24 April 2013

refleksi minggu keempat April 2013




Wahyu 21: 1-6


TETAP BERPENGHARAPAN








Mari nyanyikan penggalan awal lagu Kidung Jemaat No.278 ini, “Bila sangkakala menggegap dan zaman berhenti, fajar baru yang abadi merekah; bila nanti dibacakan nama orang tertebus, pada saat itu aku pun serta.”  Sungguh indah bukan? Sungguh berpengharapan!

Pengharapan yang termaktub dalam perikop kita kali ini, bahkan bukan sekadar satu atau dua hal yang diperbarui, melainkan baru total. Transformasi total meliputi berbagai aspek. Bumi baru berarti kemanusiaan tidak lagi dibelenggu dosa, penderitaan, dan maut (ayat 3-4). Langit baru berarti tidak ada lagi penghalang komunikasi umat dan Allah. Yerusalem baru yang akan turun dari surga adalah pengharapan semua umat yang telah ditebus oleh darah Kristus sehingga layak menjadi pengantin perempuan-Nya.



Dalam kesempurnaan surgawi, laut yang melambangkan perubahan dan kuasa kekacauan tidak akan ada lagi. “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi” (ayat 1). Mari tetaplah hidup dalam pengharapan hadirnya langit dan bumi yang baru. 

Setia sampai kesudahan segala sesuatu, menikmati kegenapan dan kepenuhan janji Kerajaan Surga. (nyanyikan Refrein KJ. 278 tadi) “Bila nama dibacakan.. bila nama dibacakan.. bila nama dibacakan... pada saat itu aku pun serta.”  Amin.






tulisan & foto:  Lusindo Tobing.