagi, sadari dan jangan pernah mau hidupmu ditunggangi.
Ditunggangi apapun juga!
Jangan mau ditunggangi kesombongan, nafsu serakah dan kedanginganmu
Sebaliknya jangan rela ditunggangi kerendahan dirimu yg kebablasan,
Waspada kita bis ajatuh ke merendah2kan diri (bukan rendah hati) tetapi
Sesungguhnya ada “udang di rempeyek” untuk meninggi-ngiikan diri!
Apalagi..
Jangan beri kesempatan si iblis menunggangi hidup kita, waktu kehidupanmu bahkan tubuh kita.
Satu2nya sosok yg boleh dan harus “menunggangi” atau menguasai kita hanyalah boleh Tuhan saja.
Ayo sederhana…
Sederhana itu tidak ditunggangi apapun siapapun!

Sehingga kita boleh layak menerima puja dan puji dunia.
Bukan untuk gagah hormat kita.
Namun semua kebanggan pemujian, peninggian dan pemuliaan untukNya
“Diberkatilah Dia yang dating sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi.” (ayat 38, mohon baca juga Mazmur 118: 26)


Segala waktu dan kesempatan hidup, nafas hidup atau Nefes, tubuh kita, juga semua yg bisa kita nikmati dan miliki, itu dari dan akhirnya hanya untuk kembali bagi kemuliaan Tuhan saja.
Sesederhana itu.

Walau sulit melakukannya..

Karena saat itu, beberapa orang Farisi berkata kepada Yesus” “Guru, tegorlah murid-muridMu itu.” (ayat 39) Maksudnya supaya Yesus menyuruh para pengikutNya dan semua orang banyak yang mengelu-elukan Dia itu untuk diam.

Tapi coba renungkan dgn dalam, apa jawaban Yesus: “Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.” Woww luarbiasa!
Jadi benar2 tidak boleh dan tidak bisa ada yang menggagalkan rencana Allah. Menahan-nahan atau sekadar memperlambatpun tidak akan ada yg bisa.
Semua yg terjadi sudah dinubuatkan (disabdakan Allah akan terjadi) dan rupanya pasti terjadi. Termasuk khususnya peristiwa Yesus dielu-elukan di Yerusalem.
Dari jawabanNya tadi, jika sampai tidak ada manusia yang akan turut dlm rancanganNya untuk Tuhan Yesus dielu-elukan, dipuji, disembah dengan sukacita bahagia kebanggaan secara iman. Maka benda2 matipun, ciptaan Tuhan lainnya bisa dipergunakan mengagungkan Dia. Alam semesta berada di bawah kakiNya dapat dipakai untuk berteriak, protes menegur kita manusia juga sekaligus berteriak mengajak kita mengagungkanNya, “Hosana…!”


Ketika kita sederhana, Allah tidak akan diam.
Allah yang memiliki semuanya itu akan memakai waktuNya, caraNya dan orang atau pihak manapun untuk membantu dan menolong kita.
Tidak akan ada yang mampu mengganggu gugat damai sejahtera kita.

Maka..
Yang sederhana itu akan melahirkan banyak hal besar, hebat mulia dan luarbiasa
Kapanpun, sedang situasi kita bagaimanapun dan di manapun, kita siap dilawat oleh Tuhan (coba baca deh ayat terakhir, 44).
Tidak seperti Yerusalem. Tidak siap ketika Allah melawat kota itu.
Orang yg tidak sederhana, tidak bakalan jadi saluran berkatNya!!

Tapi orang yg sederhana?
Melihat realitas sebagaimana adanya
Lalu dipakai Tuhan
Menjadi saluran berkat dengan real, nyata!

Karena sederhana itu tenang damai
Sederhana itu kaya (iman)
Sederhana itu siap, selalu Ya pada Tuhan

Tenang, kaya dan siap saat Dia melawat kita
Tenang, kaya dan siap untuk Tuhan Yesus menjadi Tamu
Bahkan Tamu Yang Tetap dalam tiap dimensi dan fenomena kehidupan kita.
Tenang, kaya dan siap mengelu2kan menyembah memuji Dia selalu
Tenang, kaya dan siap menjamu Tuhan Yesus dengan.. menjamu sesama
Khususnya mengasihi, peduli dan hadir membantu mereka yg letih lesu berbeban berat

Air KehidupanNya itu mengalir sampai kepada mereka semua..
Melalui kita.
Melalui kesederhanaan

Bahagia.. dan membahagiakan...

Sederhana :)



Pdt. Lusindo Tobing