05 Februari 2013

refleksi minggu kedua Februari 2013



Lukas 9: 37-43



YESUS SANG PENYEMBUH

Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya. (Lukas 9: 42)




Peka terhadap kebutuhan seorang ayah yang memohon kesembuhan anak tunggalnya. Ayat 41 jelas mencatat perkataan Yesus kepada para muridNya: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!"

Karena sebelumnya si-ayah sudah meminta murid-murid menyembuhkan anaknya. Tetapi kecewa, anak itu masih terus kesakitan dikuasai roh jahat. Setelah menegur para murid tadi, Yesus minta anak itu dibawa kepadaNya. Saat mendekat, roh jahat yang ada di dalam membanting-banting tubuh anak tersebut. Melihat hal ini, Yesus langsung menghardik roh jahat tersebut dengan tegas (baca kembali ayat 42).  Dan seketika itu juga, keluarlah si jahat dan anak itu menjadi sembuh!

Satu perintah dari Yesus mampu mengusir roh jahat yang sekian lama menyengsarakan hidup si anak. Ini membuktikan bahwa Yesus memiliki otoritas atas segala kuasa yang ada.  Dia adalah Penguasa semesta alam. Hingga bagian awal ayat 43 menceritakan bahwa semua orang yang menyaksikan penyembuhan karya agung Yesus itu, serentak memuji kuasa kebesaranNya.

Mari percaya dan bahkan terus lebih percaya bahwa: Yesus Kristus adalah Tuhan, Tuhan Sang Penyembuh! Amin



 tulisan & foto: Lusindo Tobing.

refleksi minggu pertama Februari 203


1 Korintus 13: 1-13
  


BAHASA KASIH TUHAN DAN MANUSIA

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. ( 1 Korintus 13: 13)






 Perikop FirmanNya kali ini ditutup dengan kata pengajaran yang sangat kita kenal, "dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (akhir dari ayat 13).

Namun sesungguhnya, keseluruhan bagian ini menggambarkan kasih sebagai suatu kegiatan dan kelakuan. Kasih itu berbuat. Kasih itu melakukan. Kasih itu melayani dengan nyata. Bukan hanya pengetahuan, perasaan batin atau sekadar motivasi. Segi-segi kasih yang beraneka ragam dalam ayat-ayat ini (khususnya ayat 4-7) menunjukkan sifat asli Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Puas hanya melakukan "kegiatan keagamaan" belum tentu menyenangkan hati Allah. Berkata-kata dengan "bahasa roh", bernubuat, mempunyai pengetahuan tentang iman yang sempurna, namun sangat miskin melakukan kasih Kristus dan kebenaran Allah untuk sesama manusia. Itu "sama sekali tidak berguna" di pemandangan Allah! Kerohanian dan pernyataan iman seperti itu hampa (baca ulang ayat 1-2) dan tidak akan memiliki tempat yang sesungguhnya dalam kerajaan-Nya (bandingkan 1 Kor 6:9-10).

Yang terpenting ialah Kasih Allah diungkapkan melalui berbagai perbuatan kita yang tidak menyakiti orang lain. Bertekun setia mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Sehingga pada dasarnya, kita semua, apapun suku, ras, bangsa bahkan agama apapun. Kita hidup menghidupi hanya dalam satu bahasa universal: Bahasa Kasih. Amin.




tulisan & foto: Lusindo Tobing.