25 Oktober 2011

refleksi minggu kelima Oktober 2011


KELUARGA PEMIMPIN SEJATI

Matius 23: 1-12


Di perjalanan hidup keluarga kita selama ini. Khususnya di tiap ibadah, doa keluarga, juga khususnya saat teduh, saling sharing, bersama belajar di Pendalaman atau pemahaman Alkitab (PA) tiap keluarga juga kelompok kecil, jemaat umat dan di hidup sehari-hari dengan banyak orang yang kita lakukan, sudahkah hati kita “dibongkar”Nya? Maksudnya, diubah dan dipulihkan dari dalam hati menjadi lebih baik. Lebih saling mengerti satu dengan yang lain. Lebih peduli antar anggota keluarga. Lebih mau mengasihi dengan melayani dan menjadi keluarga yang benar-benar tulus mempersembahkan yang terbaik bagi kemuliaan Allah.

Ketika kita dan keluarga kita berhasil terus setia mempersembahkan yang terbaik. Maka itu akan terwujud bagi lingkungan lebih luas, bagi gereja, sesama, bangsa negara dan kehidupan. Peduli kepada penderitaan tetangga juga sesama, mau tulus mengasihi mereka yang membutuhkan, menolong yang perlu pertolongan, membantu yang perlu dibantu, melakukan yang baik dan benar dalam kehidupan masyarakat dan tidak pernah lelah menempatkan kepentingan bersama jauh lebih utama dari kepentingannya sendiri. Keluarga yang mengkondisikan lahirnya pemimpin.

Dan Tuhan Yesus Kristus “membongkar” topeng kebohongan mereka (kaum Farisi dan Ahli Taurat) yang menganggap dirinya pemimpin, padahal sama sekali tidak. Pemimpin sejati adalah pemimpin yang takut akan Tuhan dan memberlakukan FirmanNya. Sehingga terbiasa melakukan apa yang dikatakan dan diajarkannya (baca lagi ayat 3). Tidak hanya pandai mengikat beban-beban aturan, peraturan dan hukum lalu menaruh semua beban itu di pundak orang lain, tetapi tidak untuk dirinya (baca jug ayat 4). Pemimpin sejati adalah pemimpin yang memberi perintah, dan ketika perintah itu dilakukan maka orang yang melakukannya tidak merasa dipaksa atau terpaksa. Pemimpin yang rendah hati walau hingga berjabatan tinggi. Pemimpin yang selalu memperhatikan kepentingan orang lain dan orang banyak. Pemimpin yang melayani (baca ulang ayat 5-12). Pemimpin yang roh kepemimpinannya adalah benar-benar Roh Mengasihi.

Mari kita hidup nyata menjadi komunitas atau khususnya keluarga yang berkecenderungan menjadi tempat asal lahirnya pemimpin-pemimpin seperi itu. Keluarga pemimpin sejati! Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing.