23 Februari 2011

refleksi minggu keempat Februari 2011


RENDAH HATI

Mazmur 131


Cukup banyak tinggi hati. Tetapi sedikit sekali rendah hati. Sehingga banyak pihak saling menyalahkan, saling meremehkan. Perseteruan pertikaian tidak bisa dihindari, bahkan kekerasan terjadi dan terjadi lagi. Intoleransi kembali menguak. Itu semua karena apa? Karena ada pihak atau golongan yang minimal merasa atau kemudian meyakini dan menempatkan diri mereka “lebih” dari yang lain. Lebih banyak, lebih suci bahkan yang bahaya lagi lebih baik dan layak. Dan semua itu terjadi karena terlalu banyak tinggi hati!

Mari rendah hati saudara. “Ampuni kami Tuhan, ampuni aku Tuhan, atas segala kesombonganku, aku rindu rendah hati”, nyatakan itu lebih sering, jujur dari hati ke hadapanNya. Seperti pengakuan juga kerinduan hati Daud di nyanyian ziarahnya kali ini,”Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong..” (ayat 1a). Sebuah kesungguhan melakukannya karena hati Daud -juga hati dan hidup kita-
benar-benar dibersihkan dari berbagai kesombongan kemudian jadi tahir.

Menjadi tenang dan damai sekali. Tidak selalu mengandalkan kedagingan kita, bahkan tidak melulu tergoda memuaskan nafsu manusia duniawi kita yang bisa membawa saling menyakiti, kehancuran dan maut. Terlebih di tengah kemajemukan agama, bahkan pluralis keberagaman pemeluk agama. Dengan kekuatan Roh Allah Yang Maha Tinggi, sekaligus Roh rendah hati. Menerima kemajemukan tadi, mengakui keberagaman bahkan saling mengisi menolong di tengah perbedaan.

Sesulit bagaimanapun, selamanya bersyukur sungguh, merayakan kemajemukan apapun dengan siapapun, hidup mengasihi sesama dengan rendah hati. Amin.




tulisan & foto: Lusindo Tobing