27 April 2017

Refleksi Minggu kelima April 2017



Kisah Para Rasul 2: 36-41


Digerakkan oleh Kuasa Kristus


Khotbah yang disampaikan Petrus kepada semua orang di Yerusalem (baca kembali ayat 1), membuat hati mereka sangat terharu. Mereka tersadar sudah berperan dalam kematian Kristus. Petrus mendakwakan kejahatan itu kepada mereka, menggugah mereka, menjamah hati mereka. Mereka merenungkan semua peristiwa itu seperti pedang di tulang-tulang mereka, pedang itu menusuk mereka seperti mereka sudah mencambuk, memaku dan menusuk Kristus.

Inilah yang dinamakan hati yang koyak, hati yang patah dan remuk (Mzm. 51:19). Apabila orang sungguh-sungguh menyesali dosa-dosa mereka, dan malu dengannya, dan takut akan akibat-akibatnya, hati mereka tertusuk. Tusukan di dalam hati itu mematikan, dan di dalam kegundahan-kegundahan itu (ujar Paulus) aku mati (Roma 7:9-10). Lalu mereka bertanya, Apakah yang harus kami perbuat? Dalam kebulatan hati, mereka bertekad untuk tidak menunda agar terhindar dari kesengsaraan yang akan menimpa mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang insaf akan dosa mereka dengan gembira ingin mengetahui jalan untuk mendapatkan damai sejahtera dan pengampunan.

Mari tertusuk dan malu di hati kita masing-masing. Seperti orang-orang di Yerusalem pada konteks perikop ini, mereka mau  mendengar suara teguran Allah, melalui khotbah Petrus, menyesali perbuatan mereka dan sangat terharu. Dengan mengingat semua kesalahan dan dosa dalam sikap, ucapan mulut dan perbuatan-perbuatan kita, mari insaf, danseperti hati kita ditusuk-tusuk sehingga koyak, patah dan remuk!
 
                                                                                                                                            Foto oleh: Natasya "Caca" Tobing
 
Mari bertanya kepada Tuhan Allah, “apa yang harus aku perbuat?” (ayat 37) Atau bahkan bertanya, “apa yang belum aku lakukan dan persembahkan bagi keluhuran dan kemuliaan-Mu Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus?” Hati kita akan lebih terbuka, tenang-damai karena diampuni Juruselamat, gembira sebab diberi petunjuk oleh Allah, dan dikuatkan Roh-Nya untuk melakukan kebaikan kepada sesama manusia, kebaikan kasih yang lebih baru dan lebih banyak. Amin.


Pdt. Lusindo Tobing